Pilpres 2019

Misteri Tertembaknya Harun Rasyid di Kerusuhan 22 Mei, Di Sini Posisi Pelaku Saat Menembak Massa

Satu diantaranya yakni Harun Rasyid, remaja 15 tahun yang tewas karena ditembak saat kerusuhan yang terjadi di Jembatan Slipi, Jakarta Barat.

Penulis: yudhi Maulana | Editor: Damanhuri
KOMPAS.com/RODERICK ADRIAN MOZES
Polisi bertahan dari lemparan batu para demonstran yang ricuh di dekat gedung Bawaslu, Jalan MH Thamrin, Rabu (22/5/2019) malam. 

Misteri Tertembaknya Harun Rasyid di Kerusuhan 22 Mei, Di Sini Posisi Pelaku Saat Menembak Massa

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Kerusuhan 22 Mei 2019 menewaskan 9 orang.

Satu diantaranya yakni Harun Rasyid, remaja 15 tahun yang tewas karena ditembak saat kerusuhan yang terjadi di Jembatan Slipi, Jakarta Barat.

Dalam konferensi pers Polda Metro Jaya yang disiarkan langsung di program Breaking News Kompas TV, Jumat (5/7/2019), hasil autopsi Harun Rasyid mengungkap kalau ia tewas karena terkena tembakan peluru tajam.

Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Suyudi Ario Seto mengatakan dari hasil penyidikan yang dilakukan oleh Polres Jakarta Barat, ada seseorang tak dikenal yang diduga melakukan penembakan dari jarak kurang lebih 30 meter di sisi kanan dari kerumunan massa.

Diduga, pelaku melakukan penembakan secara acak ke arah kerumunan massa.

"Dimana sisi kanan adalah ruko-ruko. Dari keterangan saksi-saksi, almarhum ( Harun Rasyid) ditembak dengan menggunakan pistol berwarna hitam, dengan arah tembakan mengarah ke arah perusuh," ucapnya.

Lanjutnya, pelaku melakukan penembakan menggunakan tangan kiri, dengan tangan yang sedikit dilipat dan posisi badan agak miring.

Diduga, pelaku melakukan penembakan menggunakan senjata jenis pistol.

Avengers Spiderman Hingga Thor Ikut Amankan Sidang Sengketa Hasil Pilpres 2019: Kami Tolak Kerusuhan

IPW Duga Keluarga Cendana Big Dalang Kerusuhan 22 Mei, Neta S Pane Desak Polisi Periksa TS

Saat dilakukan autopsi, ditemukan proyektil peluru di tubuh Harun Rasyid dengan kaliber 9x17 milimeter.

Sebelumnya, dikutip dari Kompas.com, Sari hasil Autopsi terhadap korban, Kepala Rumah Sakit Polri Kramat Jati Brigjen Pol dr Musyafak mengatakan, Harun tewas akibat luka tembak.

"Sudah, hasil autopsinya luka tembak. Luka tembak dari lengan kiri atas, ya dari lengan kiri menembus ke dada," kata Musyafak kepada Kompas.com, Kamis (30/5/2019).

Dibunuh di Tempat Lain dan Dibuang di Lokasi Kerusuhan?

Misteri kematian 9 orang dalam peristiwa kerusuhan 22 Mei mengulik rasa penasaran pembawa acara Aiman Kompas TV, Aiman Witjaksono.

Kerusuhan yang terkait dengan pengumuman Hasil Pilpres 2019 ini memiliki banyak sorotan, yakni lokasi yang terpencar, korban tewas anak-anak hingga dugaan provokasi.

Selain itu, Aiman menduga ada korban tewas yang dieksekusi di lokasi lain, lalu jasadnya dibuang ke lokasi kerusuhan.

Diketahui pecahnya kerusuhan terjadi di Kawasan Petamburan, sekitaran Gedung Bawaslu hingga Tanah Abang, Jakarta.

Dari hasil pemeriksaan polisi terkait 9 korban tewas, 8 orang di antaranya tewas akibat peluru tajam, sementara 1 orang akibat benda tumpul.

Kapolri : Polri Tidak Pernah Katakan Bapak Kivlan Zen Dalang Kerusuhan 22 Mei

Fadli Zon Sebut Artikel Majalah Tempo Soal Kerusuhan 22 Mei Hanya Framing, Pimred Angkat Bicara

Dari 8 orang yang tewas akibat peluru tajam, 4 orang telah diotopsi.

Dikutip dari Kompas.com, Kabag Penum Polri Kombes (Pol) Asep Adi Saputra mengatakan, polisi juga sudah berhasil mengidentifikasi 5 lokasi tempat ditemukannya korban.

“Secara keseluruhan penemuan berada di Petamburan. Yang empat (korban lain) masih kami dalami di mana TKP-nya," ungkap Asep di Mabes Polri, Jakarta, Senin (17/6/2019).

Ada dua hal yang menjadi sorotan Aiman dalam mengungkap misteri kerusuhan 22 Mei.

Kerusuhan 22 Mei
Kerusuhan 22 Mei (Repro Kompas TV)

Pertama, mayoritas korban tewas akibat peluru tajam.

Kedua, lokasi mereka tewas berada di kawasan Petamburan, yang merupakan lokasi terjadinya penyerangan Asrama Brimob oleh pendemo yang diwarnai dengan aksi pembakaran mobil.

Itu artinya, Petamburan merupakan “medan kerusuhan utama”.

IPW Duga Keluarga Cendana Big Dalang Kerusuhan 22 Mei, Neta S Pane Desak Polisi Periksa TS

Moeldoko Sebut Tidak Ada Tim Mawar dalam Kerusuhan 22 Mei

Dalam program tayangan Aiman yang akan tayang malam ini, Senin (24/6/2019) pukul 20.00 WIB, pihaknya kembali mendatangi lokasi kerusuhan di kawasan Petamburan.

Ia melihat sejumlah mobil di sekitar asrama Brimob Polri di kawasan ini.

Kondisi terbaru di sana, masih ada 5 bangkai mobil dalam kondisi hangus yang dijaga garis polisi karena masih digunakan sebagai bahan penyelidikan.

Diketahui Kompleks Brimob berseberangan dengan markas Front Pembela Islam (FPI).

Selama ini tak pernah terjadi konflik di antara keduanya meski Polri dan ormas FPI kerap bersitegang.

Kerusuhan di kawasan itu pada 21-22 Mei seolah hendak membenturkan Brimob dan FPI.

Peluru milik Brimob yang diduga dibongkar oleh massa kerusuhan 22 Mei
Peluru milik Brimob yang diduga dibongkar oleh massa kerusuhan 22 Mei (Repro Youtube Kompas TV)

Sepertinya, aksi penyerangan ke Markas Brimob bertujuan memicu amarah aparat.

Sementara, diperkirakan buyar massa yang dihalau akan lari menuju perkampungan di sekitar wilayah markas FPI.

Ada kecurigaan, kerusuhan sengaja diciptakan di wilayah itu sebagai provokasi.

Fadli Zon Sebut Pemerintah Seharusnya Bentuk Tim Gabungan Pencari Fakta Soal Kerusuhan 21-22 Mei

Hermawan Sulistyo Analisa Soal Kejanggalan Kerusuhan 22 Mei, Sebut Mayat yang Ditemukan Adalah Bukti

Ada Temuan Baru

Fakta-fakta terus digali, Aiman menemukan beragam kesaksian dari warga sekitar lokasi, terutama saat malam kerusuhan berlangsung.

Aiman pun bertemu dengan dua saksi mata dari kedua belah pihak, warga di sekitar Asrama Brimob dan warga di sekitar Petamburan.

Namun keduanya menolak untuk diwawancarai menggunakan kamera.

Dari hasil perbincangan dengan mereka, ditemukan fakta bahwa pada malam itu hampir semua pintu rumah warga digedor oleh orang-orang tak dikenal.

Sambil menggedor pintu, orang-orang itu berteriak, "Ayo keluar, kita diserang, ... perang... perang...!"

Sementara dari pihak warga di kompleks Brimob Polri, yang juga menolak untuk saya wawancara menggunakan kamera, menyatakan kalau saat mengamankan massa, mereka tidak menggunakan peluru tajam.

"Kami menggunakan peluru hampa dan karet. Tidak ada peluru tajam yang kami gunakan untuk menghalau massa agar jangan brutal membakar dan melempari mobil!," ungkap seorang warga.

Massa aksi demo Bawaslu membantu menghalau massa yang terprovokasi dan hendak menghampiri barikade aparat gabungan di depan Bawaslu, Selasa (21/5/2019).(KOMPAS.com / VITORIO MANTALEAN)
Massa aksi demo Bawaslu membantu menghalau massa yang terprovokasi dan hendak menghampiri barikade aparat gabungan di depan Bawaslu, Selasa (21/5/2019).(KOMPAS.com / VITORIO MANTALEAN) (Kompas.com)

Aiman kembali mendapat informasi dari sebuah sumber, ada dugaan korban dieksekusi di sebuah tempat, lalu jasadnya didrop di titik kerusuhan sekitar Petamburan-Slipi, Jakarta.

Tiga korban masih berstatus anak.

Yang paling muda berusia 15 dan 16 tahun, masing-masing bernama Harun Rasyid dan Reyhan Fajari.

Aiman menganggap sulit untuk menafikan kerusuhan di sekitar wilayah Petamburan memang sengaja diciptakan untuk memprovokasi terjadinya benturan antara penghuni Asrama Brimob plus aparat dan warga yang tinggal di sekitar markas FPI.

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Muhammad Iqbal menolak memberikan keterangan lebih lanjut terkait perkembangan kerusuhan 21-22 Mei.

"Perkembangan penyelidikan terakhir sudah disampaikan melalui konferensi pers,” ujar Iqbal kepada tim AIMAN yang menghubunginya seraya berjanji akan memberi keterangan lanjutan terbaru dalam beberapa hari ke depan.

TKN dan BPN Debatkan Kericuhan 22 Mei, Mata Margarito Kamis Berkaca-kaca: Sayang Enggak Bangsa Ini ?

Lepas Kangen di Tengah Kericuhan Massa, Polisi Video Call dengan Istri : Tenang Saja Situasi Membaik

Mantan Ketua Tim Investigasi Kerusuhan 98 Hermawan Sulistyo angkat bicara soal adanya dugaan soal korban yang dieksekusi dahulu lalu dibuang ke lokasi kerusuhan,

Hermawan mengungkapkan kalau hal itu mungkin saja terhadi.

Sebab, menurut dia, dari hasil otopsi didapat, mayoritas korban tewas ditembak dari posisi tiarap (dan dari arah samping).

"Lha... bagaimana mungkin kalau tiarap ada di lokasi kerusuhan. Posisi nembak tiarap kan perlu space kosong. Kalau di lokasi kerusuhan ada ribuan orang, bisa keinjak-injak," ujar Kiki.

Kerusuhan ini dikondisikan untuk menciptakan kerusuhan yang lebih besar dan ada tujuan akhirnya.

Apa pun hasil penyelidikan nanti, harus diungkap lengkap oleh polisi. Tak kalah penting adalah penuntasan.

Bagi anda yang ingin menyimak selengkapknya terkait fakta baru kerusuhan 22 Mei ini, bisa dilihat di program acara Aiman yang tayang malam ini pukul 20.00 WIB di Kompas TV.

Bagi anda yang ingin menyaksikan melalui Live Streaming malam nanti, klik link DI SINI.(*)

(Aiman/Kompas.com)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved