Pilpres 2019
Said Didu Ungkap Tiga Kebohongan Jokowi pada Debat Capres, Iwan Fals : Masa Sih ''Presiden'' Bohong?
Melalui laman Twitternya, Iwan Fals pun menanggapi cuitan perihal kebohongan Jokowi yang didengungkan Said Didu.
Penulis: khairunnisa | Editor: Vivi Febrianti
Pun mungkin, jika tudingan bohong itu benar, Iwan Fals percaya bahwa hal tersebut untuk kebaikan.
"Masak sih “presiden” bohong, kan sudah melalui proses yg hebat utk menjadi orang nomer 1, atau mungkin seandainya berbohong, itu semua untuk kebaikan barangkali, gimanaaa," kata Iwan Fals.
Lebih lanjut, Iwan Fals pun membuat analogi perihal sikap bohong untuk kebaikan.
• Sempat Buat Prabowo Bingung saat Ditanya Jokowi di Debat, Unicorn Ikut Disinggung Kaesang dan Gibran
Hal itu seolah diumpakan Iwan Fals perihal kebohongan yang konon dilakukan Jokowi.
"Ada lo bohong utk “kebaikan”, suatu ketika si papah baru pulang dari selingkuh, ditanya sama si mamah, pah capek ya, darimana emangnya? Masak dijawab, iya mah capek nih, papah baru pulang dari selingkuh, wah bisa hancur tu rumah (umpama)," sambung Iwan Fals.
CEK FAKTA : Jokowi Sebut Tak Ada Kebakaran Hutan
Calon presiden nomor urut 01 yang juga petahana, Joko Widodo, menyatakan bahwa pemerintah yang dipimpinnya berhasil mengatasi kebakaran hutan dan lahan dalam tiga tahun terakhir.
"Dalam lingkungan hidup, kebakaran lahan gambut tidak terjadi lagi dan ini sudah bisa kita atasi. Dalam tiga tahun ini tidak terjadi kebakaran, hutan, kebakaran lahan gambut. Itu adalah kerja keras kita semua," kata Jokowi, dalam debat yang berlangsung Minggu (17/2/2019).
Benarkah pernyataan itu?
Berdasarkan data Direktorat Pengendalian Kerusakan Gambut di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, memang terjadi penurunan luas wilayah kebakaran hutan dan lahan.
• Soal Kabar Jokowi Pakai Alat Bantu Komunikasi saat Debat Kedua, Timses Beri Bantahan
Menurut data Sipongo yang merupakan Karhutla Monitoring System, terdapat 14.604,84 hektar lahan yang terbakar pada 2016.
Angka ini kemudian berkurang menjadi 11.127,49 hektar pada 2017 dan 4.666,39 hektar pada 2018.

Data Kementerian LHK, pada 2015 hingga 2017 telah terjadi penurunan jumlah hotspot sebesar 93,6 persen.
Penurunan itu dari 70.961 hotspot pada 2015 menjadi 2.440 hotspot tahun 2017.
Pada 2015, tercatat area terbakar seluas 2.611.411 hektar, kemudian pada 2016 seluas 438.363 hektar, dan pada 2017 seluas 165.484 hektar.