Kakak Bunuh Adik
Jeritan Istri Lihat Maxi Berlumur Darah Akibat Ulah Suami, Suasana Berubah Tegang Jelang Subuh
Kakak bunuh adik. Didiuga cemburu atas kedekatan istrinya dengan korban. Pelaku langsung diamankan.
Penulis: Mohamad Afkar S | Editor: Vivi Febrianti
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Pria di Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara meninggal setalah ditebas menggunakan parang oleh kakaknya sendiri.
Korban bernama Maxi Tumundo, warga Desa Beringin, Kecataman Belang, Kabupaten Minahasa Tenggara tewas dibunuh kakaknya, JT pada Rabu (13/11/2019) kemarin.
Pelaku, JT kini telah diamankan pihak kepolisian.
Insiden tersebut terjadi diduga karena pelaku merasa cemburu terhadap korban yang dinilai dekat dengan istrinya.
Hal itu disampaikan langsung Kapolsek Belang, Iptu Martodewata saat dikonfirmasi.
Ia mengatakan bahwa pihaknya masih mendalami kasus pembunuhan tersebut.
Namun menurut informasi sementara, insiden tersebut dilatari kecemburuan pelaku atas kedetakan istrinya dengan korban.
"Memang motif pasti belum bisa kami ketahui, namun berdasarkan informasi, ada sifat kecemburuan dari pelaku atas kedekatan korban dengan istri pelaku. Dikarenakan keduanya memang tinggal serumah," kata Martodewata seperti dilansir TribunnewsBogor.com dari Tribun Manado.
• Cerita Bilik Cinta Warung Remang-remang, Sering Disinggahi Pengendara, Pemiliknya Tewas Tanpa Busana
• UPDATE Kecelakaan Maut di Tol Cipali Libatkan 2 Bus - Kronologi Lengkap hingga Daftar Korban Tewas
Martodewata menjelaskan, korban mengalami luka di bagian kepala dan tangan akibat insiden itu.
"Dari hasil yang didapati korban mengalami luka di bagian kepala dengan hantaman batu.Tangan korban luka akibat hantaman barang tajam tangan. Akan tetapi pihak kami tetap menuggu hasil pasti visum yang akan keluar nanti," jelas Martodewata
Sementara itu Istri JT, Nirma Abas (36) mengungkapkan detik-detik insiden berdarah itu terjadi.
Nirma mengatakan bahwa saat itu Nirma mengaku dirinya dan suaminya sempat beli beras untuk korban yang tinggal di rumah adik perempuan mereka.

"Ketika tiba di sini, niatnya hanya ingin berkunjung saja. Kita sempat membelikan beras kepada mereka sebelum ke rumah. Memang seakan tak ada masalah yang terlihat dan memang tidak ada masalah," ujar Nirma.
Mulanya, lanjutnya dia, memang terlihat tidak ada masalah.
Suaminya saat itu keluar rumah dan dirinya merebahkan badan di kamar.
"Suasana rumah terlihat biasa saja. Tak ada perdebatan di antara mereka," terangnya.
• Kisah Ratna Sari Dewi Nyaris Bunuh Diri, Bung Karno Disuruh Putus Cinta, Ibu Naoko Nemoto Meninggal
• Soal Bom Bunuh Diri, Fahri Hamzah Minta Mahfud MD Buka ke Publik: Pelaku Jangan Disembunyikan
"Setelah mereka berbincang, dia (pelaku) keluar rumah tanpa ada masalah. Korban merebahkan badan di ruang belakang," katanya.
Namun, suasana berbeda terlihat menjelang subuh.
Suami Nirma tiba-tiba bicara tidak karuan di depan rumah.
Rupanya, suami Nirma saat itu dalam pengaruh minuman alkohol.
"Saat saya keluar untuk melihat, tiba-tiba parang langsung dilayangkan ke korban. Sontak saya berteriak karena sudah berlumuran darah. Ipar saya dan suaminya keluar juga," ungkapnya.
FOLLOW:
Lebih lanjut ia mengatakan, pelaku sempat keluar rumah setelah membacok korban
Setelahnya, pelaku menyerahkan diri kepada pihak kepolisian.
"Tapi dia langsung menyerahkan diri. Bahkan dia menghentikan mobil kepolisian dan menyuruh polisi untuk mengamankan dirinya. Mungkin dia sudah sadar dengan perbuatannya," terang istrinya.
Atas insiden tersebut, Nirma pun mengaku terpukul.
• Suami Tusuk Istri yang Hamil 5 Bulan, Perut Korban Sempat Dielus & Dicium: Kamu Mau Lihat Saya Mati
• Detik-detik Pengguna Skuter Listrik GrabWheels Tewas Ditabrak Mobil, Grab Langsung Respon Begini
Padalah, suaminya seharusnya mulai Rabu kemarin bertugas menjaga rakit di Manado.
"Niatnya hanya sebatas silaturahmi saja, kami di Manado tinggal di Maasing. Kalau kejadiannya seperti ini mau dikata apalagi. Nasi sudah jadi bubur, hanya kasihan sama anak dua kami yang masih kecil," ungkapnya.
Keluarga tak menyangka
Saudara ke-5 tersangka dan korban, Desli Tumundo mengaku tak menyangka atas terjadinya peristiwa itu.
"Memang sangat tak menyangka bisa terjadi seperti ini. Saya mendapat kabar setelah peristiwa terjadi. Selama ini, tak ada masalah sama sekali.

Makanya saya sempat heran kenapa peristiwa seperti ini bisa terjadi. Sebagai adik saya hanya bisa menerima apa yang sudah terjadi," ungkap sang adik.
Dia mengaku tak tinggal serumah dengan tersangka dan korban. Dia menyesali ketidakhadirannya.
"Mungkin kalau saya di sini, bisa menghentikan pertikaian mereka. Tapi saya juga tinggalnya di Buyat Boltim. Jadi saya tidak bisa apa-apa," tambah Desli Tumundo.
Korban dan Tersangka pendatang
Warga mengaku tak kenal dekat dengan korban dan pelaku.
"Saya sebagai warga sekaligus perangkat desa, memang tak mengenal dekat keduanya yakni Korban Maxi Tumundo dan pelaku JK. Keduanya hanya pendatang saja di desa ini," tutur Melda Raco warga setempat.
Katanya, saudara perempuan korban dan tersangka yang menetap di Desa Beringin.

"Memang yang terdata di desa ini, hanya adik perempuan mereka bersama suami. Korban ini, sudah lumayan lama bolak balik tinggal di desa ini.
Setelah diminta untuk pengurusan KTP dan kejelasan tempat tinggal, korban enggan memberikan data dirinya. Memang sangat tertutup kalau mau dinilai," ungkapnya.
(TribunnewsBogor.com/TribunManado)