Fakta Pelajar 15 Tahun Hendak Demo ke DPR Tewas, Izin Pulang Telat hingga Sempat Titip Motor
Bagus Putra Mahendra (15), pelajar SMA yang tewas saat hendak berdemo ke DPR, sempat menitipkan sepeda motor dan tas ke temannya.
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Bagus Putra Mahendra (15), pelajar SMA yang tewas saat hendak berdemo ke DPR, sempat menitipkan sepeda motor dan tas ke temannya.
Bibi korban, Fina Indah Sari (29) mengatakan Bagus berangkat seperti biasa dan pamit pulang telat kepada orangtuanya.
Korban berangkat ke sekolah membawa tas dan dengan mengendarai motornya.
"Tasnya dititip sama temennya, motor aja titip sama temennya. Dia nggak bawa apa-apa," kata Fina saat ditemui di kediaman korban, Jalan Warakas Gang 14, RT 11/RW 11, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (26/9/2019).
Fina juga mengatakan, memang biasanya korban berangkat bersama teman-temannya.
Namun, sepengetahuan Fina, Bagus selama ini tak pernah ikut tawuran ataupun terlibat dengan kericuhan.
Ia pun tak mengetahui pasti apakah Bagus sempat mengikuti long march ke Gedung DPR atau tidak.
"Kurang tahu juga saya nggak pernah (nanya-nanya) sih mas, nggak pernah. Ya mungkin dia tau juga kali (soal demo)," kata Fina.

Dikatakan Fina, korban meninggal dunia di RS Sulianti Saroso, Sunter, Tanjung Priok Jakarta Utara.
Setelah disemayamkan, jenazah Bagus dibawa ke kediaman orang tuanya di daerah Brebes, Jawa Tengah pagi hari tadi.
Bagus Putra Mahendra (15) tewas tertabrak truk trailer pada Rabu (25/9/2019) sore.
Plt Kanit Laka Lantas Jakarta Utara, Ipda Farmal mengatakan, korban tewas di Jalan R. E. Martadinata, Pademangan, Jakarta Utara.
Kala itu, menurut informasi yang diterimanya, korban tengah melakukan long march menuju ke Gedung DPR.
"Iya, informasinya begitu (bergerak menuju ke Gedung DPR)," kata Farmal kepada wartawan, Kamis (26/9/2019).
Meski demikian, Farmal membantah adanya informasi dari media sosial yang mengatakan korban tertabrak truk saat dikejar aparat.
Farmal memastikan korban meregang nyawa karena murni kecelakaan lalu lintas.
"Tidak ada aparat yang mengejar saat kejadian. Meninggal akibat kecelakaan lalu lintas," ucap Farmal.
Sebelumnya, informasi tentang seorang pelajar bernama Bagus Putra Mahendra (15) meninggal dunia saat hendak berdemo ke Gedung DPR RI viral di media sosial.
Dalam unggahan akun Facebook Sidik Sasmita, disebutkan bahwa korban adalah siswa SMA Al Jihad, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Akun itu juga menyebutkan bahwa korban diduga meninggal dunia karena tertabrak truk saat dikejar aparat.
"Korban adalah siswa SMA Al Jihad Tanjung Priuk, Jakarta Utara. Kabarnya yayasan Al Jihad merupakan milik KH. Makruf Amin. Semoga Allah mencatat pengorbananya sebagai syuhada fie sabilillah. *Sumber informasi: Relawan Kemanusiaan PW Persis DKI yang turun ke lapangan mengevakuasi para korban," tulis akun tersebut.
Sempat pamit ke orangtua
Bagus Putra Mahendra (15), pelajar SMA tewas saat hendak berdemo ke DPR berangkat ke sekolah Rabu (25/9/2019).
Hari itu Bagus izin kepada orangtuanya akan pulang telat.
Hal itu disampaikan bibi korban, Fina Indah Sari (29), saat ditemui di kediaman korban, Jalan Warakas Gang 14, RT 11/RW 11, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
"Dia berangkat sekolah dari rumah. Bilang sama mamanya mau itu, mau main. Kata si Bagus-nya 'mama aku telat ya mau main dulu'," kata Fina, Kamis (26/9/2019).
Akan tetapi pada Rabu sore keluarga korban dihubungi pihak kepolisian yang mengabarkan bahwa Bagus telah meninggal.
Menurut Fina, dari keterangan polisi, Bagus meninggal dunia tertabrak truk.
"Ada telepon dari kantor polisi ke bapak mamanya, Bagus kecelakaan. Cuman kita nggak tau kecelakaannya gimana-gimananya," kata Fina.
Fina tak mengetahui pasti apakah Bagus sempat ikut bergerak bersama pelajar lainnya dari Jakarta Utara untuk berdemo ke Gedung DPR.
Ia hanya mendengar informasi simpang siur soal hal itu.
"Soalnya dia (Bagus) nggak ngomong mau demo apa ke mana," kata Fina.
Dikatakan Fina, korban meninggal dunia di Rumah Sakit Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta Utara.
Setelah disemayamkan, jenazah Bagus dibawa ke kediaman orangtuanya di daerah Brebes, Jawa Tengah, Rabu pagi.
Bagus tewas tertabrak truk trailer pada Rabu (25/9/2019) sore.
Plt Kanit Laka Lantas Jakarta Utara, Ipda Farmal mengatakan, korban tewas di Jalan R. E. Martadinata, Pademangan, Jakarta Utara.
Kala itu, menurut informasi yang diterimanya, korban tengah melakukan long march menuju ke Gedung DPR.
"Iya, informasinya begitu (bergerak menuju ke Gedung DPR)," kata Farmal kepada wartawan, Kamis (26/9/2019).
Meski demikian, Farmal membantah adanya informasi dari media sosial yang mengatakan korban tertabrak truk saat dikejar aparat.
Farmal memastikan korban meregang nyawa karena murni kecelakaan lalu lintas.
"Tidak ada aparat yang mengejar saat kejadian. Meninggal akibat kecelakaan lalu lintas," ucap Farmal.
Sebelumnya, informasi tentang seorang pelajar bernama Bagus Putra Mahendra (15) meninggal dunia saat hendak berdemo ke Gedung DPR RI viral di media sosial.
Ratusan Orangtua Jemput Anaknya di Polres
Sementara itu ratusan orangtua memenuhi gerbang depan Polres Metro Jakarta Utara, Rabu (25/9/2019) malam.
Mereka hendak menjemput anak-anak mereka.
Tercatat sebanyak 150 pelajar diamankan Polres Metro Jakarta Utara karena membuat kericuhan di Jalan Gunung Sahari pada Rabu siang.
Pantauan TribunJakarta.com pukul 22.15 WIB, para tua ini beramai-ramai menunggu dipanggil petugas yang telah mendata anak-anak mereka.
Tampak di wajah para orangtua cemas saat menunggu dipanggil polisi masuk guna menjemput anak mereka.
Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Budhi Herdi Susianto menjelaskan kepada para orangtua perihal anak-anak mereka yang membuat kerusuhan saat bergerak menuju ke Gedung DPR RI.
"Kami mengamankan putra-putra bapak ibu semua, karena tadi putra-putra bapak ibu semua hendak melaksanakan aksi, tapi tujuannya nggak jelas," ujar Budhi.
"Sehingga kami mengamankan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," Budhi menjelaskan.
Budhi juga menegaskan bahwa polisi tidak menahan para pelajar ini. Namun, polisi hanya mengamankan dan mendata ratusan pelajar ini.
Yastri, seorang ibu dari salah satu pelajar SMK Tanjung Priok 1, mengaku ingin menjemput anaknya.
Ia mendapat kabar bahwa anak laki-lakinya itu hendak mengikuti demo ke Gedung DPR RI.
"Saya jemput anak saya. Dia ikut-ikutan ngikut demo," kata Yastri.
Menurut Yastri, anaknya tidak izin saat hendak ikut demo bersama teman-temannya yang lain.
Yastri pun mengaku tak setuju anaknya ikut demo.
Selain karena tanpa seizinnya, Yastri yang sedang sakit ingin agar anaknya menjaganya di rumah ketimbang ikut demo.
"Nggak tahu sayanya, saya lagi sakit di rumah, nggak izin. Dia sekolah TM Kapal Tanjung Priok. Ya nggak setuju lah. Saya kan nggak tahu," ucap Yastri.
Yastri pun berharap tindakan kepolisian yang melakukan pengamanan bisa menimbulkan efek jera bagi anaknya.
"Ya harapannya supaya sekolah yang benar, nggak ikut-ikutan demo," ucap Yastri.
Permintaan Anies
Menyikami demo kemarin banyak diikuti pelajar, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswesan mengeluarkan instruksi.
Isinya meminta Dinas Pendidikan dan seluruh Kepala Suku Dinas Pendidikan untuk mendata pelajar hari ini.
Mengingat, sejumlah siswa STM dan SMA terlibat aksi rusuh di depan Gedung DPR-MPR, Rabu (25/9/2019).
Anies meminta kepada seluruh pihak sekolah untuk memastikan keberadaan siswa selama proses jam belajar di sekolah berlangsung.
"Hari ini, saya berlakukan absensi cacah jiwa bagi semua untuk kita mendeteksi bila ada anak yang tidak diketahui keberadannya," ujar Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (26/9/2019).
"Tadi pagi, saya sudah instruksikan kepada Dinas Pendidikan, para Kepala Sekolah, untuk memastikan keberadaan semua siswa didik di Jakarta," sambung Anies.
Anies ingin agar seluruh siswa di Jakarta jelas keberadaannya.
Jika kedapatan tak ada di sekolah, maka para guru ditugaskan untuk menghubungi orangtua murid di rumah.
Jika siswa tidak juga ada di rumah, maka sekolah harus mencari tahu keberadaan anak.
"Kita ingin agar setiap anak dipastikan kondisinya aman," bebernya.