Sejarah Sistem One Way Jalur Puncak hingga Uji Coba Penggantian Pola Menjadi Kanalisasi 2-1
Sistem kanalisasi 2-1 diuji coba di sepanjang Jalur Puncak, Kabupaten Bogor dari kawasan Simpang Gadog sampai Simpang Taman Safari hari ini
Penulis: Naufal Fauzy | Editor: Mohamad Afkar Sarvika
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Naufal Fauzy
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, MEGAMENDUNG - Sistem kanalisasi 2-1 diujicoba di sepanjang Jalur Puncak, Kabupaten Bogor dari kawasan Simpang Gadog sampai Simpang Taman Safari hari ini, Minggu (27/10/2019).
Uji coba sistem Kanalisasi 2-1 di Jalur Puncak ini dilakukan sebagai demi mengembangkan alternatif pilihan selain sistem rekayasa lalu lintas buka tutup (one way) yang sudah puluhan tahun diterapkan di Jalur Puncak setiap akhir pekan dan hari libur.
Sistem 2-1 ini merupakan opsi jalan keluar terhadap keluhan masyarakat setempat yang selama ini terganggu aktifitas karena sistem buka tutup (one way) di Jalur Puncak.
Sistem one way (satu arah) sendiri sudah diberlakukan di Jalur Puncak sejak tahun 1985 silam.
Awalnya, sistem one way ini diberlakukan di Jalur Puncak hanya beberapa kilo meter saja.
"Pertama kali one way itu dari Simpang Taman Safari sampai Simpang Pasar Cisarua," kata Dirjen Hubdat Kemenhub, Budi Setiyadi saat meninjau uji coba kanalisasi 2-1 di Simpang Gadog, Megamendung, Kabupaten Bogor, Minggu (27/10/2019).
Karena dinilai masih kurang efektif, kata Dirjen Budi, jarak sistem one way waktu itu kemudian diperpanjang dari Simpang Taman Safari ke Simpang Gadog.
Tidak sampai di sana, jarak sistem one way di Jakur Puncak kembali diperpanjang sampai dari Simpang Gadog ke kawasan Puncak Pass sampai tahun 2019 sekarang.
Sampai akhirnya, kanalisasi 2-1 untuk menggantikan sistem one way ini diuji coba.
"Jadi saya kira yang dilakukan saat ini (uji coba kanalisasi 2-1) oleh BPTJ dan semua jajaran di lapangan itu untuk jangka pendek yang diharapkan mengganti pola yang dari tahun 1985 sampai 2019 yang hanya memperpanjang jarak saja," kata Dirjen Budi Setiyadi.
Dia mengatakan bahwa sistem 2-1 ini dimungkinkan tidak akan menyelesaikan permasalahan menyeluruh terkait kemacetan di Jalur Puncak.
Namun setidaknya, kata dia, sistem yang baru diuji coba ini diharapkan bisa memberikan perubahan terkait masalah kemacetan di Jalur Puncak.
"Pola ini (sistem 2-1) memang merupakan hasil rapat komunikasi berama. Mudah-mudahan ada perubahan walau pun barang kali tidak menyelesaikan masalah secara menyeluruh. Kemudian mudah-mudahan yang dilakukan ini nanti pasti ada evaluasi, hasil evaluasi pasti akan jadi pedoman kita semuanya," pungkas Budi Setiyadi.