Papua Rusuh

Tanggapan Resmi Ketua Lembaga Masyarakat Adat Papua Hingga Walikota Malang Minta Maaf

Kerusuhan yang terjadi di Manokwari, Papua ini diduga buntu dari kejadian di Malang dan dugaan upaya persekusi serta rasisme di Surabaya, Jawa Timur.

Penulis: Damanhuri | Editor: Ardhi Sanjaya
Kompas.com
Aksi blokade jalan oleh masyarakat Papua di Manokwari, terhadap tindakan rasisme yang terjadi terhadap mahasiswa Papua di Surabaya.(KONTRIBUTOR KOMPAS TV/ BUDY SETIAWAN) 

"Saya disini sebagai kepala suku menyampaikan persoalan yang terjadi ini tidak perlu dibesar-besarkan," kata Lenis Lenis Kogoya.

Massa Pendemo Serang Polsek Sorong Timur

Untuk meredam kerusuhan menjalar ke sejumlah titik, ia meminta kepada penegak hukum menangani secara serius indiden yang memicu kemarahan warga Papua.

"Yang kita dorong adalah bagaimana penegak hukumnya, apa yang terjadi di Surabaya dan Malang siapa yang tebar paku, siapa yang bicara kata yang kasar, dan siapa yang menyuruh usir pulang, siapa yang membakar bendera ini yang harus kita bawa ke ranah hukum," ujar Lenis Kogoya.

Lebih lanjut, pria yang juga Staff Khusus Presiden ini menyesali aksi kerusuhan yang pecah di sejumlah titik di Papua Barat.

Menurutnya, penyampaikan pendapat memang merupakan hak warga negara, namun harus tetap sesuai koridor yang berlaku.

"Boleh saja menyampaikan aspirasi di muka umum tapi jangan sekali-kali merusak fasilitas, atau jangan membakar fasilitas umum sama saja kita bakar rumah kita sendiri, nanti kita tinggal dimana," katanya.

Sementara itu, Gubernur Papua Barat, Dominggus Mandacan meminta Wakil Walikota Malang Sofyan Edi Jarwoko untuk mencabut pernyataannya soal wacana memulangkan masyarakat asal Papua dari Kota Malang usai kericuhan tanggal 15 Agustus 2019 lalu yang melibatkan Aliansi Mahasiswa Papua(AMP) Komite Kota Malang yang memperingati 57 tahun perjanjian New York.

Selain itu Dominggus juga meminta Sofyan Edi untuk meminta maaf kepada rakyat Papua.

“Bagi saya pernyataan Bapak Wakil Walikota Malang untuk meminta masyarakat Papua pulang seharusnya tidak terjadi. Seharusnya pernyataan itu dicabut dan beliau meminta maaf kepada rakyat Papua,” ucap Dominggus saat dihubungi awak media, Senin (19/8/2019).

Gubernur Jawa Timur Minta Maaf soal Mahasiswa Papua, Wiranto : Pernyataan yang Tulus dan Ikhlas

Kumpulan Massa di Expo Waena, Distrik Heram, Kota Jayapura, Papua yang akan bergabung dengan pendemo lainnya di wilayah Abepura untuk melakukan aksi demonstrasi atas penangkapan mahasiswa Papua di Surabaya, Jawa Timur (19/08/2019)(Dok Istimewa)
Kumpulan Massa di Expo Waena, Distrik Heram, Kota Jayapura, Papua yang akan bergabung dengan pendemo lainnya di wilayah Abepura untuk melakukan aksi demonstrasi atas penangkapan mahasiswa Papua di Surabaya, Jawa Timur (19/08/2019)(Dok Istimewa) (Kompas.com)

Menurut Dominggus, Sofyan Edi sebagai pejabat pemerintah daerah tak seharusnya melontarkan pernyataan tersebut.

Karena baginya masyarakat Papua, khususnya mahasiswa asal Papua sebagai bagian dari masyarakat Negara Kesatuan Republik Indonesia berhak menuntut ilmu di mana pun.

Dominggus juga menyatakan dirinya siap diajak berdiskusi dengan pemerintah daerah Malang dan Jawa Timur untuk menyelesaikan masalah tersebut.

“Dengan adanya masalah tersebut seharusnya saya, Gubernur Papua, dan Gubernur Jawa Timur diajak berdiskusi dan difasilitasi menyelesaikan masalah secara arif dan bijaksana. Bukan malah membuat pernyataan yang tak seharusnya,” pungkas Dominggus.

Dominggus memastikan kondisi di wilayah Manokwari dapat dikendalikan bersama Panglima Daerah Militer dan Kapolda setempat.

Walikota Malang Minta Maaf

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved