Breaking News

Jenazah Terpanggang Dalam Mobil

Keluhan Aulia Kesuma soal Rumah Tangga dan Anak, Sampai Sewa Paranormal dan Pembunuh Bayaran

Aulia Kesuma merupakan dalang di balik pembunuhan Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili dan M Adi Pradana atau akrab disapa Dana

Penulis: Sanjaya Ardhi | Editor: Damanhuri
Twitter/Dokumentasi Polres Sukabumi
Cuitan Aulia Kesuma, otak pelaku pembunuhan Pupung Sadili dan M Adi Pradana 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Aulia Kesuma atau AK ternyata pernah eksis di media sosial

Aulia Kesuma diketahui memiliki akun Facebook, Twitter dan Instagram

Di Facebook, Aulia Kesuma memang tak terlalu aktif

Namun Twitter rupanya menjadi Aulia Kesuma mencurahkan isi hatinya

Aulia Kesuma merupakan dalang di balik pembunuhan Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili dan M Adi Pradana atau akrab disapa Dana

Pupung Sadili merupakan suami Aulia Kesuma

Mereka diketahui menikah pada tahun 2011 silam

akun Facebook Aulia Kesuma
akun Facebook Aulia Kesuma ()

Saat menikah dengan Aulia Kesuma, Pupung Sadili sudah memiliki anak, M Adi Pradana atau Dana

Dari pernikahannya tersebut, Aulia Kesuma dan Pupung Sadili memiliki satu orang anak yang kini masih balita

Malahan, Aulia Kesuma sendiri mengajak sang balita saat akan mengeksekusi Pupung Sadili dan M Adi Pradana

Kapolres Sukabumi AKBP Nasriadi menjelaskan bahwa saat itu AK menjemput para eksekutor sambil membawa balita umur 4 tahun hasil pernikahan dengan Edi Chandra pada 23 Agustus 2019.

Para eksekutor atau pembunuh bayaran ini kemudian dibawa oleh AK ke rumah korban di Lebak Bulus.

"Kemudian berangkat ke Lebak Bulus ke rumahnya menggunakan mobil milik pribadi tersangka AK Cayla hitam disopiri AK, di sebelahnya ada pembantunya dan anaknya R," terang Nasriadi dalam jumpa pers di Mapolres Sukabumi, Rabu (29/8/2019).

Agar balita yang merupakam anak dari AK ini tidak tahu siapa yang dijemput, AK mencoba membatasi pandangan buah hatinya itu ke bagian kursi belakang mobil.

"Supaya agar anaknya tidak tahu, jok tengahnya dilipat sehingga menutupi pandangan ke belakang dan di belakang sudah ada 4 orang yang akan melakukan eksekusi itu yaitu SG, AG, RD dan AV," ujarnya.

Dalam perjalanan, AK membeli jus dan juga obat tidur berdosis tinggi sebanyak 10 butir.

Sampai ke rumah si buah hati, dibawa oleh AK bersama pengasuhnya ke sebuah kamar di bagian belakang rumah dan dibiarkan dikunci.

"AK membawa pembantunya dan anaknya ke tempat tidur di belakang dan dikunci dari luar. Mereka disiapkan susu supaya mereka tidur di situ," kata Nasriadi.

Setelah itu lah di malam harinya, Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili (54) dan M Adi Pradana alias Dana (23) dihabisi setelah meminum jus yang berisi campuran obat tidur.

Korban Edi Chandra, kata Nasriadi, dibunuh dengan cara dibekap menggunakan handuk yang diberi alkohol saat tertidur pulas oleh kedua eksekutor.

Dana, Aulia Kesuma dan Pupung
Dana, Aulia Kesuma dan Pupung (Kolase Facebook M Adi Pradana dan Pupung Sadili)

Sedangkan Dana dibunuh bersama-sama oleh AK, anaknya KL yang baru datang setelah Edi Chandra terbunuh dan dua eksekutor.

"AG dan SG setelah itu bersama KL dan AK mereka berempat melakukan eksekusi terhadap Dana. Saat itu karena obat tidur kurang berpengaruh, Dana sempat melakukan perlawanan dan sempat teriak minta tolong dan disitu lah dilakukan pembunuhan dengan cara mengikat, mencekik dan sebagainya," kata Nasriadi.

Sewa Paranormal

AKBP Nasriadi menerangkan bahwa suami AK yang tak mau menjual rumah guna membayar hutang membuat AK sakit hati.

AK kemudian mencari paranormal untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.

Dalam upaya pencarian paranormal ini, AK meminta bantuan pembantunya yang berinsial T.

"Saudari AK menyampaikan kepada Ibu T, pembantunya, untuk mencarikan paranormal," kata Nasriadi di Mapolres Sukabumi.

AK berharap jasa bantuan dari paranormal ini bisa membuat suaminya berubah pikiran dan mau menjual rumah untuk membayar hutang.

Namun ternyata upaya yang melibatkan paranormal ini gagal.

"Itu supaya bisa membuka hati suaminya yaitu Edi Chandra agar mau menjual rumahnya, tetapi itu tidak terlaksana," kata Nasriadi.

Di Twitter warganet sudah mengatahui terlebih dahulu jejak digital dari Aulia Kesuma

Akun Twitter @meimei2410 menjadi tempat Auli Kesuma berkeluh kesah

Akun Twitter ini dibuat pada November 2010

Aulia Kesuma sendiri mulai mencuitkan curahannya pada November 2012

Terakhir, Aulia Kesuma mencuitkan keluh kesahnya pada 18 Maret 2013 silam

Dalam cuitannya, Aulia Kesuma mengeluhkan soal kondisi rumah tangga

"Sumpah..gara2 tuch setan, rumah tangga aku jadi dingin..mampus aza tuch setan..ups setan khan dah mati ya" tulisnya

Twitter
Twitter ()

Sejak 2012 sampai 2013 isi cuitan Aulia Kesuma memang berisi soal keluhan dan terbilang sumpah serapah

"Udah tahu anak nya ga beres, malah dikasih kebebasan..qta lihat aza akibat nya nanti.."

"Org yg suka menzolimi pasti ada azab nya dari Alloh, yg satu mandul, yg satu ga kawin, yg satu kena sakit kanker parah" tulis akun Twitter @meimei2410

Diajak Berhubungan Suami Istri

Kapolres Sukabumi AKBP Nasriadi menjelaskan bahwa Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili (54) dibunuh di rumahnya di Lebak Bulus Jumat (23/8/2019) malam sekitar pukul 21.30 WIB.

Sebelum dibunuh, istrinya yang merupakan otak pelaku, Aulia Kesuma alias AK (35) membawakan jus yang sudah dicampuri oleh bubuk obat tidur berdosis tinggi.

Saat itu pula, pembunuh bayaran sudah dia jemput dan bersiaga sambil bersembunyi di garasi menunggu perintah dari AK.

Nasriadi menjelaskan bahwa AK kemudian mengajak suaminya itu masuk ke kamar untuk berhubungan badan.

Aulia Kesuma, diduga otak pelaku pembunuhan Pupung Sadili dan anaknya M Adi Pradana.
Aulia Kesuma, diduga otak pelaku pembunuhan Pupung Sadili dan anaknya M Adi Pradana. (Dok Polres Sukabumi/Facebook)

"Sebelum melakukan hubungan suami istri itu, Edi Chandra sudah meminum jus tersebut, minumnya di ruang tamu sebelum masuk ke kamar," kata Nasriadi.

Setelah melakukan hubungan suami istri, Edi Chandra melakukan Yoga seperti kebiasaannya sebelum tidur.

Namun, karena efek dari obat tidur, Edi Chandra tertidur di lantai dengan posisi terlentang.

"AK memastikan Edi apakah tidur pulas apa belum. Setelah diyakini pulas, sekitar pukul 21.30 WIB, AK memanggil si SG sama AG (eksekutor) untuk masuk ke ruangan tersebut. Nah di situ lah dilakukan eksekusi terhadap Edi Chandra dengan cara dibekap dengan handuk yang sudah dibauri dengan alkohol, tangan dipegang dan sebagainya sampai diyakini korban meninggal dunia," kata Nasriadi.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved