Ledakan Bom di Sibolga
Sederat Fakta Istri Terduga Teroris Meledakan Diri di Sibolga, Lebih Militan Karena Pengaruh ISIS
Polisi menyebut, istri terduga teroris Husain alias Abu Hamzah lebih militan sehingga nekat meledakan diri.
TRIBUNNEWSBOGOR.COM-- Polisi memastikan kondisi istri dan anak terduga teroris Husain alias Abu Hamzah di Sibolga, Sumatera Utara hancur akibat meledakan diri.
Hal ini diungkapkan Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo.
"Hancur, hancur, hancur," ujar Brigjen Pol Dedi Prasetyo, Rabu (13/3/2019).
Ia menjelaskan bahwa petugas belum melakukan sterilisasi secara penuh.
Namun, demikian petugas telah melakukan evakuasi beberapa bagian dari potongan tubuh istri dan anak Husain.
Pihaknya masih berhati-hati dalam melakukan olah TKP lantaran khawatir dengan sisa bom tersisa di kediaman terduga teroris.
Selain itu, jenderal bintang satu tersebut menuturkan daya ledak dari bom bunuh diri yang dilakukan oleh istri Husain bersifat low explosive.
Meski begitu, dampak atau kerusakan yang ditimbulkan cukup fatal disekitar lokasi.
"Belum secara penuh, yang jelas beberapa potongan tubuh itu dulu yang diamankan. Kalau masuk dalam TKP untuk olah TKP tadi rekan-rekan melihat belum bisa masuk," ujar Brigjen Pol Dedi Prasetyo
• Polisi Masih Dalami Asal Usul Penyebab Ledakan Bom di Sibolga Sumatera Utara
• Negosiasi Pakai Toa Masjid Gagal, Istri Terduga Teroris Nekat Ledakan Diri Bersama Anaknya di Kamar
• Polisi Masih Dalami Asal Usul Penyebab Ledakan Bom di Sibolga Sumatera Utara
"Karena dampak dari ledakan bom bunuh diri yang dilakukan oleh istri terduga pelaku cukup luas," kata Dedi Prasetyo.
Puluhan Bom
Sementara itu dikutip dari Kompas.com, terduga teroris Husain alias Abu Hamzah (AH) disebut telah merakit puluhan bom.
Abu Hamzah ditangkap tim Densus 88 Anti-Teror Polri di Sibolga, Sumatera Utara, Selasa (12/3/2019).
Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengungkapkan, ada empat bom aktif yang dibawa istri AH.
"Dari hasil pengakuan pelaku AH itu ada sekitar puluhan bom yang sudah terakit. Yang aktif dan dibawa istrinya sekitar empat bom," kata Dedi Praseyto saat konferensi pers.
Selain itu, Dedi mengungkapkan, ditemukan pula bahan baku untuk merakit bom seperti potasium.
• Gerindra Kembali Luruskan Soal Kemarahan Prabowo di Cianjur, Disebut Saat Menuju Landasan Helikopter
• Mirip Bak Pinang Dibelah Dua, Ini 5 Stuntman yang Tak Kalah Tampan dari Aktor Hollywood Aslinya
• Empat Orang Tewas Terbawa Banjir Bandang Saat Wisata Tubing di Magelang, 5 Orang Lainnya Luka-luka
• Pria Tanpa Identitas Ditemukan Tewas dengan Leher Terikat Tali Disekitar Tol Jagorawi
Bom tersebut, katanya, diduga akan digunakan untuk menyerang aparat keamanan.
"Yang jelas dia akan melakukan tindakan amaliyah dengan sasaran aparat keamanan," ujar dia.
Dalam proses perakitan, polisi menduga AH melakukannya bersama rekannya yang sedang dalam proses penyelidikan.
AH diduga tergabung dalam jaringan yang berafiliasi dengan ISIS.
Penangkapannya merupakan pengembangan dari penangkapan seorang terduga teroris di Lampung, Sabtu (9/3/2019).
Saat akan menggeledah rumah AH di Jalan Cenderawasih, Kota Sibolga, ledakan terjadi di rumah tersebut dan melukai seorang polisi.
Polisi akhirnya memilih menjauh dari rumah tersebut.
Melalui pengeras suara di masjid, petugas meminta agar istri AH menyerahkan diri bersama anaknya.
Namun pada Rabu dini hari, menurut Kepolisian, istri AH meledakkan diri di dalam kamar.
Di kamar tersebut juga ada anak berusia dua tahun.
"Dapat dipastikan yang berada di kamar saat meledakkan diri ibu dan seorang anak kecil berusia 2 tahun lebih," ujar Dedi Prasetyo.
Negosiasi
Mabes Polri mengungkapkan terjadi proses negosiasi dengan istri terduga teroris Husain alias Abu Hamzah agar tak meledakkan diri dengan bom di kediamannya, di Sibolga, Sumatera Utara.
Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan negosiasi itu dilakukan sejak penangkapan sang suami pada Selasa (12/3) siang hingga Rabu (13/3) dini hari.
Dedi Prasetyo mengungkapkan, Kapolda Sumatera Utara Irjen Pol Agus Andrianto memimpin negosiasi itu bersama Kapolres, Bupati dan Dandim setempat menggunakan pengeras suara masjid.
"Jadi nego itu dipimpin oleh kapolda sendiri, bersama kapolres, bupati serta dandim. Justru kita menggunakan pengeras suara masjid, takmir masjidnya juga didengar suaranya," ujarnya.
Aparat kepolisian tidak langsung masuk ke kediaman terduga teroris.

Alasannya, kata dia, mereka mengutamakan keselamatan jiwa orang yang berada dalam rumah juga petugas.
Jenderal bintang satu itu mengatakan terdengar suara ledakan dari pukul 01.20 WIB sampai jam 01.40 WIB.
"Kami belum mendekat ke TKP dulu, karena khawatir ada ledakan susulan. Ternyata benar, selang beberapa menit terjadi susulan ledakan kembali. Sehingga terjadi kebakaran di rumah," kata dia.
Oleh karena itu, aparat kepolisian memanggil pemadam kebakaran (damkar) untuk memadamkan api, agar tidak meluas karena lokasinya padat penduduk.
• Viral Video Jokowi Bagi-bagi Sembako Tahun 2016, Bawaslu Kota Bogor Periksa Terduga Penyebar Video
• Ari Lasso Ceritakan Pengalamannya Digerayangi Kuntilanak di Kamar Hotel, Raditya Dika Bergidik
• Viral Motor Tersangkut di Kabel Tiang Listrik Setinggi 10 Meter, Bukan Hoax, Begini Kronologinya !
• Gosip dengan Wijin, Gisel Disudutkan Karena Terlalu Cepat Move On, Gading Marten Beri Semangat Ini
"Kalau tidak segera dipadamkan akan terjadi kebakaran yang cukup luas. Api berhasil dipadamkan sekitar jam 04.00 WIB. Pagi baru aparat berhasil mengevakuasi tubuh korban dan siang ini baru bisa diidentifikasi," tutur mantan Wakapolda Kalimantan Tengah itu.
Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan jika Abu Hamzah mengungkap bahwa sang istri lebih militan atau memiliki pemahaman yang lebih keras daripada dirinya.
Oleh karena itu, meski telah dilakukan negosiasi kurang lebih 10 jam istri terduga teroris tetap meledakkan dirinya.
"Abu Hamzah menyampaikan kepada penyidik densus, istrinya lebih keras pemahamannya dibanding dia sendiri. Lebih militan istrinya. Makanya setelah dilakukan negosiasi dan imbauan selama hampir 10 jam, istrinya nekat melakukan suicide bombernya itu," ujarnya.
Menurut Dedi Prasetyo, pihaknya telah berupaya meyakinkan istri terduga teroris agar tidak melakukan peledakan diri yang membahayakan keselamatan dirinya dan sang anak.
"Padahal kita sudah meyakinkan di situ ada anak kecil, kasihan, terus kami coba imbau. Dengan tokoh masyarakat juga diimbau terus," kata dia.
Namun, upaya tersebut tak membuahkan hasil, meski Abu Hamzah juga telah terjun meyakinkan sang istri untuk tidak meledakkan diri.
Jenderal bintang satu itu mengatakan istri terduga teroris lebih kuat terpapar oleh paham ISIS daripada Abu Hamzah.
"Ya termasuk si Abu Hamzah itu sempat menyampaikan imbauan kepada istrinya. Tapi Abu Hamzah menyampaikan kepada petugas istrinya lebih kuat terpapar paham ISIS dibanding Abu Hamzah sendiri," tukasnya.(Tribunnews.com/Kompas.com)