Ani Yudhoyono Wafat
Lihat SBY Cium Kening & Beri Bisikan Terakhir untuk Ani Yudhoyono, Luhut: Separuh Jiwanya Habis
Luhut Binsar Pandjaitan mengaku kehabisan kata-kata melihat momen terakhir perpisahan SBY dan Ani Yudhoyono.
Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Yuyun Hikmatul Uyun
Saya kehabisan kata-kata.
Saya hanya bisa memeluk Beliau, lalu memberikan penghormatan terakhir saya pada almarhumah Ibu Negara dari Presiden ke-6 RI tersebut," tulis Luhut Binsar Pandjaitan.
Ia kemudian menulis, rasa kehilangan yang dialami SBY pasti akan dialami oleh semua orang.
"Momen kehilangan seperti ini pasti akan dialami setiap manusia.
Sehebat apapun pencapaian kita, air mata tetap tak ayal dibendung ketika saat itu tiba.
Seperti bagaimana saya menyaksikan seorang mantan Presiden yang menangis selayaknya seorang manusia biasa yang terdiri dari darah, daging, tulang dan emosi juga," tulisnya.
Ia pun merenung saat melihat begitu sederhananya peti mati Ani Yudhoyono.
"Masih di National Universty Hospital, 10 sampai 15 menit setelah momen itu, keranda jenazah didatangkan.
Melihat begitu sederhananya peti mati yang disiapkan, membuat saya merenung, bahwa inilah yang akan kita semua pakai nantinya.
Tidak peduli apakah kita Presiden, Ibu Negara, Wakil Presiden, ataupun hanya manusia biasa, semua sama saja.
Ketika sudah selesai waktu kita di dunia ini, kita akan diperlakukan sama. Tinggal masalah kapan, di mana, dan bagaimana kita berpulang," katanya.
Ia pun kemudian meminta kepada semua yang masih hidup untuk melakukan refleksi.

"Ya itulah hidup.
Sekarang untuk kita yang masih diberikan hidup, mari kita bawa peristiwa ini menjadi sebuah bahan refleksi diri bagaimana membuat hidup ini bermakna.
Bagi saya, pada akhirnya hidup adalah tentang bagaimana kita bisa berbagi dengan orang lain, berbuat baik kepada orang lain.