Bogor Istimewa
Kabupaten Bogor Istimewa Dan Gemilang

Uji Coba Kanalisasi 2-1 Jalur Puncak - Muncul Kekhawatiran Pedagang hingga Tentang Titik Rawan Macet

Uji coba Sistem Kanalisasi 2-1 dari Simpang Gadog sampai Taman Safari Indonesia (TSI) sejauh 11 kilometer akan dilakukan pada Minggu (27/10/2019).

Penulis: Lingga Arvian Nugroho | Editor: Mohamad Afkar Sarvika
TribunnewsBogor.com/Lingga Arvian Nugroho
Antrean kendaraan mengular Kemacetan di Cipayung, Jumat (25/10/2019). 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Lingga Arvian Nugroho

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, CISARUA - Uji coba Sistem Kanalisasi 2-1 dari Simpang Gadog sampai Taman Safari Indonesia (TSI) sejauh 11 kilometer akan dilakukan pada Minggu (27/10/2019) pukul 06.00 WIB.

Namun, tidak seluruh jalur dari Simpang Gadog hingga Taman Safari Indonesia (TSI) sejauh 11 kilometer bisa diberlakukan tiga lajur.

Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Bambang Prihartono mengakui bahwa tidak semua jalur bisa diterapkan sistem 2-1.

"Iya tidak semua tiga lajur, karena ada di beberapa titik yang mengalami penyempitan, sehingga hanya bisa dilakukan dua lajur saja," katanya.

Titik-titik Kemacetan di Jalur Puncak

Sepanjang 11 kilometer dari Simpang Gadog hingga TSI ada lebih dari lima titik persimpangan menuju pemukiman warga, pasar, ataupun tempat wisata.

Tak jarang titik-titik tersebut menjadi simpul kemacetan ketika meningkatnya volume kendaraan di jalur puncak, ditambah masuk dan keluarnya kendaraan dari persimpangan itu.

Pantauan TribunnewsBogor.com, Jumat (25/10/2019) beberapa titik yang terjadi kemacetan adalah di persimpangan tanjakan gadog (Desa Gadog), simpang Al-Huda menuju Curug Cilember, Simpang Kantor Kurahan Cisarua dan Pasar Cisarua, Tanjakan Cibulan, serta Tanjakan Bima Chakti.

Kemacetan di Simpang Al-Huda saat bus keluar dari arah tempat wisata curug cilember, Jumat (25/10/2019).
Kemacetan di Simpang Al-Huda saat bus keluar dari arah tempat wisata curug cilember, Jumat (25/10/2019). (TribunnewsBogor.com/Lingga Arvian Nugroho)

Untuk mengatasi kemungkinan terjadinya kepadatan lalu lintas, sejumlah petugas pun akan ditempatkan di lima titik utama.

Kepala Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappedalitbang) Kabupaten Bogor Irma Lestian mengatakan bahwa untuk mensukseskan uji coba tersebut Pemkab Bogor bersama BPTJ sudah melakukan rapat kordinasi.

Aparatur daerah pun akan dilibatkan untuk menjaga di 60 titik dan lima titik utama.

"Kita dari Pemda itu sudah standby di setiap titik itu mulai pukul 06.00 WIB sampai Taman Safari itu ada titiknya, 60 titik yang harus kita tempatkan personel ya dan ada 5 titik utama karena per 200 meter itu ada kan," katanya.

Tidak hanya itu, nanti juga akan disiapkan putaran balik untuk para wisatawan yang akan berbelok berbalik arah menuju tempat wisata.

"Memang ada titik titik putar untuk wisatawan di beberapa titik ada delapan titik dari arah Jakarta dan ada empat titik dari arah puncak ke Jakarta itu," katanya.

Warga Diberikan Akses Khusus Untuk Melintas

Kepala BPTJ Bambang Prihartono mengatakan bahwa tujuan utama kanalisasi adalah untuk aksesbilitas warga.

Karena menurutnya penerapan sistem ini bukan sebagai jaminan untuk mengurai kemacetan melainkan untuk memberikan akses jalan kepada warga yang serinhkali terhambat saat penerapam sistem one way.

"Iya yang perlu diinformasikan bahwa ini bukan jaminan untuk mengurai kemacetan tapi untuk memberikan akses kepada warga," katanya.

Meski diterapkan lajur 2-1 dengan pemasangan traficon, warga masih tetap bisa melintas melintang menuju lajur yang dituju.

"Iya kalau warga bisa itu, bisa melintang misalkan keluar gang atau persimpangan warga mau ke arah atas atau bawah bisa, fleksibel saja karena kan traficonnya juga jarang-jarang," katanya.

Hal yang sama juga dikatakan oleh Kepala Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappedalitbang) Kabupaten Bogor Irma Lestian yang akan menempatkan sejumlah petugas kecamatan di setiap persimpangan pemukiman warga.

Sehingga nantinya warga yang ingin melintas dengan cara melintang ke lajur yang dituju bisa dipandu oleh petugas.

"Iya maka itu kita tempatkan di tiap-tiap simpang itu ada petugasnya ya, jadi nanti warga tetap bisa melintang," katanya.

Di sisi lain sistem kanalisas lajuri 2-1 di jalur Puncak, Kabupaten Bogor mendapat respon dari pedagang asongan.

Enjam seorang pedagang asokan di sekitar gadog menyambut baik adanya sistem kanalisasi lajur 2-1 di jalur Puncak.

"Iya kalau saya kan cuma dagang, ya setuju setuju saja," katanya.

Meski demikian dirinya khawatir disaat jalur tersebut diberlakukan lajur 2-1 maka penjualannya akan berkurang.

Kondisi itu dikarenakan saat diterapkan sistem one way pengendara yang menunggu antrean ataupun menunggu jalur dibuka sering kali membeli dagangan kepada tukang asongan.

"Kalau jualan kan harapannya selalu laku, biasanya kalau pas one way itu lagi macet banyak yang jajan sambil nunggu antrean, kalau 2-1 belum tau nanti laku apa enggak," ujarnya.

Sementara itu Danu (33) warga Megamendung berharap dengan kanalisasi 2-1 ini warga memiliki akses untuk beraktfitas.

"Kalau warga mendukung aja asal untuk kebaikan bersama tapi jangan sampai nanti malah kita sulit melintas, ya harapannya semoga jangka panjang ada solusi lain, selain aktifitas warga tidak terganggu juga bebas macet," ujarnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved