Sederet Fakta Dosen di Gowa Dibunuh Teman Dekat, Ucapkan Duka Cita Bercak Darah Jadi Petunjuk

Siti Zulaeha, dosen di UMN, Makassar ditemukan tewas di sebuah mobil denga tubuh sudah membengkak.

Istimewa
Fakta Pembunuhan Siti Zulaeha 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Masyarakat Gowa, Sulawesi Selatan dibuat geger dengan kasus pembunuhan yang dialami Siti Zulaeha.

Untuk menghilangkan jejak, pelaku sempat menghubungi suami korban untuk menyampaikan duka cita.

Seperti diketahui, Siti Zulaeha dibunuh oleh tetangga sekaligus rekan kerjanya, Wahyu Jayadi pada Kamis (21/3/2019) lalu.

Jasad korban baru ditemukan pada Jumat (22/3/2019) dalam mobil SUV merek Daihatsu Terios warna biru yang terparkir di Jalan Poros Japing, Sulawesi Selatan.

Siti Zulaeha ditemukan dalam kondisi tubuhnya sudah membengkak di depan gudang milik pengembang perumahan Bumi Zarindah, Dusun Japing, Desa Sunggumanai, Kecamatan Pattallassang, Gowa, Sulawesi Selatan.

Awalnya, Siti Zulaeha diduga menjadi korban perampokan karena sejumlah barang miliknya hilang.

Namun, setelah proses penyelidikan dilakukan, hasil menyatakan Siti menjadi korban pembunuhan.

Dilansir dari Tribunnews, berikut fakta terbaru pembunuhan Siti Zulaeha oleh Wahyu Jayadi.

1. Motif pelaku

Wahyu Jayadi dan Siti Zulaeha dikenal dekat.

Tak hanya bertetangga, keduanya sama-sama bekerja di Universitas Negeri Makassar (UNM).

Mereka diketahui sama-sama berprofesi sebagai dosen.

Adapan motif Wahyu membunuh Siti adalah karena pelaku merasa tidak terima dengan sikap korban.

Wahyu menyebutkan selama ini ia telah menganggap Siti Zulaeha seperti keluarganya sendiri.

Namun, Wahyu Jayadi merasa Siti sudah terlalu jauh ikut campur dalam masalah pekerjaan dan pribadinya.

Hal itulah yang melatarbelakangi Wahyu nekat menghabisi nyawa Siti.

2. Pelaku mencoba menghilangkan jejak

Sebelum ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan Siti Zulaeha, Wahyu Jayadi sempat menghilangkan jejak untuk menutupi aksinya.

Ia sengaja memecahkan kaca mobil menggunakan batu untuk memunculkan kesan jika Siti menjadi korban perampokan.

Korban diketahui tewas akibat dicekik dan dipukuli di bagian wajahnya hingga lebam.

Wahyu menutupi jejaknya dengan cara menutupi leher korban menggunakan seat belt.

Selain itu, Wahyu Jayadi juga menghancurkan iPhone X milik Siti untuk menutupi riwayat komunikasi.

3. Pelaku tertangkap karena bercak darah di mobil korban

Meski telah dilakukan penangkapan tak lama setelah jasad Siti Zulaeha ditemukan, Wahyu Jayadi sempat membantah ia telah membunuh korban.

Namun, Kapolres Gowa AKBP Shinto Silitonga mengungkapkan penetapan tersangka terhadap Wahyu didasari atas temuan bercak darah dalam mobil korban.

Hasil penyelidikan menyebutkan darah tersebut milik Wahyu.

Wahyu sendiri sempat mengelak dan mengatakan ia terluka empat hari lalu.

Ia kemudian panik saat dokter forensik melakukan pemeriksaan.

Luka yang didapat Wahyu diketahui akibat korban melakukan perlawanan hingga akhirnya mencakar lengan pelaku.

"Jejak darah inilah mengantarkan kami bahwa pelaku memiliki luka. Kami melakukan pendalaman pada luka W dan menimbulkan dampak psikologis baginya," jelas Shinto.

4. Pelaku sempat telepon suami korban menyatakan duka cita

Usai jasad Siti Zulaeha ditemukan, Wahyu Jayadi ternyata sempat menghubungi suami korban, Sukri via telepon.

Seolah tak merasa bersalah, Wahyu mengucapkan turut berduka cita pada Sukri atas meninggalnya Siti.

5 Fakta Pembunuhan Pengusaha Tembakau di Temanggung Dibunuh Istri Sendiri, Ini Motifnya

Sederet Fakta Bebasnya Siti Aisyah, sempat Dianggap Terperdaya dalam Kasus Pembunuhan Kim Jong Nam

Tak hanya bekerja di tempat sama, Wahyu dan Siti juga bertempat tinggal di perumahan Sabrina Regency, Jalan Manggarupi, Paccigonang, Kecamatan Somba Opu, Gowa.

Rumah Siti berada di blok F, sementara Wahyu di blok E.

5. Ibu korban sempat meninggalkan pesan pada pelaku

Pada polisi, Wahyu Jayadi mengaku ia mendapat pesan dari ibu korban.

Wahyu dan Siti diketahui memang dekat layaknya saudara.

Orang tua Siti Zulaeha pun menganggapnya sedemikian rupa.

Sebelum meninggal, ibu Siti sempat berpesan pada Wahyu untuk menjaga korban.

"Kita tak punya hubungan emosional dalam tanda kutip bahwa kita saling suka sama suka. Ini karena persoalan hubungan emosional karena hubungan keluarga. Saya ingat pesannya almarhumah mamanya, 'Jagai anrimmu, jagai anrimmu (jaga adikmu, jaga adikmu). Bahasa Bugisnya seperti itu. Taniako tau laing' (kamu bukan orang lain)," aku Wahyu pada polisi.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul 5 Fakta Terbaru Pembunuhan Siti Zulaeha, Motif Wahyu Jayadi hingga Pesan Ibu Korban pada Pelaku

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved