Menelusuri Tumpukan Sampah Di Sungai Ciliwung, Sampai Bisa Berdiri di Atas Permukaan Air
Bahkan saat Suparno mencoba berdiri di atas permukaan air dia tidak tercebur dan malah bisa berdiri di atas sampah-sampah itu.
Penulis: Lingga Arvian Nugroho | Editor: Yudhi Maulana Aditama
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Lingga Arvian Nugroho
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR UTARA - Kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan masih sangat kurang.
Terbukti sampai saat ini tumpukan sampah di Sungai Ciliwung tepatnya di bawah Jembatan Situ Duit, Jalan Ahmad Yani, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor terus menumpuk.
Aktivis lingkungan yang juga satgas naturalisasi Sungai Ciliwung, Suparno Jumar mengajak TribunnewsBogor.com untuk melihat langsung melihat tumpukan sampah tersebut.
Benar saja, tumpukan sampah itu sudah menutupi aliran sungai hingga sampai ke daratan.
Bahkan saat Suparno mencoba berdiri di atas permukaan air dia tidak tercebur dan malah bisa berdiri di atas sampah-sampah itu.
"Ini karena sangat banyaknya sampah, entah kayu plastik atau apa di bawah sini, tapi yang jelas ini kalau diinjak tidak membal dan saya pun bisa berdiri artinya ini sampai berarti audah menumpuk sampai ke dasarnya,"katanya.

Suparno yang ikut bergabung dengan Komunitas Peduli Ciliwung sejak tahun 2015 itu pun merasa terpanggil untuk ikut menjaga merawat dan membersihkan Ciliwung.
Meski dirinya bukan warga asli Kota Bogor namun Ia merasa ada yang salah dengan perlakuan masyarakat terhadap Sungai Ciliwung.
"Awal saya konsen dan ikut turun membersihkan Ciliwung dan mengedukasasi warga itu awalnya karena saya lihat, ada yang tidak wajar, ketika banyak tumpukan sampah di Sungai Ciliwung berrarti ada yang tidak baik," katanya.
Untuk itu Ia pun bergabung dengan KPC yang memiliki kepedulian dan visi misi yang sama untuk Ciliwung.
"Jadi kenapa saya ikut aktif karena memang masa lalu saya itu di kali ya di Jawa Tengah kemudian saya di bogor pendatang tinggal tidak jauh dari Ciliwung dan sering lihat Ciliiwung kok kondisinya makin tidak baik, saya kemudian cari kawan-kawan yang semangat sama yang secara visi misi sama kemudian saya gabung dengan KPC yang sudah lebih dulu ada sejak tahun 2009 artinya ketika saya bergabung KPC sudah 5 tahun ada," ujarnya.
Selama terjun untuk membersihkan sampah bersama komunitas, KPC, relawan, dan orang-orang yang sangat peduli dengan Ciliwung, berbagai jenis samoah bisa ditemukan.
Bahkan Suparno menyebutkan sampah plastik sangat banyak ditemukan di Sungai Ciliwung.
"Mungkin kita sedang menunggu bom waktu jika tidak bergerak dan terus membuang sampah ke Ciliwung, selama ini yang paling banyak sampah ditemukan plastik kresek, sampah botol plastik, sampah plastik sekali pakai dari sacet shampo, bumbu masak, mie instan dan semua kemasan plasik, kemudian kain, popok bayi sekali pakai banyak banget, pembalut wanita banyak banget, kemudian yang tidak diduga adalah sampah medis," ujarnya.