Dibunuh 5 Bulan Lalu, Wanita Tukang Pijat Ditemukan Membusuk di Kamar Kos Pria, Ini Pengakuan Pelaku

Pembunuhan terhadap wanita tukang pijat panggilan di Gresik akhirnya terungkap. Pelaku pembunuhan kini berhasil diamankan pihak kepolisian.

KOMPAS.COM/HAMZAH ARFAH
Lokasi penemuan mayat korban - Untung pelaku pembunuhan saat dihadirkan dalam rilis pengungkapan kasus di Mapolres Gresik, Minggu (8/12/2019). 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Kasus pembunuhan terhadap wanita bernama Kastini (49) akhirnya terungkap.

Korban ditemukan tewas dalam kondisi membusuk pada Minggu (1/12/2019) lalu.

Ia ditemukan tewas di kamar kos milik Muhadi di Kelurahan Sidomoro, Kecamatan Kebomas, Gresik, Jawa Tmur.

Korban dikenal sebagai tukang pijat panggilan.

Saat itu korban ditemukan tewas dalam posisi telentang di atas kasur mengenakan baju warna hijau bermotif dan celana panjang warna abu-abu.

Mulanya, identitas korban tidak diketahui.

Namun setelah dilakukan penyelidikan identitas korban pun berhasil diungkap polisi.

Bus Rombongan Guru TK Kecelakaan di Blitar - 5 Tewas, Puluhan Penumpang Menumpuk di Kemudi

Suami Kaget Lihat Istri Tewas Tergantung di Pintu, Terkuak Unggahan Terakhir WA Bisa Jadi Petunjuk

Berdasarkan hasil penyelidikan dan olah TKP dengan bantuan sejumlah peralatan, terungkap jika korban merupakan warga Gresik.

Kini pelaku pembunuhan terhadap tukan pijat tersebut telah ditangkap polisi.

Pelaku diketahui bernama Untung (53), pria kelahiran Jombang, Jawa Timur.

Untung yang dikenal sebagai tukang jagal di salah satu Rumah Pemotongan Hewan (RPH) di Gresik ini adalah penghuni terakhir kamar kos tempat ditemukannya jenazah korban.

Pelaku berhasil ditangkap polisi tiga hari setelah jenazah korban ditemukan.

"Berdasarkan temuan di TKP, ada beberapa dugaan-dugaan yang dimiliki oleh anggota Satreskrim, sehingga melakukan penyelidikan ke Berau, Kalimantan Timur," ujar Kapolres Gresik, AKBP Kusworo Wibowo, dalam rilis pengungkapan kasus di Mapolres Gresik, Minggu (8/12/2019) seperti dikutip dari Kompas.com.

Salah seorang petugas dari Satpol PP, saat melihat lokasi mayat perempuan di kamar kos, Senin (2/12/2019).
Salah seorang petugas dari Satpol PP, saat melihat lokasi mayat perempuan di kamar kos, Senin (2/12/2019). ((KOMPAS.COM/HAMZAH ARFAH))

Setelah ciri-ciri pelaku diketahui, polisi sempat mencari keberadaan pelaku di Jombang.

Saat itu, petugas mendapat informasi bahwa pelaku berada di Kabupaten Berau Kalimantan Timur.

"Kemudian kami berkoordinasi dengan rekan-rekan Satreskrim Polres Berau, sehingga bisa mengamankan saudara Untung selaku tersangka," ucapnya.

Pelaku sempat terdeteksi tidak langsung menuju Berau, di Kalimantan Timur setelah melakukan pembunuhan.

Nasib 8 Siswi SMA Setelah Video Diduga Pesta Miras Viral di FB, Kepala Sekolah : Mereka Menyesal

Istri Tewas Tergantung di Pintu Kamar Buat Suami Syok, Unggahan di FB Tandai Sosok Ini Jadi Petunjuk

Pasalnya, pelaku sempat menjemput keluarganya yang ada di Serang, Banten, yang kemudian sama-sama diajak menuju Berau sebagai tempat pelarian.

"Tidak lama, hanya dua hari di Serang. Bahkan, dia meminta tolong menjualkan handphone milik korban dan kemudian laku Rp 100.000, yang digunakan sebagai tambahan untuk ongkos menuju Berau," terangnya.

Kini, Untung dijerat dengan Pasal 338 KUHP tentang Pembunuhan dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara.

Motif pelaku

Motif pelaku membunuh korban pun kini telah terungkap.

Pelaku mengaku jika dirinya kerap dimintai uang oleh korban.

"Motif yang bersangkutan menghilangkan nyawa seseorang, dikarenakan Kasniti sering minta uang kepada tersangka," ucap Kapolres.

Untung pelaku pembunuhan terhadap kasniti (tengah), saat dihadirkan dalam rilis pengungkapan kasus di Mapolres Gresik, Minggu (8/12/2019).
Untung pelaku pembunuhan terhadap kasniti (tengah), saat dihadirkan dalam rilis pengungkapan kasus di Mapolres Gresik, Minggu (8/12/2019). ((KOMPAS.COM/HAMZAH ARFAH))

Berdasarkan hasil pemeriksaan, korban kerap meminta sejumlah uang kepada pelaku mulai dari Rp 500 ribu sampai Rp 1 juta.

Kapolres melanjutkan bahwa korban dan pelaku rupanya sudah sama-sama berkeluarga.

Dijelaskannya bahwa bukan tanpa sebab korban meminta uang kepada pelaku.

"Kenapa korban sempat meminta uang kepada tersangka? karena antara korban dengan tersangka memiliki hubungan asmara, yang kurang lebih (sudah berlangsung) selama tujuh tahun," ujar dia.

"(Mereka berdua) sudah terbiasa berhubungan (badan), sehingga korban meminta sejumlah uang kepada tersangka," sambung dia.

Saat ditanya apakah korban ditemukan tak bernyawa dalam keadaan hamil, Kusworo membantahnya.

Suami Kaget Lihat Istri Tewas Tergantung di Pintu, Terkuak Unggahan Terakhir WA Bisa Jadi Petunjuk

Nasib 8 Siswi SMA Setelah Video Diduga Pesta Miras Viral di FB, Kepala Sekolah : Mereka Menyesal

Bantahan tersebut sesuai dengan hasil pemeriksaan dan otopsi yang sudah dilakukan tim medis.

Motif kejadian ini, kata Kapolres, murni karena masalah uang.

Korban dibunuh lima bulan lalu

Seperti diketahui bahwa saat ditemukan kondisi jenazah korban sudah dalam keadaan membusuk.

Ternyata, jenazah korban memang telah dibunuh beberapa bulan lalu.

Korban diperkirakan dihabisi pelaku lima bulan sebelum ditemukan.

"Tepatnya tanggal 3 Juni 2019 (pembunuhan). Saat itu tersangka sedang berada di kamar kos, kemudian korban datang karena profesi yang bersangkutan adalah tukang pijat," tandasnya.

Ketua RT lingkungan kos akui lalai

Polisi diketahui sempat kesulitan dalam mengungkap penemuan mayat berjenis kelamin perempuan, yang ditemukan telah membusuk di salah satu kamar kos milik Muhadi (85), di Kecamatan Kebomas, Gresik, Jawa Timur.

Mayat tanpa identitas tersebut ditemukan pada Minggu (1/12/2019) sore.

Apalagi pemilik kos dan Ketua RT (Rukun Tetangga) setempat mengaku, tidak tahu banyak terkait penghuni kos terakhir yang menghuni kamar ditemukannya mayat perempuan tersebut.

"Pernah meminta kepada pemilik langsung maupun putranya, tapi jawabannya monggo kalau mau minta, silahkan minta sendiri kepada penyewa kos dan warga kos di sini juga tidak terlalu welcome," ujar Ketua RT 005 Mochammad Yakin, saat ditemui di lokasi, Senin (2/12/2019).

Lantaran beberapa kendala tersebut, Yakin kemudian menjadi agak malas untuk kembali meminta identitas penghuni kos di rumah Muhadi, sampai akhirnya Yakin lalai dalam meminta identitas penghuni kos sampai peristiwa tersebut terjadi.

"Karena lalai, ya sudah jadi tidak teringat lagi untuk meminta," ucap dia.

Ke depan, Yakin mengakui bila kejadian ini menjadi pelajaran bagi dirinya sebagai Ketua RT untuk lebih tegas dalam meminta identitas penghuni kos dan menertibkan para pemilik kos yang ada di wilayahnya.

"Ini kan kejadian khusus, saya akan adakan rapat dengan pengurus dan pemilik kos atas kejadian ini. Paling tidak memudahkan saya untuk mendata warga kos, sehingga kalau ada apa-apa data itu sudah ada," kata Yakin.

(TribunnewsBogor.com/Kompas.com)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved