BJ Habibie Meninggal
Najwa Shihab Ungkap Kondisi BJ Habibie Beberapa Jam Sebelum Wafat: Amblas Rasanya Hati Saya
Najwa Shihab menceritakan 8 jam sebelum BJ Habibie wafat, itu merupakan pertemuan terakhirnya dan ia sedih melihat kondisi sang Bapak Teknologi.
Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Ardhi Sanjaya
Setiap kali ditanya siapa tokoh favorit yang pernah diwawancara, jawaban saya tidak pernah berubah. Bacharudin Jusuf Habibie.
Dan saya beruntung dapat banyak sekali kesempatan berbincang dengan Eyang Habibie.
Soal cinta, demokrasi, tekhnologi, Indonesia yang berdikari dan harapannya untuk anak-anak muda negeri.
Jika dihitung-hitung, tidak kurang dari 10 episode Mata Najwa dan Catatan Najwa yang menghadirkan #EyangHabibie. Setiap interaksi itu selalu berarti.
Kedekatan Eyang Habibie dengan Abi Quraish juga membuat hubungan kami rasanya bukan sekadar seorang wartawan dan narasumbernya tapi lebih dari itu.
Rabu jam 10 pagi saya dan abi Quraish menjenguk Eyang Habibie di RSPAD Gatot Subroto.
Kondisinya sempat membaik saat itu, seperti penjelasan Dokter Vireza Pratama, spesialis jantung yang menemani kami di ruang CICU.
Saya menyaksikan ketika #AbiQuraish memegang tangan dan berbisik ke telinga Eyang Habibie, “Berkah ilmu Pak Habibie yang akan melapangkan jalan Bapak nanti..”
• BJ Habibie di Mata Ainun- BCL, Marsha Natika & Maudy Ayunda: Bisikkan Kata Terakhir di Telinga Eyang
• BJ Habibie Wafat - Perkantoran di Cibinong Bogor Kibarkan Bendera Setengah Tiang
Eyang memang sudah tidak bisa menjawab tapi matanya masih bergerak-gerak tanda mengerti, dan tidak lama kemudian Eyang menangis. Amblas rasanya hati saya.
Jam 18.06 pesan singkat itu masuk. “Innalillahi wa inna ilahi rojiun. Telah wafat Bapak BJ Habibie”.
Saya yang saat itu sedang berada di Studio TRANS7 untuk persiapan LIVE mata Najwa episode KPK, langsung menghubungi Dokter Vireza untuk mengonfirmasi info itu.
Dan benar, tepat jam 18.03 Eyang Habibie berpulang, “Saya sendiri yang tadi memeriksa kondisi dan mengumumkan jam wafatnya ini Mbak Nana” kata Dokter Vireza.
Habibie adalah cinta. Ia pencinta yang penuh seluruh. Cintanya pada Ainun selalu sungguh, cintanya pada Indonesia tak pernah luruh.
Cinta pulalah yang membuat saya memilih foto-foto ini untuk mengenang Eyang Habibie.
Saat ia sedang tertawa dengan mata jenakanya yang khas.