Idul Adha 2019

Cerita 7 Anak di Bogor Patungan Rp 10 Ribu Per Hari untuk Beli Sapi Kurban,Seperti Ini Perjuangannya

Dengan mengumpulkan uang Rp 10 ribu sehari selama 10 bulan, tujuh anak ini bisa membeli seekor sapi kurban.

Penulis: Lingga Arvian Nugroho | Editor: Soewidia Henaldi
Kolase Tribun Bogor
Tujuh anak di Kota Bogor mengumpulkan uang jajan selama 1 tahun untuk dapat membeli hewan kurban. 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Lingga Arvian Nugroho

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR TENGAH - Kisah tujuh anak ini bisa jadi inspirasi bagi orangtua dan anak-anak-anak di seluruh Indonesia.

Betapa tidak, ditengah keterbatasan yang mereka alami, tidak menghalangi untuk beramal.

Cerita tujuh anak yang tinggal dipemukiman padat penduduk di Kampung Ardio RT 1/5, Kelurahan Cibogor, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor ini membuktikan bahwa dengan semangat dan niat yang kuat apa yang dicita-citakan bisa terkabul.

Apa yang mereka lakukan?

Dengan mengumpulkan uang Rp 10 ribu sehari selama 10 bulan, tujuh anak ini bisa membeli seekor sapi kurban.

Mereka adalah Abu Bakar (13) siswa kelas 3 SMP, Zhilal (11) siswa kelas 5 SD, Sauqi (11) siswa kelas 6 SD, Fauzan (11) siswa kelas 6 SD, Sukatma (12) siswa kelas 1 SMP, Zalfa (12) siswa kelas 1 SMP, dan Yudi (18) yang baru saja lulus SMA.

Mereka rela mengurangi porsi jajan setiap harinya untuk bisa berkurban pada Hari Raya Idul Adha.

 Bandingkan Sapi Kurban Jokowi dengan Tahun Lalu, Pedagang Rela Jual Murah & Kandang Dijaga Ketat

 Ini Waktu yang Dibolehkan Menyembelih Hewan Kurban Menurut Pimpinan Ponpes Miftahul Falah Bogor

Hasil dari patungan selama 10 bulan, ke tujuh anak itu berhasil membeli seekor sapi seharga Rp 30 jutaan.

Salah satu anak yang ikut berkurban bernama Abu Bakar Sidiq.

Siswa kelas 3 SMP itu sehari -harinya membantu sang kakak menjaga kios bensin mini.

Dalam sehari Ia bisa mendapat uang lebih Rp 15 ribu di luar uang jajan sekolahnya.

"Iya kalau misalkan lagi libur, kaya kemarin pas puasa itu sama libur sekolah rutin jagain bensin, jadi kalau kakak sholat dzuhur saya yang jaga sampai selesai shalat di rumah," katanya.

Tidak hanya itu, rupanya beberapa anak dari tujuh orang anak itu pun beberapa kali dipanggil untuk bermain marawis.

Dari sana Iki sapaan akrab Abu Bakar pun mendapat uang tambahan lebih.

"Kalau setiap hari sekolah kadang sampai sore kadang siang, malamnya ngaji bareng, kalau lagi ada panggilan main marawis, marawisan sama Fauzan sana teman yang lain," katanya.

Sebelumnya diberitakan wajah riang gembira terpancar di raut wajah ke tujuh anak di Kampung Ardio RT 1/5, Kelurahan Cibogor, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor.

tujuh bocah di Bogor patungan untuk beli sapi kurban
tujuh bocah di Bogor patungan untuk beli sapi kurban (TribunnewsBogor.com/Lingga Arvian Nugroho)

Sore itu Senin (22/7/2019) ketujuh anak tersebut akan menengok sapi kurbannya yang audah dibeli sejak satu bulan lalu.

Mereka adalah Abu Bakar (13) siswa kelas 3 SMP, Zhilal (11) siswa kelas 5 SD, Sauqi (11) siswa kelas 6 SD, Fauzan (11) siswa kelas 6 SD, Sukatma (12) siswa kelas 1 SMP, Zalfa (12) siswa kelas 1 SMP, dan Yudi (18) yang baru saja lulus SMA.

Sambil masih mengumpulkan uang tabungannya Iki sapaan akrab Abu Bakar dan ke-enam temannya bersiap-siap akan melunasi sapi yang sudah dibelinya dengan harga Rp 19,5 juta.

Mereka pun menghitung uang tabungannya untuk melunasi uang pembayaran sapi sekitar Rp 3 juta.

 Ini Waktu yang Dibolehkan Menyembelih Hewan Kurban Menurut Pimpinan Ponpes Miftahul Falah Bogor

 Daging Kurban Sapi dan Kambing Jangan Dicuci Dulu, Ini Alasannya

"Iya ini mau liat sapinya, diajak sama pak haji (pemilik sapi)," kata Iki sapaan akrab Abu Bakar Sidiq, ketika sedang berkumpul di rumah Fauzan yang juga ikut menabung membeli hewan kurban.

Niat dan usaha yang tekun membawa anak-anak yang tinggal di perkampungan padat penduduk itu berhasil mewujudkan impiannya untuk berkurban.

Jika pada Hari Raya Idul Adha sebelumnya ke tujuh anak ini hanya menyaksikan orang lain berkurban, kini mereka pun bisa menjalankan ibadah menyembelih hewan kurban dengan hasil tabungannya sendiri.

"Iya, hanya ingin ikut berbagi, iya kan kalau berbagi itu bisa dapat pahala, biasanya setiap lebaran haji cuma bisa lihat orang yang kurban, terus akhirnya diniatin nabung, alhamdulillah, (bisa berkurban)," katanya.

Meski awalnya sempat ragu karena takut berakhir di tengah jalan, akhirnya ketujuh anak itu pun berhasil mengumpulkan uang dengan saling menyemangati satu dengan yang lainnya.

Iki yang sehari-hari duduk dibangku kelas 3 SMP itu menjadi inisiator mengumpulkan tabungan untuk membeli hewan kurban.

Dalam sehari iki bisa menyisihkan uang jajan Rp 5 ribu hingga Rp 10 ribu untuk membeli hewan kurban.

Meski harus mengurangi porsi jajannya itu tidak mengurangi samangatnya untuk terus menabung.

ke-tujuh anak sedang mengumpulkan uang tabungan di rumah Fauzan untuk membeli sapi kurban
ke-tujuh anak sedang mengumpulkan uang tabungan di rumah Fauzan untuk membeli sapi kurban (TribunnewsBogor.com/Lingga Arvian Nugroho)

Alhasil, Iki dan teman-temannya itu pun berhasil mengumpulkan uang belasan juta dalam waktu 10 bulan.

"Jajan Rp 20 ribu, ongkos Rp 4 ribu, jajan Rp 6 ribu terus sisanya ditabung untuk beli hewan kurban," ujarnya.

Orangtua Tak Menyangka

Awalnya banyak yang mengira tabungan tersebut hanya main-main dan tak akan terkumpul.

Namun rupanya iki, Fauzan dan temannya yang lain berhasil mengumpulkan uang.

Keinginan yang kuat itulah yang membuat para orangtua mendukung sang anak.

"Jujur kalau saya belum bisa (berkurban) tapi Alhamdulillah liat iki sama teman-teman bisa berkurban, awalnya juga sempat enggak percaya, sampai saya tanya, iki beneran, nanti kalau sampai putus tengah jalan kan malu, tapi iki bilang, cobain dulu niatin, pasti bisa," ujar Sati ibunda Abu Bakar Sidiq.

Hal yang sama juga dirasakan oleh ibunda Fauzan, Yani Haryani yang mengaku bangga dan senang melihat anak-anak bisa menabung untuk berkurban.

Yani menceritakan bahwa setiap hari Iki dan Fauzan mengumpulkan uang dari teman-temannya untuk dimasukan dalam buku tabungan.

Setelah itu uang tabungan pun dikumpulkan berbulan-bulan.

"Ya awalnya cuma nabung anak-anak biasa kan, terus si Iki itu punya niatan gimana kalau uangnya buat beli kurban, sempat ragu juga bisa ga ya mereka, saya juga tanyain dulu ke orangtua mereka akhirnya setuju uangnya setiap hari dikumpulin ke saya," ucapnya.

Ia pun berharap agar keinginan dan apa yang dilakukan oleh anak-anak bisa menjadi berkah dan ibadah.

"Iya namanya orangtua ya banggalah senang, dan pasti terus mendukung, awalnya memang ada 15 orang tapi ada yang mundur, tapi Alhamdulillah ini ada tujuh orang masih bertahan, dan bisa terlaksana," katanya.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved