Ulas Pengertian Soal Radikalisme, Ustaz Abdul Somad Sebut Nama Habib Rizieq dan Teuku Zulkarnain

Ustaz Abdul Somad angkat suara soal radikalisme yang belakangan tengah ramai diperbincangkan. BNPT pun menjelaskan apa itu radikalisme.

Penulis: Mohamad Afkar S | Editor: Ardhi Sanjaya
YouTube tvOne
Direktur Deradikalisasi BNPT, Profesor Irfan Idris dan Ustaz Abdul Somad bahas radikalisme. 

Pengertian radikalisme menurut Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT)

Direktur Deradikalisasi BNPT, Profesor Irfan Idris menjelaskan bahwa radikal dibagi menjadi dua hal.

Pertama radikal konstruktif, kedua radikal desktruktif.

Di BNPT, kata dia, ada lima istilah soal radikal yang memiliki arti atau makna yang berbeda.

Hal itu disampaikannya dalam program acara Indonesia Lawyers Club (ILC) tvOne.

"Ada lima istrilah di BNPT yang kita elabolarasi yang kemudian mencerahkan masayakat kita untuk jangan mudah menjustifikasi seseorang sebagai orang yang radikal hanya karena simbol atau latar belakang pendidikan," jelasnya.

Presentasi di Depan Komisi X DPR RI, Nadiem Makarim Hanya Pakai Selembar Kertas

Politisi PSI William Dilaporkan ke Badan Kehormatan, Taufik: Itu Hak Warga, Enggak Salah

Nama Mantan Kekasih Disinggung di Bridal Shower, Citra Kirana Bereaksi, Sahabat Langsung Terdiam

Satu Almamater dengan Nadiem Makarim, Karir Risa Santoso Rektor Temuda Ini Tak Bisa Diremehkan

Kelima istilah yang dimaksud antara lain radikal, radikalisasi, radikalisme, radikal terorisme, dan deredikalisasi.

"Radikal itu radiks, berpikir sampai akar-akar sampai tuntas. Ciri orang yang berpikir radikal radiks dalam arti positiff ada tiga, berpikir komprehensif, sistematis dan universal," katanya.

"Radikalisasi ini proses, ketiga radikalisme, di sini mulai melenceng makna radikal dari positif menjadi negatif, karena radikal dan isme," tambahnya.

Direktur Deradikalisasi BNPT, Prof Irfan Idris di ILC tvOne.
Direktur Deradikalisasi BNPT, Prof Irfan Idris di ILC tvOne. (Youtube/ Indonesia Lawyers Club TV One)

Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa ada empat makna atau tujuan dari istilah radikalisme itu.

"Yang pertama ingin merubah keadaan dengan radiks sampai tuntas ke akar-akarnya, kedua secara cepat, sekarang yang ketiga, kempat yang tidak benar. Karena memaksakan kehendak, mengatasnamanakan agama dan menggunakan kekerasan," jelasnya.

"Di sinilah mulai melenceng makna radikal yang setiap orang menyebut radikal pasti negatif, kita harus pahami secara radikal juga ini kata radikal, jangan sepotong-potong," tambahnya.

Sedangkan radikal terorisme, lanjutnya, adalah sesuatu yang berbahaya bagi keutuhan bangsa baik secara geografis maupun demografis.

"Dan berbahaya bagi keutuhan berbangsa secara ideologi," tuturnya.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved