Breaking News

Pawang Kuda Lumping Tewas Saat 17 Agustusan, Warga Rasakan Keanehan Ini Saat Korban Kesurupan

Korban bernama Eko (49) merupakan seornag pawang kuda lumping atau sering disebut jathilan ini telah memiliki pengalaman selama puluhan tahun.

Penulis: yudhi Maulana | Editor: Damanhuri
SRIWIJAYA POST/LENI JUWITA
Eko (49), pawang kuda lumping akhirnya meninggal dunia tak lama setelah pertunjukan aksi kuda lumping berlangsung, Minggu (18/8/2019) dalam rangka memeriahkan HUT Ke-74 Kemerdekaan RI di Baturaja OKU 

Pawang Kuda Lumping Tewas Saat 17 Agustusan, Warga Rasakan Keanehan Ini Saat Korban Kesurupan

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Seorang pawang kuda lumping alias jaran kepang tewas saat menghibur warga dalam rangka memeriahkan HUT ke-74 RI di Kelurahan Talang Jawa, Kecamatan Baturaja Barat, Kabupaten Ogan Komering Ulu Provinsi Sumatera Selatan, Minggu (18/8/2019).

Korban bernama Eko (49) merupakan seornag pawang kuda lumping atau sering disebut jathilan ini telah memiliki pengalaman selama puluhan tahun.

Sebagai layaknya pemain kuda lumping, korban kerap melakukan adegan berbahaya.

Seperti memecahkan genting atau benda keras lainnya di kepala.

Namun, karena telah profesional, Eko tak pernah mengalami luka ataupun cedera serius.

Tapi tidak dengan penampilannya terakhirnya kemarin saat HUT Kemerdekaan RI.

Dikutip dari Sriwijaya Post, awalnya Eko sedang beratraksi kuda lumping di depan warga sekitar pukul 13.00 WIB.

Momen yang ditunggu penonton adalah atraksi-atraksi yang ditampilkan oleh pemain kuda lumping alias jathilan.

Sambil Nunggu Jam 12, Pengunjung di Stadion Pakansari Bogor Dihibur Kuda Lumping

Akui Kuda Lumping Sebagai Kuda Warisan Bangsa, Ratu Kecantikan Asal Malaysia Ini Dihujat Netizen

Saat itu Eko bersama dengan 2 orang pawang melakukan pertunjukan.

Korban yang sudah kesurupan itu memulai atraksinya dengan memecahkan genting ke bagian kepalanya.

Anehnya, setelah memecahkan genting, kepalanya langsung bocor dan mengeluarkan darah.

Padahal selama ini Eko tidak pernah terluka saat melakukan adegan tersebut.

Biasanya Eko dikenal kebal saat melakukan atraksi dan kepalanya tidak pernah berdarah.

Namun, meski kepalanya terluka Eko masih melanjutkan atraksinya karena masih dalam keadaan kesurupan.

Pria berusia 49 tahun yang masih dalam posisi kesurupan ini berlari menuju ke arah pinggir lapangan dengan melompati pagar besi pembatas.

Ilustrasi: Kuda lumping atau jaran kepang, salah satu seni pertunjukan tradisional yang masih bertahan, meski di sejumlah daerah sudah surut.
Ilustrasi: Kuda lumping atau jaran kepang, salah satu seni pertunjukan tradisional yang masih bertahan, meski di sejumlah daerah sudah surut. (KOMPAS.com/SLAMET PRIYATIN)

Pawang kuda lumping ini juga membenturkan kepalanya ke besi.

Sekitar jarak 20 meter korban terjatuh dengan kondisi masih kerasukan.

Melihat kondisi korban, spontan 2 pawang kuda lumping yang juga teman korban segera memberikan pertolongan.

Korban dibawa ke ruang ganti yang bersebelahan dengan panggung.

Namun akhirnya nyawa korban tidak tertolong.

Pria yang sudah puluhan tahun menekuni kesenian kuda lumping itu akhirnya menghembuskan nafas terakhir di ruang ganti.

Akibat meninggalnya korban, pertunjukan dihentikan dan korban dibawa rombongan pemain kuda lumping ke rumah korban yang beralamat di Kelurahan Air Gading Kecamatan Baturaja Barat.

Sambil Nunggu Jam 12, Pengunjung di Stadion Pakansari Bogor Dihibur Kuda Lumping

VIDEO : Atraksi Air Mancur dan Smoke Bomb di HUT Satpol PP Kota Bogor

Korban sempat diperiksa tim medis untuk memastikan kondisi korban.

Kapolsek Baturaja Barat AKP Marwan menjelaskan, awal kejadian pada hari Minggu (18/8/2019), pukul 12.00 WIB, rombongan kuda lumping dan Reog Ponorogo yang berjumlah 50 orang memulai pertunjukan.

Sekitar jam 12.00 WIB, pertunjukan selesai dan para pemain istirahat.

Selanjutnya, pertunjukan dilanjutkan lagi pada pukul 13.00 WIB.

Pada pertunjukan kedua ini terjadi musibah yang mengakibatkan korban meninggal dunia.

Dikatakan Kapolsek, pertunjukan kuda lumping ini menurut warga setempat diselenggarakan dalam rangka memeriahkan peringatan HUT ke-74 RI.

Pesulap Tewas Terbakar Saat Atraksi

Tragedi serupa juga pernah menimpa seorang pesulap asal Tegal.

Aksi berbahaya seorang pesulap asal Tegal ini membuat dirinya kehilangan nyawa.

Pesulap bernama Rachmat Budiri (53) tewas setelah melakukan atraksi api.

Sebenarnya, pesulap ini sempat diselamatkan dan dibawa ke rumah sakit setelah tragedi nahas tersebut.

Namun karena luka bakarnya terlalu parah, akhirnya Rachmat Budiri menghembuskan nafas terakir.

Dikutip dari Kompas.com, Rachmat Budiri (53) atau biasa dikenal Budi Ayuga, tewas dalam perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang setelah bagian atas tubuhnya terbakar disebabkan gagal saat melakukan atraksi.

Budi terbakar saat mempertontonkan atraksi sulap api di Pentas Apresiasi Budaya Kampung Celaket, Kota Malang, Sabtu (27/6/2019).

Ia meninggal karena luka bakarnya terlalu parah hingga mengalami infeksi di tubuhnya.

"Ada infeksi di punggung yang berpengaruh ke ginjalnya. Kondisinya drop dan dinyatakan meninggal," kata teman dekat Budi Ayuga, Yongki Irawan, Senin (12/8/2019).

Penyebab kecelakaan saat atraksi tersebut karena ada kesalahan teknis yang terjadi saat pertunjukan ketoprak.

Biasanya ia memakai minyak tanah atau spiritus saat beraksi.

Namun, malam itu ia menggantinya dengan bensin jenis pertamax.

Penyebab Ledakan di Area Parkir Kemenlu, Satu Motor Terbakar

Rumah Pengantin Baru Terbakar Karena Lilin saat Listrik Padam, Istri Wafat, Suami Derita Luka Bakar

Budi juga tampil tanpa tim yang biasa mengiringinya.

Yongki mengatakan, kondisi Budi sempat menunjukkan perbaikan.

Namun, nasib berkata lain.

Budi meninggal disebabkan infeksi di punggungnya yang menjalar hingga ginjal.

Sebelum dirawat di RSSA Kota Malang, Budi terlebih dahulu dirawat di Rumah Sakit Lavalette Kota Malang.

Imam Muslich, teman dekat Budi yang lain mengatakan, Budi dikenal sebagai sosok yang baik di kalangan seniman.

Dengan keahliannya sebagai pesulap, Budi kerap tampil dalam pertunjukan amal.

"Saat kita bikin donasi untuk korban gempa, Mas Budi tampil melewati api," katanya.

Jenazah Budi lantas dibawa pulang ke kediamannya di Jalan Tanjung Putra nomor 44 Tanjungrejo, Kecamatan Sukun, Kota Malang.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved