Pilpres 2019
Penyebab Elektabilitas Jokowi-Maruf Amin Turun Menurut Survei Litbang Kompas
ada gejala sedikit beralihnya pendukung Jokowi-Amin ke Prabowo-Sandi, terutama pada kelompok berpendidikan menengah dan tinggi.
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Survei terbaru Litbang Kompas pada 22 Februari-5 Maret 2019 menunjukkan penurunan elektabilitas pasangan Joko Widodo-Maruf Amin.
Elektabilitas pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 itu turun 3,4 persen, dari 52,6 persen pada Oktober 2018 menjadi 49,2 persen pada survei kali ini.
Di sisi lain, elektabilitas rivalnya, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, mengalami kenaikan 4,7 persen.
Elektabilitas pasangan calon nomor urut 02 naik dari 32,7 persen pada Oktober 2018 menjadi 37,4 persen pada survei kali ini.
"Karena itu, meski tingkat kepuasan masyarakat berada di angka cukup tinggi, yakni 58,8 persen menyatakan puas, angka itu turun signifikan dibanding tahun lalu yang mencapai 72,2 persen," kata Bambang seperti dikutip dari harian Kompas, Rabu (20/3/2019).
Penurunan elektabilitas Jokowi-Maruf Amin juga terjadi karena perubahan dukungan di sejumlah aspek demografis enam bulan terakhir.
Dari segi usia, perpindahan pilihan terjadi pada generasi tua (53-71 tahun) dan generasi milenial matang (31-40 tahun).
Generasi tua atau generasi baby boomers sebelumnya 58,1 persen mendukung Jokowi-Maruf Amin, tetapi kini turun menjadi 48,9 persen.
Pada generasi milenial matang, elektabilitas turun 9,1 persen.
"Proporsi kedua generasi itu 48 persen dari total pemilih Jokowi-Maruf Amin sehingga cukup memengaruhi elektabilitas," ujarnya.
Selain itu, ada gejala sedikit beralihnya pendukung Jokowi-Maruf Amin ke Prabowo-Sandi, terutama pada kelompok berpendidikan menengah dan tinggi.
Pemilih berpendidikan rendah yang menjadi basis terbesar Jokowi-Amin juga berkurang, selain tersedot ke Prabowo-Sandi, juga terdorong menjadi responden yang menjawab rahasia.
Bertambahnya pemilih ragu, terutama di masyarakat kelas bawah, juga dinilai berpengaruh signifikan terhadap elektabilitas Jokowi-Amin.
Jika enam bulan lalu masyarakat yang belum menentukan sikap di kelas bawah 14,4 persen, saat ini menjadi 15,6 persen.
"Kelompok ini perlu diyakinkan oleh pasangan Jokowi-Amin untuk mempertahankan suara," tulis Bambang.
Pasangan Jokowi-Amin juga menghadapi persoalan militansi pendukung yang sejauh ini lebih lemah dibandingkan pendukung Prabowo-Sandi.
