Polemik Anggaran DKI
Beda Gaya Anies dan Ahok saat Susun Anggaran Dibahas, Pertanyaan Najwa Shihab Dapat Tepuk Tangan
Gusar mendengar jawaban Amin Subekti, Najwa Shihab pun kembali melayangkan pertanyaan menohok.
Penulis: khairunnisa | Editor: Vivi Febrianti
"Karena saya lihat di sini Pak Anies kaya insecure. Apa yang ditutup-tutupin ? Kalau tidak ada apa-apa ya sudah kita buka aja ke publik," imbuh Ima Mahdiah.
Penjelasan yang diurai Amin Subekti itu juga memicu komentar dari anggota DPRD DKI Jakarta lainnya yakni William Aditya.
William Aditya mengungkap bahwa sebenarnya, akses publik untuk tahu soal anggaran itu terputus kala membahas soal uang.
Ya, saat sudah membicarakan soal rincian dana yang diperlukan, pihak penyusun anggaran akan menutup aksesnya.
"Itu Musrembang, rembug RW itu belum ngomongin duit. Kalau udah ngomongin duit di KUA-PPAS dan RKPD, langsung ditutup aksesnya, transparansinya," urai William Aditya.

Mendengar penjelasan William Aditya, Ima Mahdiah pun mengurai gaya Ahok kala menghadapi persoalan rancangan anggaran.
Diakui Ima Mahdiah, di zaman Ahok, rancangan anggaran itu akan terbuka bahkan ketika baru sampai pada RKPD.
Kala itu, Ahok mengaku ingin masyarakat sendiri yang mengawal soal anggaran dan usulan yang telah mereka ajukan.
"Dibuka bahkan sejak RKPD, sebelum KUPPAS. Karena di sini masyarakat bisa tahu, waktu itu Pak Ahok bilang, kita upload biar kelihatan. Kalau di Musrembang sudah diusulkan, ketika di atas tidak dianggarkan kan bisa ketahuan, bisa menjadi info untuk Gubernur," ungkap Ima Mahdiah.
Karenanya, ketika di periode sekarang justru ditutup aksesnya, Ima Mahdiah menyayangkan sikap Anies Baswedan.
"Sebenarnya Pak Anies kalau mau terbuka dari zamannya RPKD, KUPPAS, yang seperti ini tidak akan terjadi," ucap Ima Mahdiah.
Usai mendengar penjelasan tersebut, Najwa Shihab pun kembali bertanya kepada Amin Subekti soal transparansi Anies Baswedan.
Menurut Amin Subekti, pemerintahan Anies Baswedan sudah mencoba untuk bersikap transparan.
"Jadi menilai transparansi itu apakah salah satunya ketika seluruh rancangan itu bisa diakses oleh publik ?" tanya Najwa Shihab.
"Masing-masing orang boleh punya pendapat, bebas saja. Tapi kami memegang pakem-pakem dalam proses penganggaran. Anggaran itu kan produk dari dua belah pihak, eksekutif dan legislatif. Kemudian ketika sudah dibahas, itulah yang disebut anggaran. Dan kita pasti transparan, dari tahun-tahun sebelumnya juga kita transparan," pungkas Amin Subekti.