Jokowi Bocorkan Ada 16 Menteri yang Akan Masuk Kabinet Jilid II, Ini Kata Pihak Istana Soal Prabowo
Benarkah Prabowo Subianto bakal menduduki kursi Menteri Pertahanan ?. Ini Bocoran Jokowi
Penulis: Damanhuri | Editor: khairunnisa
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Presiden Jokowi membocorkan ada 16 Menteri yang bergabung di kabinetnya.
Joko Widodo ( Jokowi ) dan KH Maruf Amin resmi dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2019 - 2024.
Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden ini digelar di Gedung MPR, Jakarta, Minggu (20/10/2019).
Presiden Jokowi bakal kembali memimpin pemerintaha Republik Indonesia selama 5 tahun kedepan.
Acara Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI ini dihadiri oleh sejumlah tamu undangan dari dalam negeri dan luar negeri.
Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri dan Presiden ke-6 RI Susiilo Bambang Yudhoyono ( SBY ) terlihat berada di lokasi pelantikan tersebut.
Tak hanya itu, Prabowo Subianto yang sempat menjadi rival Jokowi saat pertarungan Pilpres 2019 tampak terlihat hadir juga.
Kehadirian Prabowo Subianto saat pelantikan Jokowi - Maruf Amin ini seolah menambah sinyal kuat kabar ketum Partai Gerindra itu bakal duduk di kabinet Jokowi jilid II.
Prabowo Subianto dikabarkan akan digandeng Jokowi untuk mengisi kursi jabatan Menteri Pertahanan.
• Suami Pergi Kerja, Sang Istri Pasrah saat Diapelin Aparat Desa Tengah Malam, Warga Langsung Bereaksi
• Klasemen Sementara Liga 1 2019: Persija Lolos dari Zona Degradasi, Bali united Masih di Puncak
Presiden Jokowi pun memberikan bocorannya siapa saja dereta menteri yang bakal mendampinginya dalam kabinet jilid II kali ini.
Bukan tak mungkin jika nama Prabowo Subianto sudah masuk dalam catatat Jokowi untuk menjadi Menteri Pertahanan.
Dikutip TribunnewsBogor.com dari Tribunnews.com, Jokowi menyebutkan ada sekitar 16 orang yang bakal menduduki kursi Menteri dalam kabinet jilid II yang dipimpinnya itu.
"Ya kurang lebih (16 orang dari parpol), saya belum hitung tapi kurang lebih," ujar Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (20/10/2019).

Benarkah Prabowo Subianto bakal menduduki kursi Menteri Pertahanan ?.
Namun, Presiden Jokowi masih enggan untuk membeberkan apakah 16 orang yang dimaksud termasuk Prabowo Subianto di dalamnya.
Sebelumnya, Jokowi kerap menyebut komposisi menteri dari orang partai sekitar 45 persen dan kalangan profesional sebanyak 55 persen.
Menurutnya, susunan menteri saat ini sudah selesai dan akan diumumkan pada besok pagi, Senin (21/10/2019).
Namun, Jokowi enggan menyebut menteri yang berasal dari partai politik, apakah ada dari partai di luar koalisi saat ini atau tidak seperti Gerindra, Demokrat, dan PAN.
"Besok dilihat dan menteri lama banyak tapi yang baru lebih banyak," tutur Jokowi.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu pun masih enggan membocorkan nomenklatur kementerian ke depan maupun lembaga baru.
"Besok lah dilihat," ucap Jokowi.
• Bambang Soesatyo di Pelantikan Presiden: Puji Megawati dan SBY hingga Pantun Soal Mega-Prabowo
• Hasil Denmark Open 2019 - Marcus/Kevin Pertahankan Gelar usai Kalahkan Hendra/Ahsan
Tanggapan Fadli Zon
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengaku belum mengetahui kepastian soal kabar ketua umumnya, Prabowo Subianto, akan menjabat sebagai menteri pertahanan dalam kabinet Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
Saat ditanya mengenai kabar itu, Fadli Zon tidak menampik dan tidak membenarkan.
"Nanti kita lihat saja lah," ujar Fadli saat menghadiri acara pelantikan Jokowi-Ma'ruf di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Minggu (20/10/2019) mengutip Kompas.com.
Fadli mengatakan, penyusunan kabinet merupakan hak prerogatif Presiden Jokowi.
Oleh sebab itu, Partai Gerindra akan menyerahkan sepenuhnya soal kabinet ke tangan Jokowi.

Di sisi lain, kata Fadli, Partai Gerindra telah memberikan mandat kepada Prabowo untuk menentukan arah politiknya.
Apakah nanti akan bergabung dalam koalisi parpol pendukung pemerintah atau tetap di luar pemerintahan menjadi oposisi.
"Kita lihat nanti semuanya, dari sisi Gerindra kita sudah serahkan kepada Pak Prabowo untuk mengambil sikap baik itu berkoalisi atau berada di luar pemerintah," kata Fadli Zon.
• Punya Undangan Pelantikan Presiden, Polisi Tangkap Pria Bawa Senjata Tajam
Respon Istana
Masih dari sumber yang sama, pihak Istana Kepresidenan tidak menepisnya, tak juga mengiyakan soal kabar Prabowo Subainto bakal digandeng Jokowi dalam kabiner kerja jilid II.
Tenaga ahli di Kantor Staf Presiden Ali Mochtar Ngabalin juga mengaku mendengar kabar tersebut.
Jika kabar tersebut benar, Ngabalin menganggap hal tersebut patut disyukuri.
"Kalaulah nanti benar seperti yang ditulis banyak orang dan yang kita dengar terkait kemungkinan beliau menjadi menteri pertahanan atau lain-lain, saya Alhamdulillahirabbil'alamin," kata Ngabalin di Jakarta, Rabu (16/10/2019).
Ngabalin menganggap Prabowo memiliki karier militer yang gemilang untuk menempati posisi tersebut.
"Karena pasti sudah punya latar belakang militer yang luar biasa. Kita tahu itu akan memberikan kontribusi terhadap kerja sistem pertahanan negara," kata politisi Partai Golkar ini.
Terkait dua nama lainnya yang juga diisukan masuk kandidat penghuni kabinet, Fadli Zon dan Edhy Prabowo, Ngabalin memberi jawaban berbeda.
"Fadli Zon enggak tahu ya," kata Ngabalin, sambil menggaruk kepala.
"(Edhy Prabowo) rumor yang beredar kan diusulkan begitu. Mudah-mudahan iya," ucap Ngabalin.
• Ini 5 Smarphone Gaming Android Anti Lemot, Cek Harganya di Sini!
Jokowi Ancam Copot Menteri yang Tidak Serius
Jokowi juga menyampaikan misi keempat, yakni penyederhanaan birokrasi.
Menurutnya, penyederhanaan birokrasi harus terus dilakukan besar-besaran.
Investasi untuk penciptaan lapangan kerja harus diprioritaskan.
Prosedur yang panjang harus dipotong.
Selain itu, birokrasi yang panjang perlu dipangkas.

Eselonisasi juga harus disederhanakan.
"Eselon I, eselon II, eselon III, eselon IV, apa tidak kebanyakan? Saya minta untuk disederhanakan menjadi 2 level saja, diganti dengan jabatan fungsional yang menghargai keahlian, menghargai kompetensi," pinta Jokowi.
Jokowi juga meminta, para menteri, pejabat, dan birokrat harus serius menjamin tercapainya tujuan program pembangunan.
"Bagi yang tidak serius, saya tidak akan memberi ampun. Saya pastikan, pasti saya copot," kata Jokowi dengan tegas.
Misi terakhir yaitu transformasi ekonomi.
Rakyat Indonesia diharapkan bertransformasi dari ketergantungan pada sumber daya alam menjadi daya saing manufaktur dan jasa modern.
Diharapkan, hal tersebut mempunyai nilai tambah tinggi bagi kemakmuran bangsa, demi keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
(TribunnewsBogor.com/Tribunnews.com/Kompas.com)