4 Fakta di Balik Hajatan yang Diboikot Warga Gara-gara Beda Pilihan Pilkades
Menurutnya ada miskomunikasi terkait indikasi beda pilihan pilkades yang digelar pada bulan September lalu.
Saat itu dirinya mendatangi Ketua RT setempat untuk minta bantuan pembagian kerja.
Namun, Ketua RT tersebut mengatakan pembagian kerja bukan dirinya lagi yang mengatur.
Justru, Ketua RT menyarankan Tini untuk menemui Karang Taruna.
Setelah menemui pihak Karang Taruna, lagi-lagi Tini tidak mendapatkan hasil yang diharapkan.
Saat itu, Tini merasa dipermainkan dan dirinya memilih pulang.
"Karena disuruh ke sana kemari, saya kemudian pulang," katanya ditemui Kompas.com di Sragen, Jawa Tengah, Kamis (17/10/2019).
Tini lantas meminta pertimbangan saudara-saudaranya terkait permasalahan yang dialami.
Biasanya setiap ada hajatan di desa cukup Ketua RT yang menyelesaikan.
Justru saat dirinya hajatan, ada alasan yang dibuat-buat.
3. Diduga ada orang yang mengajak boikot
Menurut Siti, sebelum acara kumbakarnan (rapat persiapan pernikahan), ada orang yang membujuk warga untuk tidak datang.
"Ada undangan kumbakarnan (rapat persiapan pesta pernikahan) banyak masyarakat yang tak datang. Banyak yang bilang di jalan warga diteriakin tidak boleh datang ke rumah," kata anak pertama Tini tersebut.
"Ada orang yang melarang warga supaya tidak datang ke rumah. Entah apa masalahnya, pertama katanya pilkades," katanya.
Siti pun menjelaskan, ibunya telah melaksanakan tugas sebagai warga dengan baik, seperti arisan dan gotong royong.
Dan biasanya Ketua RT bisa menyelesaikan masalah tersebut, namun entah mengapa kali ini tidak seperti biasanya.