Breaking News

12 Tahun Tak Digaji, Diah Anggraini Ceritakan Pahitnya Jadi TKW di Negeri Orang: Mandi pun Dibatasi

Diah Anggraini tak menerima gaji selama 12 tahun hasil kerja kerasnya menjadi seorang TKW di negara orang.

Penulis: Damanhuri | Editor: Yudhi Maulana Aditama
surya.co.id/benni indo
Diah, TKW yang tak digaji selama 12 tahun di Jordania itu menangis memeluk ibunya saat tiba di rumahnya di Kota Malang, Selasa (19/2/2019). 

12 Tahun Tak Digaji, Diah Anggraini Ceritakan Pahitnya Jadi TKW di Negeri Orang: Mandi pun Dibatasi

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Seorang Tenaga Kerja Wanita ( TKW ) asal Kota Malang, Diah Anggraini harus merasakan pahitnya bekerja di negeri orang.

Bukan merubah nasib menjadi lebih baik, Diah Anggraini malah tak mendapatkan gajinya sebagai TKW.

Bukan sebulan atau dua bulan saja, Diah Anggraini tak menerima gaji selama 12 tahun hasil kerja kerasnya menjadi seorang TKW di negara Jordania.

Saat ini, Diah Anggraini sudah berhasil dipulangkan ke kampung halamannya di Jalan Laksamana Martadinata, Gang 6, RT 15/RW 2, Kota Malang, Selasa (19/2/2019).

Ia tiba di tanah kelahirannya didampingi petugas Pos Pelayanan Penempatan dan Perlindungan TKI (P4TKI) dan Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Malang.

Kedatangan Diah disambut haru keluarga yang menanti sejak lama.

Dituduh Bunuh Majikan, TKI Asal Pematangsiantar Terancam Hukuman Mati di Malaysia

Dilansir TribunnewsBogor.com dari Surya.co.id, Diah dilaporkan menjadi korban perdagangan manusia.

Kepala P4TKI Malang, Muhammad Iqbal menjelaskan, Diah merupakan korban perdagangan manusia dan sudah bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Jordania selama 12 tahun.

"Selama 12 tahun dia tidak mendapatkan gaji. Mandi pun dibatasi. Sebulan sekali," kata Iqbal.

Diah, TKW yang tak digaji selama 12 tahun di Jordania itu menangis memeluk ibunya saat tiba di rumahnya di Kota Malang, Selasa (19/2/2019).
Diah, TKW yang tak digaji selama 12 tahun di Jordania itu menangis memeluk ibunya saat tiba di rumahnya di Kota Malang, Selasa (19/2/2019). (surya.co.id/benni indo)

Diah mengaku bersyukur bisa kembali berkumpul bersama keluarganya di rumah.

Diah mengaku tak mau kembali ke timur tengah tempatnya bekerja dulu.

"Saya terima kasih kepada Pemerintah Indonesia karena telah mengantarkan bertemu kembali dengan keluarga. Iya, tidak ingin balik ke sana," ungkapnya.

Setibanya di rumah, Diah tak mampu membendung air matanya saat bertemu dengan ibunya, Prapti Utami serta adik-adiknya.

TKW Tewas Dibunuh dan Diperkosa di Apartemen, CCTV Tunjukan Korban Pulang untuk Salat dan Makan

Disinggung Dewi Perssik Usai Jadi Tersangka, Rosa Meldianti Menangis : Enggak Mungkin Saingi Tante

Prapti Utami pun langsung memeluk erat putrinya yang sudah lama ia rindukan.

Diah menceritakan, jika ia sudah memiliki niat untuk pulang ke Indonesia. Niatnya tersebut ia sampaikan ke majikannya.

Namun, si majikan hanya menjanjikan dan tidak pernah merealisasikan janjinya memulangkan Diah ke Tanah Air.

"Majikan selalu menjanjikan, makanya saya kabur. Karena majikan tidak nuruti kemauan saya," ungkap Diah.

Wakil Wali Kota Malang Sofyan Edi Jarwoko saat bertemu keluarga Diah di rumahnya, Rabu (13/2/2019).
Wakil Wali Kota Malang Sofyan Edi Jarwoko saat bertemu keluarga Diah di rumahnya, Rabu (13/2/2019). (surya.co.id/benni indo)

Diah kabur menuju KBRI di Kota Amman. Di sana, Diah diamankan oleh petugas di shelter sembari menunggu kepulangan ke Indonesia.

"Saya kabur ke KBRI. Saya tidak kekurangan apapun di sana. Semuanya dipenuhi oleh pihak KBRI," kenangnya.

Kemudian pihak KBRI membantu agar hak-hak Diah bekerja selama 12 tahun dipenuhi.

Hak-hak Diah pun terpenuhi, seperti gaji.

Kata Diah, tidak sedikit TKW asal Indonesia yang senasib sama sepertinya di Jordania.

"Saya berdoa, semoga teman-teman di sana bisa pulang bertemu keluarga. Di sana banyak yang seperti saya," ujarnya.

Diah mengatakan tidak mendapatkan kekerasan fisik selama kerja di Jordania.

Namun, keinginan untuk pulang selalu terkendala oleh majikannya.

"Alhamdulillah tidak ada kekerasan. Kalau minta pulang, hanya dijanjikan. Kalau penganiayaan tidak ada," katanya.

Kepala P4TKI Malang Muhammad Iqbal menjelaskan, pihaknya mendapatkan laporan keberadaan Diah pada Desember 2018.

Kepulangan Diah ke Kota Malang dalam jangka waktu tiga bulan dinilai cepat.

"Ada yang sampai dua tahun belum selesai. Ini majikannya orang yang berada sehingga hak-haknya Diah bisa dipenuhi," katanya.

Kritik Postingan Kubu Prabowo Soal Panjang Jalan Desa, Yunarto Wijaya Beri Komentar Pedas

Rizal Ramli Sebut Debat Capres Seperti Pacar yang Tertukar, Dugaan Prabowo Emosional tak Terbukti

Iqbal sudah mendapatkan nama perusahaan yang memberangkatkan Diah.

Namun setelah ditelusuri dan dicek, ternyata perusahaan itu sudah tidak ada kini.

"Perusahaannya ada di Jakarta. Kami telusuri sudah tidak ada keberadaannya," ungkapnya.

Iqbal juga mengingatkan bahwa saat ini, tidak ada pengiriman tenaga migran ke kawas Timur Tengah untuk bekerja sebagai pembantu rumah tangga.

Tenaga kerja yang bisa dikirim ke Timur Tengah saat ini sebagai sopir, tukang kebersihan dan teknisi.

"Jadi kalau ada yang menawari kerja PRT di Timur Tengah, sudah pasti itu ilegal," ungkapnya.

Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved