Mati Listrik Jabodetabek

Pemadaman Listrik, Jokowi Semprot Petinggi PLN : Tau-Tau Drop, Itu Merugikan Kita Semua

Selain itu, Jokowi juga menyampaikan kekecewaannya terhadap PLN yang dianggap tidak mempunya tata kelola risiko yang baik

Penulis: yudhi Maulana | Editor: Yudhi Maulana Aditama
TRIBUNNEWS/DANY PERMANA
Presiden Joko Widodo melakukan sesi wawancara bersama Tribunnews.com di Istana Negara, Jakarta, Kamis (18/7/2019). Dalam kesempatan tersebut Presiden Jokowi memaparkan mengenai visi pemerintahannya dalam 5 tahun ke depan kepada tim Tribunnews.com. TRIBUNNEWS/DANY PERMANA 

Djoko menyampaikan, analisa sementara penyebab black out tersebut adalah karena ada gangguan pada sirkuit transmisi yang menopang dan menyalurkan listrik dari timur ke barat Jawa.

Djoko menyebut, sistem kelistrikan di Jawa Bali masih memiliki kelemahan meski secara kapasitas pembangkit sudah andal.

Matinya listrik d wilayah Bogor menyebabkan aktifitas warga terganggu.
Matinya listrik d wilayah Bogor menyebabkan aktifitas warga terganggu. (TribunnewsBogor.com/Soewidia Henaldi)

Kelemahannya, kata Djoko, adalah ketidakseimbangan pertumbuhan antara di Jawa bagian timur dan barat.

Alhasil, setiap harinya ada 2.000 megawatt (MW)-3.000 MW listrik yang harus dialirkan dari pembangkit dan sistem yang ada di timur Jawa menuju ke Jawa bagian barat.

"Mulai dari Karawang, Bekasi, Jakarta, itu bebannya besar sekali, selalu setiap hari ada aliran yang mengalir 2.000 MW-3.000 MW, tergantung kondisi sistem," katanya.

Djoko menggambarkan, saat beban sedang rendah yaitu pada akhir pekan, PLN melakukan pemeliharaan sistem transmisi. Nah, pada saat yang bersamaan, pada Minggu (4/8/2019) kemarin terjadi gangguan dua sirkuit transmisi 500 kV Ungaran-Pemalang.

Bandara Soekarno-Hatta Gunakan 17 Genset saat Listrik PLN Padam

Update Listrik Padam - 19 Gardu Induk PLN di Jabar, DKI, dan Banten Sudah Nyala

Saat gangguan tersebut, beban listrik di Jawa bagian barat mengalami kelebihan daya dibandingkan dengan bagian timur.

Selisihnya sekitar 3.000 MW. Malangnya, sirkuit transmisi yang tersedia tidak mampu menahan selisih beban tersebut.

"Apalagi sedang ada pemeliharaan, jadi nggak mampu. Tapi itu analisa sementara, nanti kami dengan tim akan cek lagi apakah betul (seperti analisa sementara) atau ada sebab lain," jelas Djoko.

Selain merugikan konsumen PLN, sambung Djoko, blackout tersebut juga membuat perusahaan setrum BUMN itu harus menelan kerugian.

Djoko bilang, potensi opportunity lost PLN bisa lebih dari Rp 90 miliar. Perkiraan tersebut masih hitungan awal.

Djoko mengatakan, saat blackout terjadi, beban turun dari biasanya 22.000 MW menjadi hanya 13.000 MW. Sehingga, ada 9.000 MW yang hilang.

Pemadaman Listrik, Warga Tangerang Tewas Terbakar Saat Nyalakan Lilin

Sejumlah Rumah di jakarta Terbakar saat Listrik PLN Padam, Ini Penyebabnya

Potensi kerugian itu, kata Djoko, dihitung dari jumlah daya yang hilang, dikali dengan lama durasi dan harga tarif listrik. "Itu perkiraan opportunity lost, kan selama itu PLN nggak bisa jual listrik," katanya.

Berbarengan dengan itu, imbuh Djoko, PLN pun menegaskan tidak akan lepas tangan atas kerugian yang dialami pelanggan.

Ia mengatakan, pihaknya masih menghitung dan melakukan kompensasi sesuai dengan Peraturan Menteri ESDM Nomor 27 Tahun 2017 tentang Tingkat Mutu Pelayanan dan Biaya yang Terkait dengan Penyaluran Tenaga Listrik oleh PT PLN (Persero).

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved