Menolak Lupa, Mengenang Munir dan Sepak Terjangnya Memperjuangkan HAM
Munir, nama akrabnya, merupakan satu dari sekian orang yang memilih jalan hidup untuk bersuara dan memperjuangkan HAM.
" Hak asasi manusia dalam konteks solidaritas kemanusiaan telah menciptakan bahasa universal dan setara yang melampaui ras, gender, sekat-sekat etnik atau agama. Itulah jalan di mana kita berada di pintu gerbang untuk berdialog bersama dengan semua orang dari berbagai kelompok sosial dan ideologi." (Munir, 1965-2004)
TRIBUNNEWBOGOR.COM -- Hari ini, 15 tahun lalu, Munir Said Thalib mengembuskan nafas terakhirnya setelah diracun dalam penerbangan menuju Amsterdam, Belanda, pada 7 September 2004.
Hingga detik ini, belum ada titik terang mengenai kasus Munir, termasuk siapa pembunuhnya.
Mengenang Munir, tak bisa dilepaskan dari sepak terjang semasa hidupnya.
Munir dan perjuangannya untuk hak asasi manusia.
Sejarah telah mencatat kegigihannya dalam memperjuangkan yang lemah dan hidup dalam kesederhanaan.
Munir, nama akrabnya, merupakan satu dari sekian orang yang memilih jalan hidup untuk bersuara dan memperjuangkan HAM.
Kasus Tragedi Tanjung Priok
Munir pernah menjadi penasihat hukum keluarga korban tragedi Tanjung Priok yang terjadi pada 1984.
Tragedi Tanjung Priok merupakan salah satu pelanggaran berat HAM yang dialami oleh para demonstran yang menolak penerapan Pancasila sebagai asas tunggal yang diusulkan oleh Presiden Soeharto.
Pemberitaan Harian Kompas, 14 September 1984, menyebutkan, sebanyak 24 orang tewas dan 55 orang luka-luka akibat tindakan aparat kemanan yang membubarkan paksa para demonstran dengan tembakan timah panas.
Kasus Marsinah
Marsinah merupakan aktivis buruh PT CPS Sidoarjo, Jawa Timur, yang diculik dan meninggal dunia pada 1993.
Setelah menghilang selama tiga hari, mayatnya ditemukan di hutan yang berlokasi di Dusun Jegong, Desa Wilangan, dengan tanda-tanda bekas penyiksaan berat.
Dalam kasus ini, Munir bersama para aktivis HAM melawan Komando Daerah Militer V Brawijaya untuk memperjuangkan kasus kematian Marsinah, seperti dikutip dari pemberitaan Kompas.com, 5 September 2014.