Demo Tolak RKUHP

Fahri Hamzah Sebut Demo Sekarang Kurang Solid, Mantan Aktivis 98 Bela Mahasiswa: Malah Lebih Menarik

Menurut Fahri Hamzah demo sekarang ini kurang solid, namun mantan aktivis 98 Fadjroel Rachman menilai justri demo sekarang lebih menarik.

Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Vivi Febrianti
Youtube/Talk Show tvOne
Fahri Hamzah dan Fadjroel Rachman 

Fahri Hamzah Sebut Demo Sekarang Kurang Solid, Mantan Aktivis 98 Bela Mahasiswa: Malah Lebih Menarik

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Mantan Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah menilai gerakan Mahasiswa kali ini berbeda dengan gerakan Mahasiswa tahun 1998.

Fahri Hamzah menilai kalau gerakan Mahasiswa tahun 2019 ini tuntutannya kurang solid, sehingga berbeda dengan gerakan 98.

Meski begitu, Fahri Hamzah tetap menghargai munculnya kelompok yang disebut dengan moral force atau Mahasiswa ini.

"Spapun kehadiran mereka harus dibaca sebagai fenomena sosial yang pasti di belakanganya ada makna. Mereka biasanya muncul ketika ada kegelisahan, dan ada sesuatu yang tidak didengar," kata Fahri Hamzah dilansir dari acara E-Talkshow tvOne Sabtu (5/10/2019).

Menurut Fahri Hamzah, gerakan 98 saat melawan rezim Orde Baru itu kan terlalu akumulatif.

"Kesalahannya itu menumpuk, mulai hilangnya kebebasan, berakhir dengan hilangnya kesejahteraan sehingga orang ngantri sembako dan sebagainya. Jadi rasanya akumulasi dari sebab musababnya itu komplit, itulah yang membuat kemudian terjadi konsolidasi masif di kalangan mahasiswa," jelasnya.

Itulah sebabnya Fahri Hamzah menilau kalau gerakan Mahasiswa tahun 2019 ini berbeda dengan gerakan 98.

Maka dari itu gerakan Mahasiswa saat ini pun perlu dikritisi.

"Tapi kehadirannya tetap harus kita kritisi, karena kalau argumennya tidak terlalu kuat biasanya tidak relevan dan tidak lama. Itu juga adalah challenge kepada gerakan Mahasiswa sendiri, apakah Anda hanya hadir ini berdasar ikut-ikutan atau secara solid ada yang ingin disampaikan kepada pemerintahan," tuturnya.

Mengenai adanya tujuh tuntutan yang disampaikan para Mahasiswa, menurut Fahri Hamzah tuntutan itu masih kurang solid.

Doakan Anggota Dewan yang Terpilih, Fahri Hamzah: Kalau Sudah Kerja dan Gagal Kita Gebuk Ramai-ramai

Mahasiswa Al Azhar Faisal Amir Akui Lupa Siapa yang Memukulinya saat Demo

"Banyak dari tuntutan itu kalau saya menganggapnya sih kurang solid. Kalau dulu kan kita bilang hentikan dwi fungsi ABRI, adili rezim orde baru, Presiden Soeharto dan kroninya itu rasanya akumulatif. Permintaan Amandemen konsitusi, otonomi daerah, itu kan solid, memang karena itu yang hilang," jelasnya.

Berbeda ketika tuntutan Mahasiswa saat ini soal undang-undang, yang menurut Fahri Hamzah tidak solid.

"Tapi kalau misalnya meminta rancangan undang-undang KUHP dibatalkan, rasanya itu tidak solid, itu tidak datang dari dialog yang mendalam. Ya yang lain-lain juga bisa saya kritik, termasuk RUU KPK, termasuk sahkan UU PKS dan sebagainya," kata mantan Aktivis 98 ini.

Meski begitu, ia tetap menghargai keberadaan gerakan tersebut.

"Saya khawatir itu tidak well discuse, tapi itu sudah muncul ya menurut saya tetap harus dihargai. Tantangan bagi mereka adalah apakah mereka akan relevan atau tidak, itu tergantung kemampuan mereka berargumen bahwa itu substantif," ungkapnya.

Ketika ditanya apakah dirinya tidak takut didemo lagi ketika mengatakan kalau gerakan ini tidak solid, Fahri Hamzah mengatakan bahwa sebagai senior ia memberikan saran.

"Saya justru lagi ngasih rumus supaya demonya agak lama," kata Fahri Hamzah.

"Dulu kan demo, sekrang didemo, gimana rasanya?," tanya Om Way selaku host.

Menurut Fahri Hamzah, ia justru senang ada bibit baru yang muncul sebagai calon pemimpin Indonesia di masa yang akan datang.

"Saya kira itu harus disyukuri, akhirnya telah lahir generasi baru yang punya keberanian dan pembacaan politik yang lebih luas, dan itu adalah cikal bakal pemimpin Indonesia ke depan. Kita ini pernah demo, karena kita pernah demo lah lalu suatu hari jadi pemimpin. Dan kalau Anda mengharapkan Indonesia suatu hari punya pemimpin lagi ya musti ada yang demo. Sebab yang demo ini nanti yang akan memimpin. Jadi nanti kalau mereka memimpin, akan didemo juga nanti, harus siap," jelasnya.

Jawab Tudingan Dijanjikan Jadi Dubes usai Tak Lagi di DPR, Fahri Hamzah: Jangan Fitnah Saya Dong

Fahri Hamzah Pamit Tak Lagi di DPR, Minta Maaf ke Publik: Aku Manusia Biasa, Pejabat Juga Manusia

Berbeda dengan Fahri Hamzah, Mantan Aktivis 98 Fadjroel Rachman, justru menilai bahwa gerakan Mahasiswa saat ini sebagai gerakan yang menarik.

Ia pun menjelaskan kalau ada dua karakter gerakan Mahasiswa yang ia yakini secara teori.

"Sebenarnya ada 2 karakter gerakan mahasiswa, yang pertama itu karakternya adalah konfrontatif, yakni konfrontasi melawan kekuasaan, yaitu tahun 98 cirinya itu. Karena ini kekuasaan yang anti demokrasi, mahasiswa dan rakyat mewakili kaum yang pro demokrasi," bebernya.

Sementara gerakan Mahasiswa yang sekarang ini terjadi bisa disebut karakternya itu adalah korektif.

"Mengkoreksi, mereka kan tidak langsung menghadapi kekuasaan tetapi mengkoreksi misalnya UU KPK, RKUHP dan sejumlah UU. Menarik, tapi menurut saya karena cara keluarnya itu asyik, saya jadi ingat gerakan ini mirip tahuh 68 di Amerika namanya florwer generation, generasi bunga," jelasnya.

Ia pun mengaku tidak melihat ada spanduk gerakan 98 di dalam gerakan Mahasiswa tahun ini.

"Jadi semuanya itu karakternya adalah kamu jangan ganggu diriku. Negara, kamu boleh ada tapi jangan ganggu diriku," kata dia.

Hal itu tentu berbeda dengan gerakan 98 saat dirinya memimpin aksi demo tersebut.

"gerakan 98 itu praktis hampir seperti kekuatan massa melawan kekuatan kuasa, jadi state melawan society. Kalau ini (tahun 2019) pernyataan poliknya lebih kepada pribadi," katanya.

Lebih lanjut Fadjroel Rachman mengaku lebih senang melihat gerakan Mahasiswa yang sekarang ini, karena menurutnya lebih menarik.

Meldi Ingin Ikut Ajang Putri Indonesia, Lucinta Luna: Cocok Sih Kalau Dia Operasi Plastik Mukanya

Prosesi Adat Untuk Adopsi Betrand Dimulai, Ayah Kandung : Arwah Leluhur Peto Menerima Ruben Onsu

"Saya jadi menganggap jangan-jangan ini yang disebut connectivity movement itu. gerakan berdasarkan konektifitas, tanpa pemimpin, semua hanya dihubungkan oleh kekuatan jaringan smartphone, oke mari kita turun sama-sama, pakai apa, without leader," ungkapnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved