Gibran Nyalon Jadi Walikota Solo, Fahri Hamzah Beri Masukan: Jangan Mau Diolok-olok Penjilat

Menurut Fahri Hamzah, ini bukan waktu yang tepat untuk Gibran Rakabuming maju jadi calon Wali Kota Solo saat ayahnya sedang menjabat.

Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Ardhi Sanjaya
YouTube/Kolase
Fahri Hamzah (kiri) saat memberikan pertanyaan untuk Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pengarep (kanan) di acara Q & A. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Mantan Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah menanggapi keputusan putra sulung Presiden Joko Widodo yang ingin maju jadi calon Wali Kota Solo.

Sebagai tokoh yang hatam di dunia politik, Fahri Hamzah pun memberikan saran kepada kakak dari Kaesang Pangarep tersebut.

Menurut Fahri Hamzah, ini bukan saat yang tepat bagi Gibran Rakabuming untuk masuk ke dunia politik.

Selain masih muda, pengetahuan politik Gibran Rakabuming yang belum matang juga jadi pertimbangan Fahri Hamzah.

Tak hanya itu, Fahri Hamzah keputusan Gibran Rakabuming untuk maju jadi cawalkot Solo itu akan membebani reputasi ayahnya.

Ia pun mengingatkan kepada Gibran Rakabuming agar jangan mau diolok-olok oleh penjilat yang akhirnya akan merusak.

Hal itu disampaikan oleh Fahri Hamzah melalui akun Twitter-nya @Fahrihamzah Selasa (8/10/2019).

Fahri Hamzah tampak mengomentari artikel berita soal keputusan Gibran Rakabuming maju jadi calon Wali Kota Solo.

Artikel itu berjudul "Gibran Nyalon Wali Kota, Boleh Tapi Kurang Patut!".

Fahri Hamzah kemudian menuliskan, jika boleh ia memberikan saran maka sebaiknya Gibran Rakabuming jangan mengambil bagian dalam kekuasaan.

Putri Anggota Srimulat Rayu Putra Maia Estianty, Al Ghazali Tersipu Kena Modus Dea Anggita

Gilbert Marciano Pemeran Sinetron Inikah Rasanya Jadi Pengacara Dinar Candy, Astrid Tiar: Naik Kelas

Meski, kata Fahri Hamzah, hal itu didukung dan dipilih oleh rakyat.

"Kalau saya boleh kasi masukan ke Gibran, jangan ambil bagian dalam kekuasaan meskipun itu pilihan rakyat..

itu membebani reputasi babenya...

jangan mau diolok-olok oleh penjilat yang akhirnya merusak susu sebelanga...

mendingan susu dibikin martabak saja...eman2..," tulisnya.

Tak hanya itu, menurut Fahri Hamzah, pertimbangan lainnya yakni Gibran Rakabuming masih muda dan pengetahuan politiknya belum matang.

"Anak dan keluarga presiden jokowi masih muda..

sebaiknya jangan masuk politik ketika belum matang dan ketika situasi bisa menyeret publik menilai bahwa presiden ingin membangun dinasti keluasaan..

santai ajalah..berilah tenaga pada reputasi presiden itu lebih penting sekarang..," tulisnya lagi.

Lebih lanjut Fahri Hamzah mengingatkan soal reputasi sang ayah yang akan jadi taruhannya jika Gibran Rakabuming maju jadi calon Wali Kota Solo.

Rekam Kejutan Ulang Tahun Gibran Rakabuming, Chef Arnold Diperlakukan Begini oleh Kakak Kaesang

PDIP Buka Peluang Gibran Rakabuming Maju di Pilkada Kota Solo

"Di seputar kekuasaan manapun, feodalisme menjalar seperti bara api..

membakar kredibilitas dan reputasi...

tetapi para penjilat sering membuatnya terasa seperti sebuah pelayanan dan pengabdian seolah ini semua seperti suatu yang benar dilakukan...ini salah, ini bahaya," tulisnya.

Kemudian Fahri Hamzah juga meminta Gibran Rakabuming untuk menunggu waktu yang tepat, bukan di saat ayahnya memimpin

Ia juga memberi contoh Megawati yang tumbuh sendiri tanpa tanpa dukungan sang ayah, Soekarno.

Pun demikian dengan anak-anak Soeharto yang kebanyakan jadi pengusaha.

"Ada waktu bagi keluarga untuk mulai terjun dlm politik. Bung Karno tdk mempromosikan anaknya ke dlm kekuasaan.

Bahkan mereka tumbuh sendiri. Ibu mega jadi presiden setelah perjuangan panjang.

Pak Harto juga demikian, anaknya kebanyakan jadi pengusaha tapi diujung ada persoalan," tulisnya.

Kemudian ia mengingatkan Presiden ke-3 BJ Habibie yang melarang kedua putranya masuk ke pemerintahan.

Check Up Bareng Anang Hermansyah, Ashanty Kaget Ternyata Idap Penyakit Serius Ini : Dengarnya Seram

Perkara Cinta Segitiga Berujung Maut, Heru Nekat Habisi Nyawa Jimi di Depan Pasar Pal Cimanggis

"Pak Habibie bahkan saya dengar melarang anaknya masuk pemerintahan.

Akhirnya mereka menjadi pengusaha. Jadi, ada waktu bagi keluarga untuk memulai masuk dalam politik kekuasaan sehingga tidak nampak sebagai dinasti yang ingin terus mengincar kekuasaan.

Momentum itu penting," tandasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved