Anies Minta Anggaran Aneh DKI Tak Diramaikan, Syamsuddin Haris: Akhirnya Menguap Tanpa Perbaikan
Menurut Syamsuddin Haris, jika tidak diramaikan malah dikhawatirkan akan menguap begitu saja dan tidak ada perbaikan.
Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Damanhuri
Qodari juga mempertanyakan sikap Anies yang menyatakan ada temuan kesalahan sistem di tahun pertama ia menjabat.
• Perlukah STNK Berganti dari Kertas Jadi Kartu? Ini Kata Pemerhati Masalah Transportasi
• Ajakannya ke Anies Untuk Diskusi Tuai Perhatian, Tompi : Pas Ratna Sarumpaet Saya Juga Dibully
Saat ini, lanjut Qodari, Anies sudah masuk dua tahun masa jabatannya dan memilih memperbaiki sistem e-budgeting di pertengahan pembahasan anggaran.
"Seharusnya pergantian dari kemarin-kemarin, jangan sekarang," ujar dia.
Sebelumya, Anies Baswedan cenderung menyalahkan sistem digital yang dibuat beberapa tahun lalu. Anies menilai sistem tersebut sebagai penyebab munculnya anggaran-anggaran aneh seperti lem aibon yang viral.
Anies mengatakan, meskipun saat ini Pemprov DKI menggunakan sistem digital, pengecekannya tetap manual, sehingga banyak anggaran janggal yang lolos.
Anies juga menyinggung anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PSI, William Aditya Sarana yang mengunggah dan meramaikan kesalahan input yang terjadi di sistem e-budgeting tersebut.
"Kami mengetahui (kelemahan sistem e-budgeting) ini sejak tahun lalu. Tapi ya itu tadi, ya kami ini di pemerintahan. Kalau ada masalah, ya dikoreksi, diperbaiki, bukan diramaikan," kata Anies di Bundaran HI, Kamis (3/11/2019).