Ini Kata Pemeran Film NAWAL, Libatkan Siswi SMA Yang Tak Mengalami Langsung Tragedi 98
Film pendek tentang tragedi reformasi 1998 atau tragedi 98 yang berdurasi sekitar 18 menit ini diperankan oleh pemeran utama dari tiga generasi
Penulis: Naufal Fauzy | Editor: Damanhuri
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Naufal Fauzy
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR TENGAH - Film pendek berjudul 'NAWAL' resmi diputar perdana dan dihadiri 300 penonton di Gedung Komuning Gading, Balai Kota Bogor, Minggu (26/5/2019) sore.
Judul film Nawal sendiri berasal dari kata 'LAWAN' yang pembacaannya dibalik.
Film pendek tentang tragedi reformasi 1998 atau tragedi 98 yang berdurasi sekitar 18 menit ini diperankan oleh pemeran utama dari tiga generasi yakni 1970-an, 1990-an dan 2000-an yakni karakter Ibu, Maha dan Drupa.
"Film ini mampu membawa saya menyelami satu sisi yang sempat luput dari perhatian saya, yaitu sisi derita dan arti sebuah kehilangan dari seorang ibu dalam sebuah keluarga," kata Noviya Setiyawaty, pemeran Ibu, yang secara nyata juga pernah mengalami langsung hiruk pikuk kerusuhan Mei 1998 saat masih menjadi mahasiswa.
Pemeran tokoh Maha, Julfikar Mahaputra, mengatakan bahwa film Nawal mengingatkan kita pada kemewahan yang didapat kita sebagai bangsa Indonesia hari ini adalah hasil perjuangan yang tak mudah.
Nadia Karina, pemeran Drupa, yang merupakan siswi SMA kelahiran tahun 2000-an, punya pendapat tak jauh berbeda.
Menurutnya, perjalanan waktu tak akan mengubah keadaan para keluarga korban penghilangan paksa 1997/1998.
"Meskipun saya jauh dari keberadaan kala tragedi itu terjadi, bukan berarti waktu dapat mengisi kehilangan keluarga-keluarga korban ketidakadilan. Nawal adalah pengingat bahwa mereka adalah manusia, yang dulu mengisi kehidupan orang-orang di sekitarnya," ujar remaja yang akrab disapa Karin itu.
Film ini menceritakan sisi lain dari tragedi 1998 atau biasa disebut tragedi 98.
Yakni kisah hubungan antara seorang mahasiswa aktivis 98 bernama Maha dengan ibunya dan adiknya, Drupa.
Akhir pemutaran film pendek ini juga berlangsung meriah dengan disambut tepuk tangan para tamu yang hadir.
Selain pemutaran film, juga digelar bincang-bincang bersama kru dan pemain, diskusi soal psikologis terhadap sebuah refleksi tragedi 98 bagaimana melepas duka trauma kehilangan dengan psikolog Anggia Chrisanti.
Selain itu, acara ini juga dimeriahkan oleh pertunjukan grup musik duo Ambarila, MC jenaka Dany Beler dan Wanda dari Stand Up Indo Bogor serta pemandu diskusi Noor Rafita, yang merupakan seorang motivator dan entrepeneur asal kota Bogor.
Acara ini juga didukung oleh tabloidbintang.com, Iluni Smanda Bogor, anggota DPR RI Heri Gunawan, serta Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor.