Idul Adha 2019

Mitos atau Fakta Makan Daging Kambing Bikin Hipertensi? Ini Penjelasan Dokter

Adanya mitos itu membuat orang dengan riwayat Hipertensi jadi berpikir dua kali lipat jika ingin ikut menyantap panganan dari olahan daging kambing

Editor: Yuyun Hikmatul Uyun
Kompas.com
Ilustrasi sate kambing 

Termasuk di antaranya, terdapat masalah pada hormona kelenjar aldosteron atau penyempitan pembulu darah ke ginjal.

Pada dasarnya,  faktor utama penyebab Hipertensi sekunder berbeda-beda.

Pengaruh dari konsumsi asupan garam berlebih juga akan berpengaruh. Hipertensi sekunder lebih mudah diobati dan masih memungkinnkan untuk tidak mengonsumsi obat seumur hidup.

Haram Puasa 3 Hari Setelah Idul Adha, Ini Amalan yang Bisa Dilakukan pada Hari Tasyrik

Catatan makan daging kambing

Tunggul mengatakan, orang dengan riwayat Hipertensi tidak masalah jika ingin ikut mengonsumsi olahan daging kambing.

"Kalau Anda Hipertensi mau makan daging kambing, ya makan saja. Toh enggak ngaruh kok, itu cuma mitos saja," kata Tunggul.

Namun Tunggul mengingatkan untuk mengonsumsi daging kambing dalam porsi wajar.

Selain itu, kandungan garam dan lemak dalam olahan makanan juga perlu diperhatikan.

Banyak penelitian pun telah membuktikan, asupan kadar garam yang tinggi memicu risiko Hipertensi.

"Bahkan, di Inggris sudah di terapkan terhadap restoran atau tempat makan untuk tidak menaruh garam di meja pelanggan, kecuali pelanggan meminta. Hasilnya, jumlah orang terkena Hipertensi di Inggris berkurang," jelas Tunggul.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mitos atau Fakta: Benarkah Daging Kambing Bikin Hipertensi?", https://sains.kompas.com/read/2019/08/10/111807623/mitos-atau-fakta-benarkah-daging-kambing-bikin-Hipertensi?page=all
Penulis : Ellyvon Pranita
Editor : Gloria Setyvani Putri

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved