Pilpres 2019
Bakal Minta Maaf ke Mbah Moen dan Keluarga, Ini 10 Pernyataan Lengkap Fadli Zon soal Puisinya
Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon memberikan pernyataan dan akan meminta maaf kepada KH Maimoen Zubair atau Mbah Moen terkait puisinya
Penulis: Damanhuri | Editor: Damanhuri
Bakal Minta Maaf ke Mbah Moen dan Keluarga, Ini 10 Pernyataan Lengkap Fadli Zon soal Puisi 'Doa yang Ditukar'
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon berencana menemui KH Maimoen Zubair atau Mbah Moen.
Politisi Partai Gerindra Fadli Zon berencana bertemu Mbah Moen dan keluarga dalam waktu dekat setelah puisinya yang berjudul 'Doa yang Ditukar' menjadi polemik.
Dalam tulisannya, Fadli Zon menegaskan jika puisi berjudul 'Doa yang Ditukar' tidak sama sekali ditujukan untuk Mbah Moen.
Menurut Fadli Zon, ada pihak yang sengaja menggoreng pusinya itu sehingga menjadi fitnah terhadap dirinya.
Ia juga menyatakan sangat menghormati Mbah Moen, oleh karena itu, ia meminta maaf apabila membuat Mbah Moen dan keluarga tidak nyaman, atas dampak yang ditimbulkan oleh memanasnya suasana politik saat ini.
Fadli mengungkapkan jika dirinya difitnah sebagai orang yang telah menyerang Mbah Moen lewat puisi yang ia buat.
Pernyataannya itu ditulis Fadli Zon lewat akun twitternya Minggu (17/2/2019).
Berikut ini pernyataan lengkap Fadli Zon mengenai hal tersebut.
"Puisi sy, “Doa yang Ditukar”, hingga hari ini terus digoreng oleh pihak-pihak tak bertanggung jawab untuk menyebarkan fitnah dan memanipulasi informasi.
Sy difitnah sbg telah menyerang K.H. Maimoen Zubair melalui puisi tsb. Tuduhan tsb sangat tidak masuk akal, mengingat sy sangat menghormati K.H. Maimoen Zubair dan keluarganya.
Untuk menghindari agar fitnah tsb tak dianggap sbg kenyataan, saya merasa perlu untuk menyampaikan klarifikasi tertulis sbg berikut:
1) Sy sangat menghormati K.H. Maimoen Zubair, baik sbg ulama, maupun sbg pribadi yg santun dan ramah. Beberapa kali sy bertemu dengan beliau. Beberapa di antaranya kebetulan bahkan bertemu di tanah suci Mekah, di pesantren Syekh Ahmad bin Muhammad Alawy Al Maliki, di Rusaifah.
2) Di tengah pembelahan dikotomis akibat situasi perpolitikan di tanah air, sy sllu berpandangan agar penilaian kita thdp para ulama sebaiknya tdk dipengaruhi oleh penilaian atas preferensi politik mereka. Hormati para ulama sama sprti menghormati para guru atau orang tua kita.
3) Justru krn sy sgt menghormati K.H. Maimoen Zubair, sy tdk rela melihat beliau diperlakukan tdk pantas hanya demi memuluskan ambisi politik seseorang ataupun sejumlah orang. Inilah yg mendorong sy menulis puisi tsb. Sy tdk rela ada ulama kita dibegal n dipermalukan semacam itu.
4) Secara bahasa, puisi yg sy tulis tidaklah rumit. Bahasanya sengaja dibuat sederhana agar dipahami luas. Hanya ada tiga kata ganti dlm puisi tsb, yaitu “kau”, “kami” dan “-Mu”. Tak perlu punya keterampilan bahasa yg tinggi untuk mengetahui siapa “kau”, “kami” dan “-Mu” di situ. Apalagi, dalam bait ketiga, sy memberikan atribut yang jelas mengenai siapa “kau” yang dimaksud oleh puisi tersebut.
• Fadli Zon Enggan Minta Maaf Soal Puisinya, Mahfud MD: Pantas Tidak Dipilih Sebagai Wakil Rakyat?
• Mahfud MD Patahkan Skema Isu Ahok Ganti Maruf Amin Setelah Jokowi Terpilih, Sanksi Parpol Miliaran
5) Pemelintiran seolah kata ganti “kau” dalam puisi tersebut ditujukan kepada K.H. Maimoen Zubair jelas mengada-ada dan merupakan bentuk fitnah. Tuduhan tsb bukan hanya telah membuat sy tidak nyaman, tapi juga mungkin telah membuat tidak nyaman keluarga K.H. Maimoen Zubair. Kami dipaksa seolah saling berhadapan, padahal di antara kami tidak ada masalah dan ganjalan apa-apa.
6) Keluarga K.H. Maimoen Zubair, melalui puteranya, K.H. Muhammad Najih Maimoen, telah memberikan penjelasan bahwa beliau menerima klarifikasi saya bahwa kata ganti “kau” memang tidak ditujukan kepada K.H. Maimoen Zubair. Tanpa klarifikasi dari sayapun, beliau sendiri berpandangan jika kata ganti “kau” memang ditujukan kepada orang lain, bukan Mbah Moen. Beliau jg menjelaskan jika aksi massa yg telah menggoreng isu ini bukan berasal dari kalangan santrinya, melainkan digoreng oleh pihak luar.
7) Sekali lagi sy sampaikan bahwa puisi itu sama sekali tidak pernah ditujukan kepada K.H. Maimoen Zubair. Penjelasan ini sejak dini juga telah sy sampaikan kepada Menteri Agama @lukmansaifuddin saat ia tabayun melalui akun media sosialnya. Sudah saya jawab dengan tegas dalam tabayun bahwa kata ganti “kau” pada puisi itu adalah “penguasa”, bukan K.H. Maimoen Zubair.
8) Guru-guru sy banyak berasal dari ulama dan kyai NU, termasuk almarhum K.H. Yusuf Hasyim, putra Hadratus Syekh K.H. Hasyim Asy’ari. Saya juga bersahabat karib dengan K.H. Irfan Yusuf dan keluarganya, yang merupakan cucu Hadratus Syekh K.H. Hasyim Asy’ari. Begitu juga halnya dgn putera pendiri NU yang lain. K.H. Hasib Wahab Abdullah, yg merupakan putera K.H. Wahab Hasbullah, adlh sahabat sy sejak puluhan tahun silam. Sy bahkan pernah jadi Dewan Penasihat Pencak Silat NU Pagar Nusa. Itu sebabnya sy juga sangat menghormati NU.
9) Itu sebabnya sy tidak pernah mendudukan para ulama dan kyai berdasarkan preferensi politiknya. Politik mudah sekali berubah, sementara penghormatan kita kepada orang-orang alim seharusnya selalu ajeg.
10) Dalam waktu dekat Insya Allah saya mungkin akan bersilaturahim ke K.H. Maimoen Zubair. Meskipun puisi sy—sekali lagi—tdk pernah ditujukan untuk beliau, sbg salah satu aktor politik saya ingin meminta maaf krn kontestasi politik yg terjadi saat ini mungkin telah membuat beliau dan keluarga menjadi tdk nyaman akibat gorengan orang-orang yg tak bertanggung jawab," tulis Fadli Zon.
Menag Minta Klarifikasi Fadli Zon
Salah satunya yang menjadi perhatian adalah ketika di komentari oleh Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin yang langsung menanyakan siapakah sosok 'kau' pada puisi.
Menag Lukman pun terang-terangan menanyakan sosok 'kau' pada puisi Fadli Zon adalah Kiai Maimoen Zubair?
"Pak @fadlizon Yth."
"Agar mendapatkan kejelasan, saya mohon tabayyun (klarifikasi):
apakah yg dimaksud dengan 'kau' pada puisi tsb adalah Simbah Kiai Maimoen Zubaer? #doayangditukar," tulis Menag Lukman.
• Tanggapi Rumor Ahok Bakal Gantikan Maruf Amin, Mahfud MD Sebut Permainan Politik Tingkat Tinggi
• Putra Maruf Amin Sebut Puisi Karya Fadli Zon Mengundang Reaksi Masyarakat Kalangan Santri
Fadli Zon menjawab pertanyaan dari Lukman tersebut dengan mengatakan jika Sosok kau itu adalah makelar Doa.
"Pak Lukman yb, jelas sekali bukan.
Itu itu penguasa n makelar doa." jawab Fadli Zon atas pertanyaan menteri agama tersebut.
Jawaban Fadli Zon itu pun kembali dibalas oleh Menag Lukman.
"Alhamdulillah.."
"Terima kasih sekali atas penjelasannya..," tulis Lukman.