Pilpres 2019

Viral Video Sandiaga Uno Dilamar Mahasiswi Yogyakarta : Boleh Gak Jadi Istri kedua Bapak?

cawapres nomor urut 02, Sandiaga Uno dilamar mahasiswi cantik asal Yogyakarta saat kampanye

Penulis: yudhi Maulana | Editor: Yudhi Maulana Aditama
Kolase Instagram/Tribunnews.com
cawapres nomor urut 02, Sandiaga Uno dilamar mahasiswi cantik asal Yogyakarta saat kampanye 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Ada momen lucu ketika cawapres nomor urut 02, Sandiaga Uno berkampanye di Sleman, Yogyakarta.

Sandiaga Uno mendapatkan pertanyaan menyentil dari seorang mahasiswi Yogyakarta.

Selama ini Sandiaga Uno mmang kerap berkeliling Indonesia menyapa warga dari berbagai kalangan.

Sandiaga Uno membuka dialog interaktif dengan para warga terkait permasalahan apa pun.

Nah, ketika menyapa warga di Yogyakarta, Sandiaga Uno mendapat pertanyaan yang membuat orang-orang di sekitarnya terkejut.

Pertanyaan itu terlontar dari mulut seorang mahasiswi Yogyakarta.

Dalam video yang diunggah akun Instagram Ndorobeii, seorang mahasiswi cantik berbaju putih melontarkan pertanyaan kepada Sandiaga Uno.

Santri Bawa Tulisan Jangan Lupa Bahagia dan Ojo Nes Bikin Jokowi Terkesima

Klaimnya soal Nilai Investasi OK OCE Dibantah Pemda DKI, Ini Kata Sandiaga Uno

Jusuf Kalla : Kalau Masih Banyak Pejabat Ditangkap, Artinya Pengawasan Kurang Berhasil

Mahasiswi yang diketahui bernama Tiffany itu awalnya bertanya soal bagaimana cara mengembangkan indsutri jamu di era teknologi informasi ini.

Setelah itu, mahasiswi tersebut mengutarakan pertanyaan yang kedua.

saya boleh nanya satu lagi, api dijawab dengan jujur ya pak ya. Dan lebih lengkap kalau bisa," ucapnya di video itu.

Ternyata, pertanyaan kedua itu adalah dirinya melamar Sandiaga Uno untuk menjadi istri yang kedua.

"Boleh gak gak pak saya jadi istri kedua bapak?" ucap mahasiswi itu.

Mendengar pertanyaan tersebut, sontak orang-orang yang berada di sekitarnya tertawa.

Begitu juga dengan Sandiaga Uno.

Calon wakil presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno mengangkat sumbangan uang dari warga Kulon Progo saat melakukan kunjungan ke Desa Pengasih, Kulon Progo, Jumat (22/3/2019).
Calon wakil presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno mengangkat sumbangan uang dari warga Kulon Progo saat melakukan kunjungan ke Desa Pengasih, Kulon Progo, Jumat (22/3/2019). (Tribun Jogja/ Singgih Wahyu)

"Gimana ibu-ibu?" ucap Sandiaga Uno melemparkan pertanyaan tersebut kepada warga.

Dengan nada bercanda, Sandiaga Uno mengatakan dirinya tak bisa menjawab pertanyaan yang kedua karena takuk ada masalah.

"Terimakasih Tiffany. Pertanyaan yang kedua lebih baik tidak dijawab, karena kalau dijawab akan bermasalah selama paling tidak 5 tahun ke depan," kata Sandiaga Uno diakhiri senyum.(*)

Disebut Jadi Menteri Lagi Bila Sandiaga Uno Terpilih Wapres, Susi Pudjiastuti Beri Respon Begini

Menteri Susi Pudjiastuti merespon pernyataan Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno soal kebijakan cantrang

Menteri Susi tak sependapat dengan pernyataan Sandiaga Uno soal cantrang

Menteri Susi juga tak hanya menanggapi pernyataan Sandiaga Uno, ia juga merespon pernyataan seorang netizen

Netizen tersebut menyebut bisa saja nantinya bila Sandiaga Uno terpilih menjadi Wakil Presiden, Susi Pudjiastuti akan menjadi menteri

Meski demikian, Menteri Susi memberi respon tak biasa

Menteri Susi merespon berita dari sebuah media online

Dalam media tersebut Sandiaga Uno berucap akan mengkaji ulang kebijakan cantrang

Sandiaga Uno bicara akan mengkaji ulang kebijakan ulang saat menanggapi pertanyaan nelayan di Tangerang, Banten pada Kamis (21/3/2019)

Menurut Sandiaga Uno dalam beberapa kali kesempatan selalu mendengar keluhan nelayan soal cantrang

Sandiaga Uno berpendapat bahwa larangan penggunaan cantrang mempengaruhi hasil ikan yang didapat oleh nelayan

"Jadi Prabowo-Sandi sudah menyampaikan bahwa kami akan melakukan review terhadap kebijakan tersebut, dan siapa akan kita bela, tentunya kita akan bela kepentingan para nelayan," katanya dikutip dari media tersebut

Soal ini Menteri Susi merespon pernyataan Sandiaga Uno dengan kritik pedas

Lewat akun Twitter yang sudah terverifikasi Menteri Susi menyebut Sandiaga Uno tidak memiliki visi keberlanjutan

"Pemimpin yg tidak memiliki visi keberlanjutan NO WAY!!!" tulis akun Twitter @susipudjiastuti yang sudah terverifikasi

Survei Indo Barometer: Maruf Amin Lebih Populer dari Sandiaga Uno

Bantah Sandiaga Uno Soal OK OCE, DKI Ungkap Fakta Soal Investasi Rp 359 Miliar

Sandiaga Uno Klaim Total Investasi OK OCE Capai Rp 359 Miliar

Twitter
Twitter ()

Pernyataan Menteri Susi lantas mendapat dukungan dari seorang netizen

@SelvieApec : Jadi sebenernya sansan uno ni mo jd wapres apa pgn jd mentri kelautan??? Cuma nanyaaaaa...

"good question," balas @susipudjiastuti

Akun @dokyong_ lah yang menyebut kemungkinan Susi Pudjiastuti kembali dipilih jadi menteri bila Sandiaga Uno menjadi Wakil Presiden

@dokyong_ : Pemimpin yang anti kritik cenderung arogan....

Baru wacana "di review" kebijakannya langsung spanengan.

Siapa tau bang @sandiuno ibu tetap di minta menjadi mentri untuk membantu beliau..

Soal pernyataan akun tersebut, Menteri Susi meresponnya dengan memberi emot icon terkut sebanyak lima gambar

Menteri Susi tak menyertakan kalimat apapun dalam balasannya

Menteri Susi Minta Jepang Bebaskan Bea Masuk Produk Perikanan RI

Dicecar Jerinx SID dan Sebut Arogan Soal Teluk Benoa, Menteri Susi: You Tak Pantas Saya Ajak Bicara

Debat soal Teluk Benoa dengan Jerinx, Menteri Susi Memanas : You Tidak Pantas Saya Ajak Bicara

Respon Susi Pudjiastuti saat disebut bisa jadi menterinya Sandiaga Uno
Respon Susi Pudjiastuti saat disebut bisa jadi menterinya Sandiaga Uno (Twitter)

Apa sebenarnya alat penangkapan ikan (API) yang disebut cantrang ini?

Dari berbagai informasi yang dikumpulkan Kompas.com, cantrang merupakan alat penangkap ikan yang menyerupai trawl atau pukat harimau.

Bedanya, cantrang menggunakan jaring tetapi ukurannya lebih kecil.

Satu cantrang terdiri dari kantong, mulut jaring, tali penarik, pelampung dan pemberat.

Ini Kata Maruf Amin Soal Jarak Elektabilitas dengan Prabowo-Sandiaga Menipis

Infografis Cantrang(Dok KKP)
Infografis Cantrang(Dok KKP) ()

Selain itu, cantrang juga dilengkapi dua tali selambar yang cukup panjang.

Tali ini bisa mencapai 6.000 meter dalam kapal 30 gross ton (GT).

Dengan panjang tali itu, cakupan sapuan tali bisa mencapai 292 hektar.

Mengapa cantrang dilarang?

Riset Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menunjukkan bahwa selama puluhan tahun, cantrang telah mengalami modifikasi baik dari segi bentuk maupun metode operasi sehingga jenis pukat tarik ini berubah menjadi alat tangkap yang merusak lingkungan.

Riset KKP hingga 2015 menunjukkan, sejalan dengan lompatan jumlah kapal cantrang hingga mencapai 13.300 kapal , proporsi daerah penangkapan bagi setiap unit kapal cantrang dan dogol di wilayah pengelolaan perikanan (WPP) 712, termasuk Laut Jawa, kurang dari 5 km persegi setelah 1990-an.

Rasio rerata luasan daerah penangkapan menurun dari 600 km persegi menjadi 45 km persegi per kapal per tahun.

Jelang Pilpres 2019, Ini Elektabilitas Jokowi-Maruf dan Prabowo-Sandiaga Menurut 3 Lembaga Survei

Ilustrasi penggunaan cantrang(Dok. Istimewa)
Ilustrasi penggunaan cantrang(Dok. Istimewa) ()

Pada saat yang sama, terjadi penurunan signifikan catch per unit effort (CPUE) dalam 14 tahun di WPP 712, yakni dari 156 kg per setting dengan dominasi tangkapan ikan petek, kuniran, kurisi, dan gulamah, pada 2002, menjadi 60 kg per setting dengan dominasi tangkapan ikan petek, kurisi, kembung, dan tembang pada 2015.

Menurut KKP, hasil tangkapan cantrang yang didominasi ikan berukuran kecil menunjukkan indeks keragaman tidak sehat sehingga cantrang seharusnya dilarang.

Masih menurut riset KKP, sejumlah negara juga melarang penggunaan cantrang ini mengingat dampaknya yang buruk bagi keberlangsungan sumber daya perikanan.

Sejumlah negara yang melarang seperti negara-negara di uni Eropa, Amerika Serikat (AS), Selandia Baru dan Australia.

Di negara-negara ini, cantrang termasuk dalam kategori trawl dasar.*

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved