Polemik Ratna Sarumpaet

Ngotot Bela Ratna Sarumpaet, Fahri Hamzah Berapi-api : Orang Bohong Banyak, Ngapain Negara Ngurusin?

Dengan berapi-api, menurut Fahri Hamzah, tak ada pasal yang menyatakan orang berbohong kemudian dikatakan melanggar undang-undang.

Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Ardhi Sanjaya
Youtube/Kompas TV
Fahri Hamzah dan Ifdhal Kasim saat membicarakan soal kasus Ratna Sarumpaet di cara Satu Meja The Forum Kompas TV, Rabu (9/5/2019). 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah tampak emosional saat membela Ratna Sarumpaet.

Dengan nada bicara yang menggebu-gebu, Fahri Hamzah menegaskan bahwa tak ada pasal yang menyebutkan bahwa orang bohong melanggar undang-undang.

Sebab, menurut Fahri Hamzah, kebohongan kerap dilakukan di tayangan infotainment.

Untuk itu ia menilai kalau kasus Ratna Sarumpaet ini hanya sebatas permainan untuk membungkam sang aktivis HAM tersebut.

Hal itu disampaikan oleh Fahri Hamzah pada acara Satu Meja The Forum, pada Rabu (8/5/2019).

Hal itu berawal saat Direktur Eksekutif lembaga Lokataru sekaligus aktivis HAM Haris Azhar mengkritik pemerintah soal kebebasan berekspresi.

Menurut Haris Azhar, ada ketidak wibawaan dari pemerintah dan kebebasan berkekspresi justru ada pada elit-elit bukan rakyat.

Hal itu lalu ditanggapi oleh Tenaga Ahli Utama Deputi V Kantor Staf Presiden (KSP) Ifdhal Kasim, yang menyebut kalau pemerintah saat ini sulit menjadi otoriter.

"Ya sebetulnya kan sejak reformasi ini, kecenderungan pemerintah sekarang ini untuk menjadi otoriter itu sangat sulit, karena banyak rambu hukumnya yang membatasi aparat negara untuk melakukan tindakan yang melawan atau berada di luar kewenangan dia," jelasnya dilansir TribunnewsBogor.com dari Youtube Kompas Tv, Kamis (9/5/2019).

Ia juga menegaskan jika ada kewenangan-kewenangan yang dibatasi.

Tanggapi Soal Kivlan Zen, Fahri Hamzah: Biar Saja Orang Kayak Begitu, Kalau Bikin Rusak ya Ditangkap

"Termasuk misalnya tadi bung Rizal mengatakan ada aparat kepolisian misalnya menggunakan kewenangan subjektif, kewenangan subjektif juga nanti bisa diuji setiap penggunaan kewenangan subjektif dari aparat kepolisian dalam melakukan penindakan, itu nanti bisa diperiksa melalui proses," ujarnya yang kemudian dipotong oleh Fahri Hamzah.

Fahri Hamzah menyebut kalau Ifdhal Kasim, dalam melihat dinamika politik dan situasi yang ada.

"Hukum atau sistem itu tidak berjalan dengan sendirinya, ada manusia di dalamnya, nah manusia inilah yang perlu dikontrol, sistem itu ada lubangnya, kita perbaiki melalui perbaikan undang-undang konstitusi apa institusi dan sebagainya, tapi kecenderungan manusia itu tetap dia cenderung cari lubang untuk menyimpang," bebernya.

Kemudian Ifdhal Kasim pun menyebutkan kalau sistem itulah yang akan mengontrol manusia.

"Nah itu, justru kita membuat sistem ini kan untuk mengontrol manusianya, hukum itu kan mengontrol manusianya," kata Ifdhal Kasim berusaha menjelaskan.

"Ya makanya, ini apa yang dilakukan dengan tim itu kecenderungannya adalah akan memberikan kewenangan lain yang di luar undang-undang," kata Fahri Hamzah lagi.

"Oh tidak sampai ke situ," jawab Ifdhal Kasim.

Soal Rencana Wiranto Bentuk Tim Kaji Ucapan Tokoh, Fahri Hamzah : Saya Sedih Lihat Mereka Gelagapan

Terlihat Fahri Hamzah mulai membenarkan posisi duduknya dan memberikan penekanan pada penjelasannya.

"Loh nanti kan Anda meneliti, Anda akan datang ke Toko Buku Gramedia, Anda baca pikiran orang, Anda akan tengok internet Twitter-Twitter, sini aja kita target, sini aja kita target," katanya.

"Oh tidak sampai ke situ," kata Ifdhal Kasim berusaha menjelaskan.

"Itu kan subjektif, itu kan perlakuan orang," kata Fahri Hamzah lagi.

Kemudian pembawa acara Satu Meja The Forum Budiman Tanurejo mencoba memberikan Ifdhal Kasim kesempatan menjelaskan.

"Coba gimana, gimana, kerjanya gimana?," tanya Budiman Tanurejo kepada Ifdhal Kasim.

Namun belum sempat dijawab oleh Ifdhal Kasim, Fahri Hamzah kembali menyerang dengan mengambil contoh kasus Ratna Sarumpaet.

Ia pun tampak mempertanyakan kasus hukum Ratna Sarumpaet yang menurutnya tak pantas diadili.

"Saya nih barusan dari sidangnya Ratna Sarumpaet, orang itu cuma berbohong 'muka saya ini lebam' dia bilang dihajar orang ternyata dia dioperasi plastik, urusannya apa?," ujar Fahri Hamzah berapi-api.

Fahri Hamzah Ditanyai Usai Ikut Bukber dengan Jokowi di Istana: Kok Bapak Datang kan Sering Kritik ?

"Orang setiap hari bohong kok, banyak, Anda nonton infotainment tiap hari orang bohong. Terus ngapain negara ngurusin orang bohong pribadi kayak begitu? Negara punya bisnis apa dengan kebohongan orang?," katanya masih dengan nada tinggi.

"Jadi bohong boleh?," tanya Budiman Tanurejo.

Mendengar pertanyaan Budiman Tanurejo itu, Fahri Hamzah pun tampak tak menjawab.

Namun, Ifdhal Kasim terlihat tertawa dengan pertanyaan tersebut.

"Tapi itu dipilih karena dia oposisi, karena dia kritis, sudahlah ini kita tahu semua, lagi main kita ini, karena itu jangan bikin permainan ini liar, pakai saja institusi yang ada, pakai hukum yang ada, jangan bikin permainan-permainan yang gak jelas," katanya.

"Saya kira ini reaksi yang memperlihatkan keberlebihannya, soal Ratna Sarumpaet ini kan memang melanggar undang-undang pidana," kata Ifdhal Kasim.

Fahri Hamzah pun tampak kembali naik pitam mendengar pernyataan itu.

"Apa undang-undangnya?" tanya Fahri Hamzah sambil teriak.

Kepada Fahri Hamzah, Ratna Sarumpaet Mengaku Bohong soal Penganiayaan

Belum Ifdhal Kasim menjawab, Fahri Hamzah sudah menyampaikan argumennya lagi.

"Orang bohong ! Bohong melanggar undang-undang! Pasal mana orang bohong melanggar undang-undang?," tanyanya.

"Loh pasal yang sedang," kata Ifdhal Kasim berusaha menjelaskan.

"Nggak ada !," bentak Fahri Hamzah lagi.

"Pasal yang dituduhkan itu," kata Ifdhal Kasim.

"Mana ada!? Gak ada, masa orang bohong melanggar undang-undang. Sudahlah ini kita sedang main, masalahnya Anda memainset totaliter baru yang muncul dalam negara," kata Fahri Hamzah.

Kemudian Fahri Hamzah pun menjelaskan soal totaliter yang ia maksud.

"Maksud totaliter tuh gini, negara lebih mengerti daripada rakyat, aku akan menentukan pilar-pilar pikiran dirimu, kami akan menyeleksi mana yang benar dan mana yang tidak dari pikiranmu, itu totaliter ! Demokrasi itu nggak begitu cara berpikirnya gitu loh," katanya masih emosi.

Kemudian, Sekjen PPP Asrul Sani menanggapi pernyataan totaliter yang disampaikan oleh Fahri Hamzah.

"Totaliter itu kan satu persepsi, sekarang misalnya kalau kita mengekspresikan proses hukumnya Ratna Sarumpaet itu adalah sebuah bentuk ketotaliteran, ya kan sekarang lagi diadili, nanti kan lihat, kalau itu totaliter, itu tidak melanggar hukum, berbohong seperti itu, kan ada pengadilan, apa kemudian kita mau mengatakan bahwa lembaga yudikatifnya juga sudah tidak bisa dipercaya," jelasnya.

Ini video lengkapnya :

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved