Tak Banyak Diketahui, Mendengkur saat Tidur Ternyata Bisa Picu Penyakit Jantung

Tidak hanya itu, mendengkur juga dapat menyebabkan sleep apnea yang merupakan faktor risiko dari tekanan darah tinggi.

Editor: khairunnisa
Tribun Banjarmasin
Ilustrasi orang mendengkur 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Tak sedikit orang yang memiliki kebiasaan Mendengkur saat tidur.

Banyak yang menganggap bila Mendengkur saat tidur merupakan hal yang wajar terjadi.

Namun tahukah kamu bila kebiasaan Mendengkur saat tidur ini sebaiknya segera kamu hilangkan karena bisa memicu penyakit jantung.

Jantung menjadi salah satu organ vital dalam tubuh untuk keberlangsungan hidup.

Untuk itu menjaga kesehatan jantung menjadi prioritas utama bagi semua orang, sebab serangan jnatung bisa terjadi kapan saja dan menyerang siapa saja.

Namun, pernahkah Sobat Grid mengetahui salah satu tanda seseorang yang dapat mengalami serangan jantung dari perilaku tidur?

Beberapa gejala dari serangan jantung yang umum dirasakan termasuk nyeri pada dada, sakit kepala, dan pusing.

Melansir dari Express.co.uk, serangan jantung juga bisa ditandai dengan kondisi yang dikenal sebagai infark miokard.

Kondisi ini membuat suplai darah ke jantung tersumbat.

Ucap Selamat Ulang Tahun Untuk Syahrini, Doa Ivan Gunawan Soal Kehamilan Inces Ini Tuai Perhatian

Ingatkan Ruben Onsu agar Tak Percaya Teror Mistis, Iis Dahlia: Orang Baik Pasti Ada yang Melindungi

Hal ini membuat seseorang dapat terkena serangan jantung mendadak dan membutuhkan perawatan medis sesegera mungkin.

Para ahli menemukan bahwa Mendengkur dapat menjadi pertanda buruk bagi kesehatan jantung.

"Kami tahu bahwa penebalan arteri dapat menjadi tanda pertama peningkatan risiko stroke dan arteriosklerosis (pengerasan arteri), dua kondisi yang dapat memengaruhi jantung," terang dr. Deeb.

Mendengkur ternyata menjadi penyebab dinding arteri karotid yang menghubungkan jantung ke otak menebal, loh.

Menurut dr. Robert Deeb, getaran Mendengkur bisa menyebabkan dinding arteri menebal.

"Kami memiliki firasat bahwa Mendengkur lebih merupakan kondisi medis daripada masalah gangguan sosial atau kosmetik, karena lebih sering dipikirkan," ungkap dr. Deeb.

Sumber: Grid.ID
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved