Faktor Risiko Keracunan Makanan Sering Disepelekan, Simak Gejalanya !
Jenis parasit yang paling umum menyebabkan keracunan makanan adalah Toksoplasma yang biasa ditemukan pada kotak pasir kucing.
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Keracunan makanan bisa terjadi kapan saja dan di mana saja.
Kondisi ini terjadi ketika apa yang kita konsumsi telah terkontaminasi, rusak atau beracun karena terinfeksi lewat bakteri, virus dan parasit.
Dilansir dari laman Boldsky, bakteri yang paling umum yang menyebabkan keracunan makanan antara lain E. coli, Salmonella, dan Listeria.
Dua bakteri lainnya yang juga menyebabkan keracunan makanan namun tidak terlalu dikenal adalah Campylobacter dan Clostiridium botulinum (botulism).
Sementara, virus yang umum menyebabkan keracunan makanan adalah norovirus, atau yang juga dikenal dengan nama virus Norwalk.
Virus Hepatitis A juga bisa berpindah melalui makanan.
Ada pun, kasus keracunan makanan yang disebabkan oleh parasit cenderung jarang terjadi, namun kondisi ini tetap berbahaya bagi kesehatan.
Jenis parasit yang paling umum menyebabkan keracunan makanan adalah Toksoplasma yang biasa ditemukan pada kotak pasir kucing.
• Irwansyah Dilaporkan Medina Zein Dugaan Penggelapan, Fenny Bauty Kesal Anaknya Disinggung Keturunan
• Ramalan Zodiak Hari Ini 19 Oktober 2019 : Hari Keberuntungan Cancer, Capricorn Bertemu Kekasih
Infeksi karena organisme bisa datang melalui makanan ketika diproses atau diproduksi yang kemudian terkontaminasi.
Di rumah, misalnya, makanan bisa terkontaminasi jika dimasak atau disimpan dengan cara yang salah.
Gejala dan faktor risiko
Gejala keracunan makanan berbeda pada setiap individu, bergantung pada sumber infeksinya.
Durasi kemunculan gejala bisa bervariasi, mulai satu jam hingga 28 hari.
Beberapa gejalanya antara lain diare, keram perut, hilang nafsu makan, muntah, tubuh lemah, demam ringan, sakit kepala, hingga muntah.
Namun, ketika keracunan makanan tersebut mengancam nyawa gejala yang muncul berbeda.