Cerita Ibu Sopir Batu Granit yang Dipaksa Ngaku Perkosa Bidan YL, Dikabari Anaknya Sudah Babak Belur
Bukan hanya bukti, polisi juga merasa ada yang tak biasa ketika bidan YL diperiksa dan memberi keterangan.
Penulis: Sanjaya Ardhi | Editor: Ardhi Sanjaya
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Harismail (25) menjadi bagian baru dalam kasus bidan di Ogan Ilir yang mengaku diperkosa.
Harismail mendapat tindak kekerasan saat dipaksa untuk mengaku memperkosa bidan tersebut.
Tak hanya itu saja, Harismail juga mengaku bahwa ia diikat di dalam mobil selama satu jam lebih.
Kini Harismail harus mendapat perawatan secara intensif di rumah sakit akibat luka yang ia dapatkan.
Bidan Desa di Desa Simpang Pelabuhan Dalam, Kecamatan Pemulutan, Kabupaten Ogan Ilir mengaku diperkosa.
Bidan YL (27) mengaku dirampok dan diperkosan sejumlah pria.
Menurut keterangan bidan YL, ia diperkosa oleh sejumlah pria.
Namun polisi menemukan sejumlah kejanggalan yang dianggap tak sesuai dengan pengakuan bidan YL.
Malahan, polisi belum menemukan adanya bukti bahwa bidan YL diperkosa.
Bukan hanya bukti, polisi juga merasa ada yang tak biasa ketika bidan YL diperiksa dan memberi keterangan.

Melansir Kompas.com, Penyidik Polda Sumsel dan Labfor cabang Palembang menemukan fakta baru terkait dugaan kasus pemerkosaan yang dialami Bidan YL.
Hasil pemeriksaan polisi tidak menemukan sperma di tempat tidur maupun di alat kelamin YL.
Hal ini, diungkapkan KaPolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain Adinegara ketika ditemui usai rilis ungkap kasus narkoba di Mapolda Sumsel, Jumat (22/2/2019).
Namun, meski ada penemuan tersebut penyelidikan akan terus dilakukan.
"Kami tidak berasumsi tidak adanya pemerkosaan, meski sempat jadi perdebatan antara pihak penyidik dan pihak puskesmas karena saat ada cairan yang ditemukan belum pasti itu sperma atau bukan," ujar jenderal bintang dua.

Terlebih, korban mengaku ada pakaian dicuci seusai kejadian.
Seharusnya, tidak dicuci, agar penyidikan bisa terungkap dan bisa ada pembuktian dengan barang bukti.
Bahkan dari olah tempat kejadian juga, tidak ditemukan jejak-jejak kaki yang ada di dalam rumah.
Begitu pula dengan kerusakan yang ada di dalam rumah sama sekali tidak ditemukan.
Sehingga, secara penyelidikan ilmiah, ada kejanggalan dalam kasus ini.
Penyidik masih akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Lantaran, dari pemeriksaan yang dilakukan penyidik dengan mengajukan 61 pertanyaan, hanya satu yang tetap konsisten dijawab korban yakni diperkosa.
Sedangkan, 60 pertanyaan masih belum jelas korban menjawabnya dan sering berubah-ubah.
"Kami tidak langsung menyatakan ini rekayasa, tetapi dari bukti ilmiah ada kejanggalan. Bila memang nanti tidak terbukti dan ada laporan palsu mengenai pemerkosaan yang dialami korban, kami akan memaafkan," katanya.
Setelah polisi menemukan kejanggalan pada kasus pemerkosaan bidan YL, tiba-tiba saja muncul nama Harismail alias Ujang (25).
Harismail mengaku ditangkap polisi dan dipaksa mengaku telah memperkosa bidan YL.
Harismail ditemukan di Rambutan, Banyuiasin pada Sabtu (23/2/2019).
Saat ditemukan Harismail dalam kondisi mata tertutup lakban dengan luka di sekujur tubuh.
Harismail mengalami luka di beberapa bagian tubuhnya setelah diduga dibawa dan disiksa sejumlah orang pada Kamis (21/2/2019) petang.
Harismail bercerita, ia tiba-tiba saja dibawa sejumlah orang setelah memberi rokok.
"Saya habis beli rokok, waktu mau pulang dicegat di depan warung teman saya. Saya lagi di sana. Di masukan ke dalam mobil," katanya menceritakan kejadian yang menimpa dirinya, Sabtu (23/2) dikutip dari Sripoku.
Dalam perjalanan tersebut, dirinya dipaksa mengaku sebagai pelaku pemerkosa Bidan YL.
Namun Haris terus membantah setiap tuduhan terhadap dirinya.
Akibatnya berbagai siksaan datang saat dirinya membantah setiap pertanyaan.
"Dipaksa ngaku aku. Aku bantah, jawab tidak. Ada sekitar sejaman lebih saya di dalam mobil tangan diikat," jelasnya.

Sementara keluarga Harismail baru mengetahui kejadian sehari setelah korban dibawa pergi orang tidak dikenal.
Informasi tersebut didapat dari Kepala Desa, Kamal, Kecamatan Pumulutan Barat.
"Kata Kades saya ke Palembang karena Ujang di RS Bhayangkara sekarang, masuk rumah Sakit," ujar ibu Haris menirukan perkataan Kades.
Ibu Haris hanya lemas saat mengetahui anaknya menderita luka lebam disekujur tubuh.
Tangan, kaki, wajah serta matanya mengeluarkan darah.
"Babak belur Haris dipukulin. Saya tidak tahu siapa yang mukulin. Saya hanya minta kasus ini diusut," katanya saat ditemui di RS Bhayangkara.
Sementara saksi mata yang merupakan teman Haris, Krisna Murdani (25) melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana temannya itu dibawa secara paksa oleh beberapa orang.
Bahkan dua tembakan ke udara dan satu tembakan ke tanah membuat geger warga.
Saat ditangkap Krisna menyaksikan teman satu profesinya tersebut dibawa beberapa orang.
Dikatakan, saat ditangkap ada dua mobil dan tiga motor yang menjemput paksa Haris.
"Ada dua mobil, Innova warna telur bebek Avanza putih. Sisanya naik motor. Yang menyetop Haris ada dua orang naik motor RX King. Lalu dia (Haris) dimasukan ke mobil. Motor saya yang sedang dibawa sama Haris juga dibawa pergi," kata Krisna.
"Saya tanya mau dibawa kemana. Dijawab ke Polda. Kami waktu itu baru saja pulang dari mengangkut batu dari Gasing ke Kayuagung," ujarnya.
Haris sempat meminjam motor milik Krisna untuk membeli rokok.
Keduanya baru saja makan-makan di rumah Krisna. Kedua teman tersebut, belum lama pulang mengantar Batu split dari gasing ke proyek Tol Kayuagung.
"Kami berdua bekerja mengangkat batu. Kami ini sopirnya. Saya sopir pertama dan Haris sopir kedua. Kami sudah pergi sejak hari Sabtu (16/2) dan berada Kayuagung baru kembali Kamis (21/2). Waktu baru saja istirahat, ada kejadian dia (Haris) dibawa. Tangan diikat dan dimasukam dalam mobil," ujar Krisna.
"Karena kejadian itu, motor aku jugo dibawak. Motor Revo BG 5719 JY," ujarnya.

Pihak keluarga hingga saat ini masih menunggu itikat baik pihak yang terlibat penculikan terhadap Haris.
"Kami ingin pihak yang terlibat bertanggung jawab. Tolong diobati, kami tidak bakal menuntut secara hukum kalau ada itikad baik. Kami sudah lapor ke Polda bahwa informasi awal diculik orang, Jumat (22/2)," ungkapnya.
Kalabforcab Palembang, Kombes Pol I Nyoman Sukena. SIK membenarkan pernyataan Kapolda Sumsel mengenai tidak ditemukannya bukti ilmiah hasil olah TKP Tim Forensik.
Menurutnya, dari hasil yang ada saat ini dari bukti-bukti yang sudah dikumpulkan tidak diketemukan petunjuk yang mengarah pada kasus pemerkosaan.
"Sampai saat ini kita sudah melakukan olah TKP mencari alat bukti yang diperlukan. Seperti sperma atau bulu kemaluan, tapi tidak ditemukan. Hal itu penting untuk membuktikan secara sciencetifik," ujarnya.

Lanjutnya, pemeriksaan lain juga dilakukan untuk melihat sidik jari yang tertinggal.
Apa lagi dari informasi yang didapat, korban mengaku didatangi lima orang.
"Kalau dari informasi ada orang Lima, namun hasil penyelidikan di pintu tidak ditemukan jejak sidik jari, dan bekas tempelan jejak kaki di rumah. Dari sprei juga tidak ditemukan bekas sperma," ujar Kalabfor.
Kapolda Sumsel, Irjen Pol Zulkarnain Adimegara menerima hasil labfor mengenai kasus pemerkosaan Bidan YL (27) yang bertugas di Pumulutan, Ogan Ilir.
Dari hasil penyelidikan tim labfor didapatkan fakta berbeda, jika sebelumnya korban mengaku diperkosa, hasil labfor tidak menunjukan adanya tanda-tanda korban diperkosa.
Hal tersebut didapat dari hasil pemeriksaan ilmiah di TKP.

"Tim forensik mengungkap, kami membangun asumsi melalui fakta peristiwa. Semua itu dibuktikan dengan fakta ilmiah. Tim sempat berdebat, karena dari puskesmas membawa sampel sperma, tim labfor mengatakan bukan,"
"Termasuk di kasur diperiksa tanda-tanda sperma yang tertinggal atau pun bulu-bulu halus," ujarnya saat ditemui di Polda Sumsel, Jumat (22/2).
Nah setelah fakta itu mencuat, Sabtu (23/2/2019) Haris Mail kemudian ditemukan warga dalam kondisi mengenaskan di sebuah tempat di Kecamatan Rambutan, Palembang. Sekujur badan Haris Mail (25) itu penuh luka dan mulutnya ditutup lakban. Matanya belum bisa dibuka akibat mengalami luka lebam di wajahnya. (*)