Idul Adha 2019
Haram Puasa 3 Hari Setelah Idul Adha, Ini Amalan yang Bisa Dilakukan pada Hari Tasyrik
Namun setelah hari raya Idul Adha terdapat hari yang diharamkan untuk puasa, yakni hari tasyrik.
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Jelang hari raya Idul Adha tanggal 10 Dzulhijah, umat muslim disunahkan untuk menjalankan puasa selama 2 hari, yakni Puasa Tarwiyah dan Puasa Arafah.
Namun setelah hari raya Idul Adha terdapat hari yang diharamkan untuk puasa, yakni hari tasyrik.
Hari tasyrik Idul Adha merupakan hari yang haram puasa di bulan Dzulhijah.
Hari tasyrik Idul Adha berlangsung tiga hari mulai 11, 12. dan 13 Dzulhijah.
Larangan berpuasa juga terjadi pada 10 Dzulhijah.
• Deret Ucapan Selamat Hari Raya Idul Adha 1440 H, Cocok Dibagikan di Facebook, WhatsApp, Instagram
• Apa Hukumnya Orang yang Berkurban Makan Daging Hewan Kurbannya Sendiri? Begini Penjelasannya !
Dilansir TribunBatam hari tersebut adalah hari dimana umat muslim dilarang untuk berpuasa.
Namun dianjurkan untuk berzikir dan berdoa.
Bertepatan dengan hari tersebut, jamaah haji di Makkah melaksanakan ibadah yaitu melempar jumrah.
Sementara umat Islam di seluruh dunia yang tidak berhaji melakukan penyembelihan hewan kurban.
Penyembelihan hewan kurban biasanya berlangsung tiga hari.
• Niat Puasa Arafah Hari Ini: Bahasa Arab dan Latin Lengkap dengan Artinya - Begini Keutamannya
Dikutip dari Rumaysho.com, disebutkan dalam Matan Al Ghoyah wat Taqrib -salah satu rujukan fikih dalam madzhab Syafi’i- bahwa ada lima hari diharamkan puasa, yaitu hari Idul Fithri, hari Idul Adha, dan tiga hari tasyrik (11, 12, 13 Dzulhijjah).
Tiga hari yang diharamkan untuk berpuasa, atas sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
أَيَّامُ التَّشْرِيقِ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ
Artinya : “Hari- hari tasyrik adalah hari makan dan minum.” (HR. Muslim no. 1141)
Allah Ta’ala mengistimewakan hari tasyrik, karena pada hari tersebut Allah jadikan hari ini sebagai waktu istimewa untuk berdzikir sehingga Allah perintahkan kaum muslimin untuk memperbanyak dzikir di hari tersebut.
• Kematian Ruben Onsu Jadi Incaran 4 Orang, Suami Sarwendah Disebut Sudah Tahu Wajah dan Nama Peneror
Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Hari tasyrik adalah tiga hari setelah Idul Adha (yaitu 11, 12, 13 Dzulhijjah).
Disebut tasyrik karena hari tasyrik itu berarti mendendeng atau menjemur daging qurban di terik matahari.
Dalam hadits disebutkan, hari tasyrik adalah hari untuk memperbanyak dzikir yaitu takbir dan lainnya.” (Syarh Shahih Muslim, 8: 18)
Lantas kapan hari tasyrik itu bila dalam penanggalan masehi?
Dalam penanggalan masehi, 10 Dzulhijah jatuh pada tanggal 11 Agustus 2019.
• 10 Jenis Makanan Ini yang Mampu Turunkan Kolesterol Pasca Idul Adha
Berikut daftar perhitungan kalender hijriah apabila disandingkan dengan penanggalan masehi.
1 Dzulhijjah = 2 Agustus 2019
2 Dzulhijjah = 3 Agustus 2019
3 Dzulhijjah = 4 Agustus 2019
4 Dzulhijjah = 5 Agustus 2019
5 Dzulhijjah = 6 Agustus 2019
6 Dzulhijjah = 7 Agustus 2019
7 Dzulhijjah = 8 Agustus 2019
8 Dzulhijjah = 9 Agustus 2019
9 Dzulhijjah = 10 Agustus 2019
HARAM PUASA :
10 Dzulhijjah = 11 Agustus 2019
11 Dzulhijjah = 12 Agustus 2019
12 Dzulhijjah = 13 Agustus 2019
13 Dzulhijjah = 14 Agustus 2019
Idul Adha 1440H 10 Dzulhijjah jatuh pada tanggal 11 Agustus 2019.
Sehingga hari tasyrik berada pada 12, 13 dan 14 Agustus 2019.
Menurut Ibnu Rajab, ada rahasia di balik larangan berpuasa di hari tasyrik.
Dahulu, ketika orang-orang yang bertamu ke Baitullah karena perjalanan panjang yang dilalui.
Mereka kelelahan kemudian beristirahat setelah ihram, melaksanakan manasik haji dan umrah.
Allah mensyariatkan kepada mereka untuk beritirahat dan tinggal di Mina pada hari kurban dan tiga hari setelahnya.
Allah juga perintahkan mereka untuk makan daging sembelihan.
• Niat Puasa Arafah Besok Sabtu 10 Agustus 2019
Di saat itulah, mereka mendapatkan jamuan dari Allah, karena kasih sayang Allah kepada mereka.
Allah mensyariatkan kaum muslimin untuk menjadikan hari ini sebagai hari makan-makan dan minum.
Agar bisa membantu mereka untuk semakin giat dalam berdzikir mengingat Allah dan melakukan ketaatan kepada-Nya.
Dan itu merupakan bentuk syukur nikmat yang paling sempurna.
Hal itu menjadikan kaum muslim diberbagai belahan dunia turut menyemarakkan ibadah yang dilakukan jemaah haji.
Kaum muslimin juga diperintahkan untuk memperbanyak ibadah selama 10 hari pertama bulan Dzulhijjah.
(Sumber: TribuJakarta/TribunBatam)