Wiranto Ditusuk
Hermawan Sulistyo Soroti Senjata Kunai Penusuk Wiranto, Usus Menkopolhukam Sampai Dipotong 40 Cm
Pengamat politik Hermawan Sulistyo menyoroti senjata kunai yang dipakai penyerang Wiranto.
Hermawan Sulistyo menuturkan keanehan senjata kunai yang digunakan secara tunggal di penyerangan tersebut.
"Yang agak aneh buat saya itu, terdapat warna lain senjata kunai...biasanya itu hanya hitam saja dan ada lingkaran itu untuk tali. Penggunaan kunai ini normalnya oleh ninja dibarengi surikem, logam bintang tiga yang stabil dilempar."
"Diantara lempar-lempar itu maka dia bisa lempar kunainya. Kalau meleset bisa lempar lagi dan dipakai lagi. Jadi ini spesifik," tegas Hermawan Sulistyo.
SIMAK VIDEONYA:
Hermawan Sulistyo menuturkan, jika memang rekayasa seharusnya menggunakan senjata yang biasa dipakai.
"Ada dugaan ini tipe gunting...ini mah kunai cuman agak panjang dari yang normalnya. Kalau di Jepang sebagai souvenir dan bisa beli online, ini bisa ditelusuri," beber Hermawan Sulistyo.
Lebih lanjut, Hermawan Sulistyo meminta pada masyarakat yang berkomentar negatif atas peristiwa Menkopolhukam Wiranto itu mencari fakta empirisnya terlebih dahulu.
• Kisah Asmara Rugaiya Usman, Wiranto Tak Pernah Ungkap Cinta saat Pacaran & Rumah Tangga Langgeng
"Cari fakta empiris dulu rekayasa atau bukan...cari jenis senjatanya, cara menusuknya. Dia itu tampak terlatih sekali menggunakan senjata dan lihat cara larinya. Terlatih ini biasanya udah sering bela diri," tegas Hermawan Sulistyo.
Selain itu, Hermawan Sulistyo juga merasakan keanehan dengan adanya penyerangan kepada Wiranto.

"Pak Wiranto kan bukan musuh kelompok yang keras karena keluarganya religius. Bahkan anaknya pun meninggal saat berdakwah di Afrika Selatan."
"Kalau lihat berbagai fakta ini gak mungkin rekayasa. Pelakunya menurut saya memiliki motif mencari surga bukan untuk meneror lawan barat," ucap Hermawan Sulistyo.
Tanggapan Menteri Luhut
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan, meminta semua pihak terutama media massa supaya tidak membesar-besarkan insiden penusukan terhadap Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Wiranto.
"Jadi, jangan dibesar-besarkan lagi kasus itu. (Media massa,-red) Banyak berita-berita lain," kata Luhut, ditemui di acara pengangkatan gerbong kereta layang ringan atau light rail transit (LRT), di pitstop Stasiun Harjamukti, Depok, Minggu (13/10/2019) siang.
Menurut dia, insiden penyerangan kepada menteri dapat saja terjadi tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di negara lain, seperti di Amerika Serikat.