Demo Tolak RKUHP
Moeldoko Sebut Demo Mahasiswa di DPR Hanya Nostalgia, Najwa Shihab: Ada Kesan Merendahkan Perjuangan
Tak hanya disindir Najwa Shihab, kepala staf kepresidenanan, Moeldoko pun diskakmat oleh M Atiatul Muqtadir, Presiden Mahasiswa BEM UGM.
Penulis: Uyun | Editor: Ardhi Sanjaya
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Najwa Shihab sindir keras kepala staf kepresidenanan, Moeldoko di acara Mata Najwa.
Sindiran Najwa Shihab tersebut menyangkut demo yang dilakukan oleh para Mahasiswa beberapa hari belakangan di DPR terkait penolakan revisi UU KPK, RUU KUHP.
Tak hanya disindir Najwa Shihab, Moeldoko pun diskakmat oleh M Atiatul Muqtadir, Ketua BEM UGM.
Pantauan TribunnewsBogor.com dari tayangan Mata Najwa, Rabu 25 September 2019, Moeldoko pada awalnya memuji aksi para Mahasiswa yang demo beberapa hari belakangan ini.
"Sebagian yang dituntut Mahasiswa ini sudah clear, tuntutannya itu sudah ada yang dipenuhi untuk diinjau kembali. Saya secara pribadi melihat teman-teman Mahasiswa dalam berdemo sekarang itu bagus cukup kreatif," ucap Moeldoko, dilansir TribunnewsBogor.com dari Youtube Najwa Shihab, Kamis (26/9/2019).
Hal-hal yang membuat Moeldoko terkesan dengan demo Mahasiswa pun dijabarkannya.
"Yang pertama saya dengar logstiknya dikelola dnegan baik, transparan dan mandiri. Berikutnya yang saya salut teman-teman gak terpengaruh oleh yang lain," papar Moeldoko.
• Ketua BEM UI Bantah Demo di DPR Ditunggangi, Yasonna : Membakar Sampai Ada Korban Emang Tujuanmu?
• Yasonna Akui Tutup Mata Dengar Argumen Mahasiswa soal RKUHP, Haris Azhar Balas Kritik Tugas Menteri
Kemudian, Moeldoko pun meminta agar para penonton Mata Najwa memberikan tepuk tangan untuk para Mahasiswa ini.
"Tepuk tangan dulu dong buat Mahasiswa. Itu yang saya hormat, saya respek," ucap Moeldoko.

Namun Najwa Shihab seolah mencium ada bau-bau tidak enak dibalik pujian Moeldoko untuk demo mahasiswa.
"Tapi, ada tapinya?" tanya Najwa Shihab.
"Gak ada tapinya, Sasarannya juga tepat, ke DPR," jawab Moeldoko.
"Kalau sasarannya ke presiden tidak tepat?" tanya Najwa Shihab mencecar Moeldoko lagi.
• Soroti RKUHP Unggas Nyasar Didenda Rp10 Juta, Hotman Paris: Pasang CCTV di Kaki Ayam Biar Ketahuan
Mendengar hal tersebut, Moeldoko membantahnya.
Menurutnya, ia kerap buka sharing dan diskusi dnegan para Mahasiswa.
Setiap diskusi dengan Mahasiswa ini pun kerap ia laporkan kepada Presiden Jokowi yang kemudian nantinya akan ditinjau ulang dan dibicarakan dnegan para Menteri.
FOLLOW:
"Sebenarnya gak apa-apa, biasa aja. Kita persoalannya demo, bukan yang haram bagi pemerintah. Di kantor, saya buka KSP menengah. Kami biasa menghadapi teman-teman Mahasiswa, saya dengerin saya catat. Saya dengerin mereka bicara, saya gak pernah interupsi, saya gak marah. Yang saya catat itu saya lapor ke presiden.
'Pak presiden saya telah menerima kelompok ini ini, mohon ini jadi perhatian, apa yang dikatakan pemerintah belum bisa memberikan atensi. Mohon ini jadi perhatian. Presiden langsung oke panggil menteri yang bersangkutan," papar Moeldoko.
"Itu cara-cara kami mengelola pemerintahanan yang efektif," tambahnya.
• Mahasiswa dan Polisi Jalani Operasi di RS Polri Kramat Jati, Ini Komentar Ketua DPR RI
Kemudian, Najwa Shihab pun menyinggung soal aksi demo yang dilakukan Mahasiswa ini apakah karena beberapa aduan tersebut tidak tersampaikan atau presiden yang tidak mendengar.
"Tapi sekarang kan eskalasinya meningkat, apakah itu artinya tidak tersampaikan (laporan Mahasiswa), atau presiden tidak mendengar, atau ini sesuatu yang lain lagi. Bagaimana cara Anda mengelola eskalasi demontsrasi Mahasiswa ini?" tanya Najwa Shihab.
Ditana seperti itu, Moeldoko malah menyebut ksi demo Mahasiswa ini sebagai nostalgia karena sudah lama tidak bertemu berdiskusi/
"Mungkin teman-teman Mahasiswa nostalgia juga kali ya, karena sekian lama gak pernah bertemu kali ya," ucap Moeldoko.
Mendengar Moeldoko menjawab seperti itu, Najswa Shihab merasa tergelitik.

"Ini hanya nostalgia saja pak Moel dinilainya? Ini hanya nostalgia sajakah teman-teman Mahasiswa?" cecar Najwa Shihab.
"Ya penting lah," jawab Moeldoko.
Bahkan, Najwa Shihab menyebut pernyataan Moeldoko yang menyebut aksi demo Mahasiswa sebagi nostalgia ini secara tidak langsung sudah merendahkan perjuangan Mahasiswa.
"Ada kesan merendahkan perjuangan Mahasiswa ini kalau hanya dibilang nostalgia," tegas Najwa Shihab menyindir.
• Mahasiswa dan Polisi Jalani Operasi di RS Polri Kramat Jati, Ini Komentar Ketua DPR RI
Penegasan Najwa Shihab ini pun dibantah Fahri Hamzah.
Ia membela Moeldoko untuk membantah ucapan Najwa Shihab,
"Ini dimunculkan dalam buku pesta dan cinta. Itu biasa saja," ucap Fahri Hamzah seolah membela Moeldoko.
"Biasa saja? Jadi suara-suara ini biasa?" tanya Najwa Shihab heran.

"Kaum-kaum pergerakan ini harus sering bertemu untuk memperjuangan apa yang ingin diperjuangkan," tambah Fahri Hamzah.
Melihat Fahri Hamzah dan Moeldoko seperti 'sekongkol' satu suara, M Atiatul Muqtadir yang merupakan Presma BEM KM UGM langsung buka suara.
Menurutnya, aksi demo Mahasiswa ini bukan ajang nostalgia.
Bahkan setiap tahunnya, demo mahasiswa kerap dilakukan terhadap pemerintah.
"Maaf mbak Nana, agak kurang update Pak Moeldoko dan pak Fahri. Sebenarnya kalau dilihat, aksi-aksi Mahasiswa ini terjadi setiap tahun, benar gak?" tanya Ketua BEM UGM, M Atiatul Muqtadir.
"Jadi gak ada istilahnya Mahasiswa ini lagi tidur siang, Mahasiswa ini itu," tegasnya lagi.
• Kronologi Lengkap Bocah 5 Tahun Dibunuh Ibu Tiri, Mulanya Pelaku Lihat Anak Kandung Perkosa Korban
Disinggung seperti itu, Moeldoko memberikan pembelaannya.
"Iya, tapi ini skalanya bos. Biasanya kan skalanya kecil, ini skalanya besar, baguslah," bantah Moeldoko.
Namun Fathur, panggilan akrab M Atiatul Muqtadir langsung memberikan pernaytaan yang membuat Moeldoko skakmat tak bisa berkata-kata lagi.

Menurut Fathur, sejalan dengan kualitas dan kuantitas atau jumlah aksi demo, maka itu menunjukkan adanya penurunan pengelolaan pemerintah.
Semakin buruk kinerja pemerintah maka semakin tinggi pula kuantitas dan kualitas demonstrasi.
"Benar, artinya peningkatan kualitas dan kuantitas tuntutan dari aksi Mahasiswa ini sejalan dengan menurunnya kinerja pengelolaan pemerintah," tegas Fathir, panggilan akrab M Atiatul Muqtadir.
Diskakmat seperti itu, Moeldoko pun tersenyum kecut.
Sementara sang Mahasiswa tampak puas, karena reaksi penonton pun bertepuk tangan. (*)