Ribuan Pasukan di Papua Disebut Bentuk Intimidasi, Wiranto Minta Najwa Shihab Perbaiki Pola Pikir
Wiranto berkali-kali menegaskan kepada Najwa Shihab agar jangan menuduh dan jangan berpikir negatif terhadap kinerja pemerintah dalam menangani Papua.
Penulis: Uyun | Editor: Ardhi Sanjaya
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan ( Menko Polhukam) Wiranto dicecar Najwa Shihab pasca 2 minggu kisruh Papua.
Saat menjawab beberapa pertanyaan dari Najwa Shihab ini, Wiranto berkali-kali menegaskan agar jangan menuduh dan jangan berpikir negatif terhadap kinerja pemerintah dalam menangani Papua.
Dilansir TribunnewsBogor.com dari tayangan Mata Najwa, Kamis (5/9/2019) Najwa Shihab mempertanyakan soal masa depan Papua yang hingga kini masih menjadi perhatian.
"Setelah 2 minggu berlalu, polemik Papua masih belum juga reda, bagaimana masa depan Papua?" tanya Najwa Shihab kepada Wiranto.
Setelah itu, Najwa Shihab menyinggung soal pernyataan Wiranto yang menyebut bahwa kondisi di Papua sudah kondusif.
"Hari ini kita bahagia sekali. Pagi tadi saya dapat kabar dari Papua dan Papua Barat suasana sudah kondusif. Semua wilayah sudah damai," ujarnya, saat menghadiri kegiatan Yonsan Papua di Car Free Day (CFD), Jakarta, dilansir TribunnewsBogor.com dari Kompas.com, Minggu (1/9).
Setelah menyatakan Papua kondusif, Wiranto menegaskan akan menarik mundur pasukan.
"Kalau sudah damai untuk apa aparat keamanan ribut-ribut di sana?" tambah Wiranto.
• Diminta Pastikan Kapan Pembatasan Internet di Papua Dibuka, Wiranto Tiga Kali Minta Najwa Bersabar
Akan tetapi, pernyataan tersebut justru berbanding terbalik dnegan kondisi yang ada.
Pasalnya, di Papua masih ada banyak pasukan khusus yang disiagakan untuk berjaga.
"Data yang dihimpun total ada 6 ribu pasukan gabungan TNI-Polri di Papua dan Papua Barat. Apakah memang perlu pasukan sebanyak itu Pak Wiranto?" tanya Najwa Shihab.
Sebelum menjawab, Wiranto yang diwawancara beda lokasi studio Mata Najwa dan di Kantor Kemenko Polhukam terlebih dahulu mengatur nafasnya
Menurutnya, pasukan tersebut masih disiagakan karena 2 alasan.

Alasan pertama Wiranto menyebur pasukan itu untuk melindungi rakyat.
"Pasukan yang banyak itu memang sangat dibutuhkan. Bukan untuk menekan, bukan untuk memerangi rakyat. Tetapi justru kita butuhkan bagaimana menjaga masyarakat agar tidak menjadi korban kerusuhan," jawab Wiranto.