Kisah Pilu Tukang Gorengan Naik Haji Asal Sentul Bogor, Berakhir Di Pemakaman Tanah Suci

Salah satu putra almarhum, Ahmad (39), mengatakan bahwa keseharian ibundanya itu adalah berjualan gorengan di sebuah warung kecil

Penulis: Naufal Fauzy | Editor: Damanhuri
TribunnewsBogor.com/Naufal Fauzy
Isah Oti Sana (depan) bersama rekan sesama jamaah haji Indonesia. 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Naufal Fauzy

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BABAKAN MADANG - Isah Oti Sana (66) jemaah haji asal Sentul, Kabupaten Bogor meninggal dunia karena sakit saat melaksanakan ibadah di tanah suci Mekah.

Ibu enam anak ini tinggal di Kampung Sentul, RT 01/01, Desa Sentul, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor.

Pantauan TribunnewsBogor.com, almarhum tinggal di rumah sederhana yang berdiri di antara akses jalan gang yang sempit.

Salah satu putra almarhum, Ahmad (39), mengatakan bahwa keseharian ibundanya itu adalah berjualan gorengan di sebuah warung kecil yang dibuka di belakang rumahnya.

"Kalau pagi beliau dagang gorengan. Udah itu doang," kata Ahmad kepada TribunnewsBogor.com, Senin (29/7/2019).

Dalam berjualan gorengan, ibundanya itu hanya mengandalkan pejalan kaki yang melintas di gang kecil depan warungnya itu.

Di samping Isah berjualan gorengan, suaminya hanya seorang petani garapan singkong milik orang lain.

"Paling kalau bapak nyabut singkong gak ada yang ngupas, ibu bantuin kupas. Bapak soalnya kerja nanem singkong di tanah perusahan orang, garapan lah," kata Ahmad.

Menabung 7 tahun

Ahmad mengatakan bahwa Ibunya itu sudah menabung selama 7 tahun sebelum naik haji.

Sedikit demi sedikit, kata dia, hasil usaha jualan gorengan juga ditabungkan untuk biaya naik haji.

Sebenarnya, tabungan itu kata Ahmad bisa selesai terkumpul lebih lama lagi namun kebetulan Isah bisa melunasinya lebih cepat.

"Nabungnya hampir nginjak 7 tahun. Dikit-dikit lah kalau namanya nabung. Cuma kesini-kesini pas dapet rezeki dilunasin. Alhamdulillah sampai bisa naik haji itu nginjek 7 tahunan," katanya.

Keluarga tak menyangka Isah wafat

Ahmad mengatakan bahwa pada Minggu (28/7/2019) sekitar pukul 04.45 WIB pagi, pihak keluarga mendapat telepon dari nomor tak dikenal.

Orang yang menghubunginya itu berbicara menggunakan bahasa Inggris.

Namun, sambungan telepon itu kemudian ditutup karena keluarga tak begitu paham apa yang disampaikan orang dari sambungan telepon tersebut.

"Kalau diartikan mungkin, ini keluarga Abdullah bin Muhammad bukan yang berangkat ke Arab Saudi. Cuman kesini-sini omongannya gak ngerti, kemudian (sambungan telepon) ditutup. Perkiraan saya mungkin HP-nya hilang, mau diinfoin," kata Ahmad.

Warung kecil tempat Isah berjualan gorengan dalam kesehariannya
Warung kecil tempat Isah berjualan gorengan dalam kesehariannya (TribunnewsBogor.com/Naufal Fauzy)

Saat itu, ia mengaku tak menaruh curiga jika ibundanya telah wafat di Arab Saudi.

Kemudian Ahmad menghubungi salah satu kerabatnya melalaui WhatsApp menanyakan kabar Ibunda dan Ayahnya yang juga berangkat ke tanah suci.

Lalu mendapat kabar bahwa ayahnya dalam keadaan sehat namun ibunya dikabarkan sedang sakit.

Namun kemudian Ahmad kedatangan tamu yakni anak pamannya sendiri yang membawa kabar berbeda yakni Ibundanya wafat di Mekah.

"Dia telepon orang tuanya di Mekah, infonya itu, bahwa Ibu Isah udah meninggal pada Sabtu (27/7/2019) sebelum maghrib dan sehabis maghrib udah dimakamin. Awalnya kan saya saya tanya, bapak emang sehat, tapi kalau ibu tidak sehat katanya. Dia bilangnya begitu, padahal dia gak tega (memberi tahu keluarga di Indonesia)," katanya.

Dimakamkan di tanah suci Mekah

Isah Oti Sana jamaah haji asal Sentul, Kabupaten Bogor yang wafat saat melaksanakan ibadah haji di tanah suci tidak dipulangkan ke tanah air.

Hal itu dilakukan setelah adanya pertimbangan dari pihak keluarga.

Almarhum dimakamkan di pemakaman sebelah utara Masjidil Haram, Kota Mekah, yang disebut pemakaman Jannatul Mu'alla atau Pekuburan Ma'la.

"Hari Sabtu itu habis Maghrib udah dimakamin katanya di Ma'la, dimakamin di sana (Mekah)," kata Ahmad kepada TribunnewsBogor.com, Senin (29/7/2019).

Ia mengaku bahwa pihak keluarga tak tega jika jenazah almarhum dipulangkan ke Indonesia karena memerlukan proses yang panjang.

"Prosesnya sampai 3 bulan katanya, jadi jenazah dibekuin dulu, ngurus ini itu, kasihan jenazahnya. Tapi kalau di sana, cuman kita doang yang ditinggalin gak tega," katanya.

Isah Oti Sana jamaah haji Kabupaten Bogor kloter 40 ini meninggal dunia karena sakit.

Menurut keluarga, Isah sebelum berangkat memang memiliki riwayat penyakit maag kronis dan juga darah tinggi.

Pesan terakhir

Mengingat pesan terakhir dari ibundanya sebelum berangkat haji, Ahmad tak kuasa menahan rasa sedihnya ditinggal sang ibunda.

Ahmad mengatakan bahwa pesan terakhir yang dia dengar cukup singkat namun berarti cukup dalam.

Ibundanya itu mengingatkan agar anak-anaknya untuk tidak lupa menjalankan ibadah.

"Kalau (pesan) ke saya pribadi sih, jangan ninggalin shalat. Udah itu aja," kata Ahmad yang langsung tak kuasa menahan air matanya mengingat pesan terakhir sang ibunda sebelum berangkat ke tanah suci Mekah.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved