Pengakuan Adik Pria yang Bunuh Diri dari Atas Gedung, Minta Tak Sebar Hoax dan Ungkap Kondisi Ayah
Adik Tyas Sencana Ramadan membuat pengakuan soal insiden yang memimpa kakaknya dan mengabarkan kondisi ayahnya kini.
Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Soewidia Henaldi
Pengakuan Adik Pria yang Bunuh Diri dari Atas Gedung, Minta Tak Sebar Hoax dan Ungkap Kondisi Ayah
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Adik dari korban bunuh diri dari atas gedung di Lampung, Tyas Sencana Ramadan membuat sebuah video klarifikasi di Facebook.
Klarifikasi itu ditujukan untuk menampik hoax yang beredar soal kakaknya.
Video itu diposting di akun Facebook Setiawan, Jumat (22/2/2019), sebelum Tyas Sencana Ramadan dinyatakan meninggal dunia.
Menurut akun Setiawan, video itu dibuat saat Tyas Sencana Ramadan masih berada di rumah sakit dan sedang dalam penanganan oleh dokter.
Ia meminta agar masyarakat tak mudah percaya dengan info soal permintaan sumbangan untuk keluarganya.
Sang adik yang bernama Dwiki itu juga mengabarkan soal kondisi ayahnya pasca insiden tersebut.
Menurutnya, dari pihak keluarga tidak ada sama sekali permohonan dana atau apapun terkait peristiwa tersebut.
Ia kemudian meminta masyarakat untuk tidak mudah percaya dengan kabar bohong tersebut.
Dwiki juga menegaskan kalau kondisi ayahnya baik-baik saja dan sehat.
Sebelum kakaknya dikabarkan meninggal dunia, ia sempat meminta doa untuk kebaikan sang kakak.
• Dipaksa Ngaku Pemerkosa Bidan YL, Pria Ini Diculik dan Dihajar Sekelompok Pria Bersenjata
• Identitas Mayat Wanita dalam Karung di Jepara Terbongkar Lewat Sidik Jari di e-KTP
Ia berharap, Tyas Sencana Ramadan bisa kembali ke rumah bersama keluarga.
Namun sayang, akibat insiden tersebut Tyas Sencana Ramadan tidak bisa diselamatkan.
Ini yang disampaikan Dwiki di videonya :
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu
Kepada masyarakat umum, saya adik dari korban jatuh dari Transmart, sore ini saya Dwiki, adik kandung dari Tyas Sencana Ramadan, saya ingin klarifikasi bahwa dari pihak keluarga saya tidak ada satu pun yang kami lakukan untuk meminta sumbangan ataupun meminta apapun itulah.
Bagi yang melihat berita hoax seperti itu, saya harap jangan percaya, itu hanya berita bohong, itu tidak benar semuanya.
Dan ayah saya tidak kenapa-kenapa juga.
Saya mohon doanya dari kalian semua, tolong doakan kakak saya yang terbaik, doakan dia selamat, dia bisa berkumpul lagi bersama saya dan keluarga"
Dilansir dari Tribun Lampung, jenazah Tyas Sancana Ramadhan, telah dikebumikan, Sabtu 23 Februari 2019.
Pria yang merupakan mahasisiwa Teknik Geofisika Insitut Teknologi Sumatera (Itera) itu dikebumikan di pemakaman yang berada tak jauh dari rumah duka.
Ia adalah anak sulung dari empat bersaudara pasangan buah hati Asnawi dan Yatinah, warga Jalan Raden Saleh, Desa Way Huwi, Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan, ini dikuburkan di tempat pemakaman keluarga.
Pada saat pemakaman, tampak terlihat keluarga, saudara, hingga rekan satu kampus untuk datang menghantarkan ke peristirahatan terakhir.
• Pria yang Bunuh Diri dari Atas Gedung Sempat Cekcok, Putus karena Kekasih Diterima Polwan
• Fakta Terbaru Bidan Desa Dirampok dan Diperkosa, Polisi Ungkap Sejumlah Kejanggalan
Terlihat saat pemakaman, adik korban menangis tersedu-sedu.
Sementara sang ayah, Asnawi nampak tegar.
Ibu korban, Yatinah memilih tak hadir dan berdiam diri di rumah.

Putus Cinta
Sebelumnya, kasus mahasiswa bunuh diri di Transmart Lampung menghebohkan publik, pada Jumat, 22 Februari 2019.
Identitas pria misterius yang lompat dari atap salah satu gedung di pusat perbelanjaan Transmart Lampung akhirnya terkuak.
Pria itu bernama Tyas Sancana Ramadhan (21).
Penyebab Tyas Sancana Ramadhan mengakhiri hidupnya dengan cara tragis masih misterius.
Meski begitu, diduga ada sosok seorang polwan yang membuat Tyas Sancana Ramadhan patah hati sehingga mengambil jalan pintas.
Kuat dugaan, Tyas Sancana Ramadhan nekat melompat dari lantai lima gedung Transmart Lampung karena motif asmara.
Dugaan tersebut disampaikan seorang kerabat korban, Djino (76).
"Sebenarnya jarang ketemu. Tapi, memang anaknya pendiam," kata Djino saat ditemui di Ruang Instalasi Forensik dan Kamar Jenazah RSUAM, Jumat, 22 Februari 2019 malam.

• Membiarkan Seseorang Bunuh Diri, Orang yang Merekam Bisa Dipidana
• Dahnil Anzar Usulkan Najwa Shihab Maju Jadi Ketum PSSI : Jangan Dipimpin Politisi atau Pejabat Lagi
Kronologi
Djino menceritakan, anak sulung dari empat bersaudara pasangan Asnawi dan Yatinah itu diketahui kali terakhir pamit pergi dari rumah hendak kuliah.
"Katanya berangkat ke kampus jam setengah sepuluh, pamitan," ucapnya.
Setelah itu, kata Djino, kabar dari korban tidak lagi ada.
Kendati demikian, Djino mengatakan bahwa korban pernah putus cinta.
"Kata orangtuanya memang putus cinta. Dan katanya, ceweknya diterima polwan, kata bapaknya tadi," beber Djino.
Djino menambahkan, setelah itu, Tyas tidak pernah bertemu lagi dengan sang pujaan hati.
Sementara, mengutip dari percakapan Asnawi dengan seorang dosen Itera, terungkap bahwa Tyas adalah anak pendiam.
"Anak pertama. Anaknya memang pendiam," kata Asnawi dengan suara lirih.
Saat disinggung apakah korban ada masalah asmara, Asnawi mengaku tak tahu.
Namun, ia membenarkan bahwa sang anak menjalin hubungan dengan seorang perempuan yang saat ini menjalani pendidikan kepolisian.
"Tapi memang dia punya pacar masuk polwan. Dia (Tyas) sukanya (terlalu) mendalam," katanya.
Setelah pacarnya masuk polwan, komunikasi di antara keduanya langsung terputus.
"Kemudian nggak ada komunikasi. Dengan keluarga juga. Masih lanjut? Nggak tahu. Tapi, kata temannya sudah putus," tandas Asnawi. (TribunnewsBogor.com/TribunLampung)