Sederet Fakta Anak Dipaksa Ngemis Hingga Dianiaya Orangtua, Sang Ibu Positif Sabu
Anak dipaksa orang tua mengemis. Hasil uang mengemis anak dipakai untuk beli sabu dan berjudi.
Penulis: Mohamad Afkar S | Editor: Damanhuri
Anaknya juga dirantai karena tidak mau dipaksa untuk mengaji.
"Itu hak dia membantah. Namun alat bukti yang kita punya menunjukan lain. Keduanya ditahan di Mapolres untuk penyidikan lebih lanjut," jelasnya.
Terungkap dari cerita teman-temannya
Kepala Dusun V, Desa Tumpok Teungoh, Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe, Yusuf, mengungkap bagaimana cerita awal penyiksaan terhadap MS (9) oleh kedua orangtuanya, MI (39) dan UG (34).
Kata Yusuf, kasus ini terungkap dari cerita teman-teman MS. Sebab, MS kerap mengeluh jika tidak membawa uang hasil mengemis maka dia akan disiksa oleh ibu dan ayah tirinya.
"MI dan UG itu baru setahun menetap di desa kami. Sebelumnya di menetap di Desa Mon Geudong, Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe. Menurut warga, cerita awalnya disuruh mengemis itu diketahui dari teman korban," kata Yusuf, Minggu (22/9/2019).
Yusuf menyebutkan, berdasarkan cerita itu, ia menyampaikan informasi kepada tantara pembina desa yang kemudian mendatangi rumah MI dan UD, di mana korban sedang diikat dengan rantai besi saat itu.
Selain itu, Yusuf mengaku beberapa kali melihat MS tidur di emperan toko di Kota Lhokseumawe.
Dia mengaku tak menyangka kedua orangtua MS tega memperlakukan anaknya begitu kejam.
"Dia menyewa rumah di desa kami. Ini kasus pertama ada orangtua yang menyiksa anaknya, apalagi menyuruhnya mengemis di desa kami," ujar Yusuf.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Lhokseumawe, Ridwan Jalil, menyatakan MS kini dititip di rumah keluarganya dari pihak ibu.
Hal itu dilakukan setelah pembicaraan intensif dengan pihak keluarga.
• Tinggalkan Surat Wasiat saat Tewas, Pria Ini Bocorkan Kasus Pembunuhan Terhadap Pacarnya Sendiri
MS pun pindah sekolah MS dari salah satu sekolah dasar di Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe, ke sekolah dasar lainnya di kecamatan yang sama.
Pemindahan itu dilakukan agar MS tidak malu dengan teman-temanya dan menghadirkan suasana baru dalam proses belajar mengajar.
"MS dan adiknya perempuan sekitar 3 tahun usianya dititip sama saudara ibunya. Namun di bawah pengawasan dinas sosial," katanya.