Demo di Bawaslu

Komentari Polisi Tenangkan Massa Sampai Minta Tolong, Pengamat: Mungkin Diksinya Tak Harus Begitu

Diketahui, Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Harry Kurniawan mencoba menenangkan massa Aksi 22 Mei melalui pengeras suara.

Penulis: yudhi Maulana | Editor: Ardhi Sanjaya
Kolase Kompas TV
Aksi Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Harry Kurniawan mencoba menenangkan massa aksi 22 Mei melalui pengeras suara meminta pengunjuk rasa agar tidak melakukan provokasi mendapat komentar dari Pengamat Politi, Mochtar Pabottingi 

Sementara, Karopenmas Mabes Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan sebenarnya pihaknya dari awal sudah menetapkan stratei pendekatan yang halus.

"Ini salah satu strategi Polri dari awal, kalau kami ingin melakukan soft approach. Kenapa demikian, karena dariawal deteksi polisi sudah sangat jelas akan ada yang bermain di aksi 21 dan 22 ini," ucapnya di dalam acara yang sama.

Lanjutnya, bila ada korban dari masyarakat nanti akan terjadi benturan.

Dan itum, kata dia, yang sesuai dengan harapan dan pihak yang bermain dalam Aksi 22 Mei 2019 kemarin.

Koordinator Aksi 22 Mei Ancam Keluar Studio Rosi, Jumhur Hidayat Terdiam Dengar Jawaban TKN

Koordinator Gerakan Nasional Kedaulatan Rakyat (GNKR) atau aksi 22 Mei Jumhur Hidayat mengancam keluar dari studi Rosi, Kompas TV pada Kamis (23/5/2019)

Jumhur Hidayat mendadak terdiam dan hanya bisa melontar senyum ketika mendengar jawaban yang dipaparkan Wakil Direktur Saksi Tim Kampanye Nasional Jokowi-Maruf I Gusti Putu Artha

Awalnya Jumhur Hidayat mengaku sebagai pendukung Jokowi garis keras pada Pemilu 2014 silam

Hanya saja, Jumhur Hidayat mengaku kecewa terhadap kebijakan-kebijakan Jokowi selama menjabat sebagai Presiden

"saya tuh hard liner pendukung Jokowi 2014 the biggest relawan saya yang bangun, media tuh nongkrongnya di kantor saya, " kata Jumhur Hidayat dikutip dari tayangan Rosi, Kompas TV

Jumhur Hidayat menjelaskan awalanya terkesan pada Jokowi karena dianggap memiliki nawacita dan Trisakti Bung Karno

"karena dia punya nawacita dan Trisakti Bung Karno, begitu dia berkuasa langsung naikin BBM Rp 2 ribu, saya tuh langsung sedih, kok begini, walaupun protes turun lagi,

kemudian beberapa kebijakan yang mengkerdilkan demokrasi di level buruh kemudian mempermudah tenaga kerja asing," kata Jumhur Hidayat

Jumhur Hidayat berujar selama ini di luar negeri pengiriman tenaga kerja merupakan hal yang paling sensitif

"di hubungan internasional tuh ngirim orang tuh paling sensitif, Jepang tuh udah teriak-teriak minta tenaga kerja asing karena udah banyak yang tua, jadi permintaan masyarakat, ini masyarakat gak minta butuh pekerjaan kok tenaga kerja asing masuk," para Jumhur Hidayat

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved