Cerita Istri Perusuh 22 Mei yang Rencanakan Bunuh 4 Pejabat: Usai Makan Malam Dia Pergi ke Lapangan

Istri IR memberi kesaksian perihal rencana sang suami yang akan melakukan pembunuhan pada empat pejabat di Indonesia dalam aksi 22 Mei lalu.

Penulis: Damanhuri | Editor: Vivi Febrianti
Repro Youtube Kompas TV
Peluru milik Brimob yang diduga dibongkar oleh massa kerusuhan 22 Mei 

Cerita Istri Perusuh 22 Mei yang Rencanakan Bunuh 4 Pejabat: Habis Makan Malam Dia Pergi ke Lapangan

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Angel, istri dari salah satu perusuh 22 Mei ungkap sosok suaminya yakni Irfansyah alias IR yang ditangkap polisi.

IR merupakan salah satu pelaku dari enam tersangka perusuh 22 Mei yang ditangkap polisi.

Istri IR memberi kesaksian perihal rencana sang suami yang akan melakukan pembunuhan pada empat pejabat di Indonesia dalam aksi 22 Mei lalu.

Namun, rencana IR dan kawan-kawannya terlebih dulu digagalkan oleh aparat kepolisian yang berhasil menangkapnya.

IR dan lima tersangka lainnya saat ini masih menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya.

Istri IR pun sempat berusaha mendatangi kantor polisi untuk bertemu sang suami.

Namun, usaha Angel untuk bertemu suaminya IR gagal.

IR pun sempat bercerita masa lalu sang suami sebelum menikah dengannya.

Angel menerangkan, suaminya adalah sosok orang yang tertutup dan tak pernah membicarakan masalah pekerjaan dengan istrinya.

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Muhammad Iqbal menunjukan barang bukti senjata saat jumpa pers terkait kerusuhan 22 Mei, di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin (27/5/2019).(KOMPAS.com/Ihsanuddin)
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Muhammad Iqbal menunjukan barang bukti senjata saat jumpa pers terkait kerusuhan 22 Mei, di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin (27/5/2019).(KOMPAS.com/Ihsanuddin) (Kompas.com)

Angel hanya mengetahui, bahwa IR biasanya bekerja sebagai pengawal seseorang.

"Dia suka diminta ngawal-ngawal aja, saya juga kurang tahu pastinya," kata Angel.

Prabowo Subianto ke Dubai, Fadli Zon Pertanyakan Manifes yang Tersebar

Menurut Angel, suaminya IR merupakan seorang mantan anggota TNI AD yang telah menyelesaikan masa tugas sebelum menikahinya.

Angel mengatakan, suaminya mendapat masalah saat menjalankan tugas sebagai TNI AD, hingga akhirnya ia mengundurkan diri.

Namun, Angel mengaku tak tahu pekerjaan suaminya saat ini seusai bertugas sebagai TNI AD.

"Dulu dia TNI AD, tapi sudah keluar sejak sebelum nikah sama saya. Kalau enggak salah ada masalah soal tugas tapi persisnya saya enggak tahu," kata Angel dikutip TribunnewsBogor.com dari Tribun Wow.

Mengenai keterlibatan IR dalam sebuah partai politik, Angel bahkan tak mengetahui hal itu.

Meskipun demikian, ia membenarkan soal adanya stiker berlogo Prabowo-Sandi yang ada di jendela kaca rumahnya.

Tampak depan rumah kontrakan Irfansyah atau IR (45) di daerah Sukabumi Selatan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Senin (27/5/2019) malam.
Tampak depan rumah kontrakan Irfansyah atau IR (45) di daerah Sukabumi Selatan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Senin (27/5/2019) malam. (TribunJakarta.com/Elga Hikari Putra)

Angel menuturkan, stiker tersebut sudah ada di rumahnya sejak awal kampanye 2019 berlangsung.

"Itu stikernya sudah lama emang dipasangnya dari pas pemilu itu dikasih sama relawan," kata Angel Selasa (28/5/2019).

"Kalau pilihan politik itu kan hak masing-masing ya, saya juga enggak pernah nanya dan dia juga enggak pernah ngomongin politik," kata Angel.

Ammar Zoni Menangis Saat Tahu Irish Bella Hamil, Sempat Bikin Ibel Kesal karena Salah Baca Petunjuk

Dijelaskan oleh Angel, sebelum aksi 22 Mei, sang suami sempat bercerita padanya bahwa akan ikut dalam aksi massa 22 Mei tersebut.

"Sebelumnya suami emang bilang mau ikut aksi itu. Sehabis makan malam dia pergi ke lapangan, dia emang suka nongkrong di sana," sambung Angel.

Hanya saja, sebelum aksi 22 Mei, IR sudah diamankan oleh kepolisian di Kompleks Peruri di Kawasan Sukabumi Selatan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Selasa (21/5/2019) lalu.

"Dia ditangkap di lapangan dekat Peruri," ungkap Angel.

Setelah penangkapan sang suami, Angel mengaku didatangi anggota polisi dan menggeledah rumah kontrakannya disaksikan langsung oleh IR.

Saat menggeledah rumah Angel, polisi berusaha mencari tiga senjata api ilegal yang diduga dimilik IR dan ada kaitannya soal pembunuhan tokoh saat aksi 22 Mei.

"Digeledah semua malam itu juga. Polisi cari-cari senjata, sampai ke rumah ibu saya yang enggak jauh dari sini juga ikut digeledah," ujar Angela.

Namun Angel menuturkan bahwa kepolisian tidak menemukan senjata di rumahnya maupun rumah sang ibu.

Meski tak menemukan senjata tajam, anak panah yang dijadikan pajangan di rumah kontrakan tersebut, diamankan dan dibawa oleh kepolisian.

Kepergian Prabowo ke Luar Negeri Jadi Perhatian Publik, Fadli Zon Heran : Kan Bukan Sekali Ini Saja

Pembunuh Bayaran

Empat tokoh nasional dan pimpinan lembaga survei dikabarkan menjadi target pembunuhan saat aksi 22 Mei 2019.

Para pejabat ini disebut sudah diincar pembunuh bayaran ketika terjadi aksi 22 Mei di Jakarta.

Polisi pun saat ini sudah mengamankan enam tersangka aktor penyusup saat terjadi kerusuhan aksi 22 Mei di Jakarta.

Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Irjen Pol Muhammad Iqbal mengatakan, pihaknya sudah menetapkan enam orang tersangka sebagai aktor aksi penyusupan dalam unjuk rasa 21 dan 22 Mei 2019 lalu yang juga berujung kerusuhan.

Menurutnya, para tersangka memiliki peran berbeda mulai dari pembelian senjata api hingga peran menyusup ke kerumunan massa pada aksi 21 - 22 Mei.

Irjan Pol Muhammad Iqbal menjelaskan, salah seorang pelaku berinisial IR bahkan sudah menerima uang sebesar Rp 15 juta untuk melakukan tugasnya itu.

Jenderal bintang dua ini memaparkan, jika pihaknya sudah mengantongi seseorang yang memberi uang kepada para pelaku tersebut.

“Empat tokoh nasional adalah pejabat negara tapi bukan kapasitas saya untuk mengungkapkan, nanti akan disampaikan bila pendalaman sudah mengerucut. Kami sudah mengetahui siapa seseorang yang memberikan perintah tersebut, sedang kami lakukan pendalaman,” ungkapnya dalam konferensi pers di Kantor Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (27/5/2019) dikutip Tribunnews.com.

Pastikan Bebas Narkoba, BNNK Bogor Lakukan Tes Urin Sopir Bus Mudik di Terminal Baranangsiang

Iqbal mengatakan tersangka saat ini berhasil diamankan yakni HK alias Iwan, AZ, IR, dan TJ sebagai eksekutor.

Sementara tersangka AD dan satu perempuan berinisial AF alias Vivi berperan sebagai penjual senjata api mulai dari harga Rp 5 juta sampai Rp 50 juta.

“Awalnya HK diperintahkan seseorang untuk membeli senjata api pada Oktober 2018 yang kemudian berhasil didapatkan dari AD dan AF pada 13 Oktober 2018, senjata yang didapatkan diserahkan juga pada AZ dan TJ. Kemudian pada Maret 2019 HK menerima perintah untuk membunuh dua tokoh nasional, pada 12 April 2019 ada perintah lagi untuk membunuh dua tokoh nasional lainnya plus satu pimpinan lembaga swasta, yaitu lembaga survei, sehingga total ada empat tokoh nasional yang jadi target,” ungkap Iqbal.

Mengutip Kompas.com, Irjen Muhammad Iqbal menjelaskan kronologi upaya pembunuhan ini bermula sejak 1 Oktober 2018.

Saat itu, HK mendapat perintah seseorang untuk membeli senjata.

"Hk menerima perintah dari seseorang untuk membeli dua pucuk senpi laras pendek di Kalibata. Seseorang ini pihak kami sudah mengetahui identitasnya. Sedang didalami," kata Iqbal dalam jumpa pers di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin (27/5/2019).

Setelah itu, lanjut Iqbal, pada 13 Oktober, HK menjalankan pemerintah dan melakukan pembelian senjata.

Massa melempar ke arahan polisi di Jalan Brigjen Katamso, Slipi, Jakarta Pusat, Rabu (22/5/2019). Mereka melakukan aksi pendukung salah satu pasangan capres yang menolak hasil Pemilu 2019. Warta Kota/Alex Suban
Massa melempar ke arahan polisi di Jalan Brigjen Katamso, Slipi, Jakarta Pusat, Rabu (22/5/2019). Mereka melakukan aksi pendukung salah satu pasangan capres yang menolak hasil Pemilu 2019. Warta Kota/Alex Suban (Alex Suban/Alex Suban)

Ada empat senjata yang berhasil didapat oleh HK dari AF dan AD.

Sebagian senjata itu lalu diserahkan HK kepada dua rekannya, AZ, TJ dan IR.

Pada 14 Maret, HK mendapat transfer uang Rp 150 juta.

Sebanyak Rp 25 juta ia bagikan kepada TJ.

Sergio Ramos Berpeluang Ikuti Jejak Cristiano Ronaldo untuk Tinggalkan Real Madrid

"TJ diminta untuk membunuh dua orang tokoh nasional. Saya tak sebutkan di depan publik. Kami TNI Polri sudah paham siapa tokoh nasional tersebut," kata Iqbal.

Lalu pada 12 April, HK kembali mendapat perintah lagi untuk membunuh dua tokoh nasional lainnya.

"Jadi, ada empat target kelompok ini menghabisi nyawa tokoh nasional,"ujarnya.

Saat ditanya apakah tokoh nasional yang dimaksud adalah pejabat negara, Iqbal membenarkan.

"Pejabat negara. Tapi bukan presiden. Tapi bukan kapasitas saya menyampaikan ini. Nanti kalau sudah mengerucut baru dikasih tahu," kata dia.

Selain empat pejabat negara, belakangan HK juga mendapat perintah untuk membunuh seorang pimpinan lembaga survei.

"Terdapat perintah lain melalui tersangka AZ untuk bunuh satu pimpinan lembaga swasta. Lembaga survei. Dan tersangka tersebut sudah beberapa kali mensurvei rumah tokoh tersebut," ujar Iqbal.

M Iqbal juga menjelaskan senjata api laras panjang dan senjata api laras pendek yang sudah dibeli oleh para tersangka.

Senjata api itu akan digunakan untuk membunuh para target pembunuhan, yakni 4 tokoh nasional dan 1 pimpinan lembaga survei.

Senjata laras panjang yang disita dari tersangka juga dilengkapi teropong atau teleskop.

Senjata itu biasa digunakan oleh para penembak jitu atau sniper.

"Jadi, senjatanya ini memang sudah dilengkapi teleskop untuk seniper," ujar M Iqbal dikutip Warta Kota.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved