Cerita Warga Pamijahan Bogor Lumpuh Mendadak, Sempat Pingsan Saat Antre di Klinik
Bahkan tetangganya itu, mulai dari makan sampai mengenakan baju harus dibantu oleh orang lain.
Penulis: Naufal Fauzy | Editor: Ardhi Sanjaya
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Naufal Fauzy
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, PAMIJAHAN - Dudi F Asmara (41) tak menyangka kelumpuhan yang dialami tetangganya juga menimpa dirinya bahkan keluarganya yang lain.
Ia menceritakan bahwa bahwa awalnya dia melihat tetangganya di Kampung Pasarean, Desa Pasarean, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor yang sama sekali tak bisa beraktifitas karena sakit.
Bahkan tetangganya itu, mulai dari makan sampai mengenakan baju harus dibantu oleh orang lain.
Kelumpuhan itu bukan karena lumpuh anggota badan yang benar-benar lumpuh, namun nyeri sendi-sendi yang hebat sehingga anggota tubuh tak sanggup untuk banyak digerakan.
Kemudian, kejadian yang sama justru menimpa ibunya sendiri, Halimatusadiah (59).
"Itu awal bulan puasa kemarin, ibu saya juga kena. Kamudian dibawa ke klinik untuk diperiksa. Saat ngantre ibu saya juga bahkan sampai pingsan," kata Dudi kepada TribunnewsBogor.com, Rabu (10/7/2019).
Saat itu, kata dia, atas pemeriksaan klinik terhadap ibunya di klinik hasil lab adalah normal dan disebut ada terkait darah tinggi.
Tanpa ada curiga, Dudi membawa ibunya kembali pulang ke rumah dan meminum obat yang diberitakan klinik namun ternyata sakit yang diderita ibunya itu tak kunjung sembuh dan terpaksa terus berbaring di kamar.
Dudi pun kaget, ternyata banyak juga tetangganya yang mengalami gejala yang sama seperti ibunya yakni panas dilanjut bintik-bintik dan nyeri sendi yang hebat.
Tak terkecuali juga dialami oleh Dudi sendiri.
"Anak kecil tetangga saya juga ada yang kena itu, dia juga sama. Sampai ada tetangga saya dia tinggal di Bandung mudik ke sini kan pas abis lebaran, sampai sekarang belum balik lagi ke Bandung karena dia kena juga," ungkapnya.
Sampai akhirnya, setelah penyakit yang sama dialami puluhan warga, baru lah dia mendapat kabar dari dokter tempat ia berobat bahwa penyakit tersebut merupakan gejala chikungunya.
"Awalnya panas dulu, terus semua sendi pokoknya sakit, bawa motor aja tangan sakit. Yang paling sakit itu ketika bangun tidur, sakitnya minta ampun," katanya.
Diberitakan sebelumnya, sebanyak 80 orang warga di Kampung Pasarean, Desa Pasarean, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor diduga terjangkit virus Chikungunya.
Secara massal, warga di desa ini mengalami demam berhari-hari dan mengalami nyeri sendi yang hebat.
Virus ini menyerang warga mulai dari balita hingga orang dewasa.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, Mike Kartarina menuturkan bahwa indikasi dugaan adanya virus chikungunya dari nyamuk ini sudah terjadi sejak Mei 2019 lalu.
"Sampai saat ini sudah ada 80 orang yang kita perkirakan chikungunya dari bulan Mei. Kemungkinan akan bertambah karena masih ada yang harus dicari lagi," ujarnya kepada wartawan, Senin (8/7/2019).
Dia mengaku bahwa pihaknya belum bisa memastikan yang diidap masyarakat ini adalah chikungunya atau bukan karena harus melewati tahap uji laboratorium.
Meski begitu, dari gejala-gejala yang diderita warga ini mirip dengan chikungunya.
"Ini cikungunya atau bukan, kita harus melakukan pemeriksaan lab dulu. Tapi dari gejala-gejalanya diduga chikungunya," katanya.