Gandeng Perusahaan Luar Negeri, Pemkot Bogor Buat Studi Kelayakan Trem
Pemkot Bogor memggandeng perusahaan asal Perancis untuk melakukan studi kelayakan penerapan transportasi trem di Kota Bogor.
Penulis: Lingga Arvian Nugroho | Editor: Mohamad Afkar Sarvika
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Lingga Arvian Nugroho
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR TENGAH - Pemerintah Kota Bogor memggandeng perusahaan asal Perancis untuk melakukan studi kelayakan penerapan transportasi trem di Kota Bogor.
Kerjasama tersebut dilakukan dengan melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan Jo Colas Iroda Mitra untuk membuat studi kelayakan pembangunan trem.
Walikota Bogor, Bima Arya Sugiarto mengatakan bahwa setelah dilakukan penandatanganan ini pihaknya akan melakukan kajian ilmiah untuk tahapan pembangunan trem.
• Gara-gara Jarang Hapus Make Up, Wanita Ini Temukan Kutu di Bulu Matanya
Nantinya kajian tersebut direncanakan akan berlangsung selama 9 bulan.
"Kajian ini nanti hasilnya menentukan langkah-langkah pembangunan trem terkait jalur kelayakan jalan, kapasitas jalan daya angkut lebar rel, panjang rel, pembiayaan ini butuhkan dan lain-lain," ujarnya usai melakukan penandatangan di sendiri Paseban Sri Bima, Komplek Balaikota Bogor, Jalan Ir H Djuanda, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Jumat (6/09/2019).
Nantinya direncanakan akan ada 24 set trem yang melintas di Kota Bogor.
Trem tersebut merupakan hibah dari Belanda.
• Balikan Lagi dengan Indra Bruggman Pasca 10 Tahun Pisah, Helmalia Putri: Ini Bukan Gimmik
Bima mengatakan bahwa trem saat ini belum dioperasilan di kawasan Asia Tenggara
"Trem ini belum Ada di Asia tanggara, nanti operasionalnya di jalan tapi harus di sesuaikan dengan kapasitas jalan, landscape, kontur tanah. makanya dibuat studi kelayakan, yang pasti tidak boleh keluar dari konsep heritage, mereka juga sudah berpengalaman, tidak merusak yang sudah Ada. Heritage city tidak boleh hilang," ucapnya.
Bima juga menambahkan kajian tersebut tidak menggunakan APBD melainkan dari pihak ketiga dalam hal ini Jo Colas Iroda Mitra.
Trem tersebut meruoakan salah satu transportasi pilihan yang diperlukan untuk menunjang LRT yang masuk setiap lima menit sekali.
"Ribuan orang masuk ke terminal Baranangsiang untuk naik LRT, Kalau semua naik mobil pribadi atau motor maka akan stuk," ujarnya
Sementara itu, Kepala Manager Colas Group Perwakilan Asia-pasifik Jerome Bellemin mengatakan bahwa kajian tersebut bagus untuk solusi yang tepat untuk transportasi masal di Kota Bogor.
"Yang membuat kami tertarik untuk mengkaji ini, kita sudah bekerja di Indonesia dan sekarang kita punya teknisi di Indonesia untuk meneruskan projek ini di Indonesia, membangun trem ini akan menjadi pembangunan trem pertama di Indonesia," ujarnya
Menurut Jerome trem ini menjadi solusi transportasi yang efisien untuk wilayah Kota.