Pilpres 2019
TKN Pakai Data BPN Untuk Patahkan Tuduhan Kecurangan, Ada TPS Siluman Tapi yang Menang Prabowo-Sandi
Menanggapi pemaparan yang dilakukan BPN, Tim Kampanye Nasional ( TKN) Jokowi-Maruf Amin pun membuat bantahan untuk mematahkan tudingan kecurangan
Penulis: yudhi Maulana | Editor: Damanhuri
"Jadi wajar saja kalau suara sah juga naik karena tingkat partisipasi tinggi. Ini bukan penggelembungan suara," kata dia.

Ia tidak tahu apakah BPN sengaja menyebarkan pemahaman yang salah kepada pendukung Prabowo-Sandiaga.
Namun, menurut dia, ini adalah bentuk kebohongan terhadap rakyat. Arya juga menyayangkan sikap BPN yang tebang pilih.
Jika mengikuti logika BPN soal penggelembungan suara, kata Arya, seharusnya Medan juga disebut.
Dia mengatakan tingkat partisipasi masyarakat Medan saat pilkada hanya 26 persen, sedangkan saat pilpres mencapai 80 persen.
"Tetapi BPN tidak bilang itu penggelembungan suara. Itu mereka tidak mempermasalahkan. Mereka abaikan karena mereka yang menang di sana," kata Arya.
Selain di Jawa Timur, Arya Sinulingga juga mengungkapkan keanehan data milik BPN.
• Prabowo Tolak Hasil Pilpres, Yenny Wahid : Tidak Logis
• Tanggapi BPN Prabowo-Sandi Tak Percaya MK, Mahfud MD:Jangan Kira MK Main-main Yang Penting Ada Bukti
Yakni soal tudingan adanya TPS siluman yang berada di Desa Nanggerang, Kecamatan Cicurug, Sukabumi, Jawa Barat.
Arya Sinulinggap un menunjukan foto berisi materi presentasi kecurangan pemilu milik BPN, yakni foto TPS 13 yang dianggap berisi daftar pemilih tetap ( DPT) siluman.
BPN menilai TPS ini diisi oleh pemilih siluman karena beberapa pemilih dalam DPT di sana memiliki tanggal lahir yang sama.
"Yang lucu ini kasus DPT. Mereka mengatakan bahwa tanggal lahirnya sama semua. Tetapi NIK-nya sama tidak? Ini beda-beda," ujar Arya Sinulingga.
Arya mengatakan, biasanya kombinasi Nomor Induk Kependudukan (NIK) menggunakan tanggal lahir dan tahun kelahiran juga.
Dalam materi presentasi yang disiapkan BPN, susunan NIK pemilih yang tanggal lahirnya disebut sama itu berbeda-beda.
Arya pun jadi meragukan data kecurangan BPN ini. Selain itu, kata Arya, TKN sudah memeriksa hasil penghitungan suara di TPS tersebut melalui situs Situng Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Lucunya, ternyata di TPS tersebut yang menang adalah 02. Jadi yang siluman siapa? Kalau ini mengada-ada, kok menguntungkan 02?" ujar Arya.