Kaleidoskop 2019
KALEIDOSKOP 2019: 5 Pembunuhan Sadis di Bogor, Mayat Dalam Koper Hingga Misteri Penusukan Siswi SMA
Kasus pembunuhan ini terjadi di wilayah Kota dan Kabupaten Bogor sepanjang tahun 2019.
Penulis: Damanhuri | Editor: Vivi Febrianti
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Kasus pembunuhan sepanjang tahun 2019 yang terjadi di Bogor cukup menyita banyak perhatian.
Kasus pembunuhan sepanjang tahun 2019 ini terjadi di wilayah Kota dan Kabupaten Bogor.
Satu diantaranya pembunuhan sopir taksi online di Kota Bogor yang terjadi pada Kamis (31/11/2019) lalu.
Tak hanya itu, pembuhan sadis juga terjadi di Kabupaten Bogor.
TribunnewsBogor.com merangkum kasus pembunuhan sadis yang terjadi sepajang tahun 2019 di Bogor.
1. Pembunuhan sopri taksi online
Seorang sopir taksi online dibunuh secara sadis oleh pelaku berinisial FD di Jalan Raya Wangun, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor, Kamis (31/11/2019).
Dari hasil pemeriksaan pihak kepolisian FD nekat melakukan penusukan lantaran ingin menguasai uang milik korban.
Ia pun nekat menusukan pisau cutter ke leher korban sebelum menjalankan niat jahatnya mengambil uang di dompet milik korban.

Saat diamankan pihak kepolisian FD terpaksa harus menerima tembakan dikakinya lantaran melawan saat diamankan polisi.
Dari hasil pemeriksaan diketahui FD nekat melakukan perbuatan jahatnya lantaran butuh uang Rp 180 ribu untuk menservice power suplai laptop miliknya.
Pelaku yang sudah kecanduan game online dan gelap mata itu pun nekat menusuk korban untuk mengambil uang di dalam dompetnya.
Dari pengakuan pelaku kepada pihak kepolisian FD mengaku sudah sejak lama kecanduan game online.
Bahkan Ia pun menjadikan game online untuk mencari uang.
"Jadi tsk ini pelaku melakukan perbuatanya ini karena ingin menservice laptopnya, kenapa dia harus menservice laptopnya karena laptopnya itu adalah sarana yang digunakan dia untuk mendapatkan uang melalui game online, game online itu satu satunya sumber dia untuk mendapatkan uang," kata Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota AKP Niko N Adi Putra, Senin (4/11/2019).
Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota, AKP Niko N Adiputra mengatakan bahwa diduga pelaku sudah merencanakan aksi perampokan teresebut.
Ia pun kemudian merencanakan perbuatannya dengan membeli pisau cutter dan memesan taksi online dari ponsel milik seorang penjual warung makanan.
"Kemudian saat dia (pelaku) akan berangkat dia sudah mempersiapkan segala sesuatunya dari sebelum memesan grab makan disalah satu warung disana dan sebelum makan itu dia sudah membeli cutter yang disiapkan," katanya saat pres rilis di Mako Polresta Bogor Kota, Jalan Kapten Muslihat, Kota Bogor, Senin (4/11/2019).
Untuk menjalankan niat jahatnya pelaku pun sempat ke sebuah atm untuk mengambil uang pecahan Rp 100 ribu.
Nantinya uang tersebut digunakan agar korban mengambil kembalian di dalam dompet sehingga pelaku bisa mengetahui jumlahbuang dimiliki korban.
"Kita ketahui bayar daripada trip yang harus dibayarkannya itu Rp 46 ribu dan pada saat itu pelaku sudah memiliki uang sebesar itu tetapi dia harus memaksakan diri untuk menganbil uang di salah satu atm yang pecahannya Rp 100 ribu, kenapa 100 ribu karena dia (pelaku) berharap korban nantiya akan mengeluarkan isi dompetnya setelah korban mengeluarkan isi dompetnya dan jumlah uang di dalam dompet korban itu cukup untuk menservice laptopnya dia dan akhirnya dilakukan itu (penusukan)," katanya.
Namun aksi pencurian itu gagal walaupun pelaku sudah menusuk leher korban.
Korban yang sudah ditusuk itu pun sempat berteriak dan membunyikan klakson hingga pelaku panik dan langsung melarikan diri.
Atas perbuatanya pelaku terancam hukuman maksimal 20 tahun penjara.
2. Mayat dalam Koper
Warga Bogor sempat dibuat geger dengan penemuan mayat dalam koper.
Mayat dalm koper itu ditemukan di jurang pinggir Jalan Teluk Waru, Desa Curug Bitung, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, pada Minggu (10/11/2019) sore.
Kondisi tubuh mayat ditemukan sudah membengkak diduga karena proses pembusukan.

Tubuh mayat ini ditemukan terbungkus plastik hitam dengan posisi melipat sehingga bisa masuk ke dalam koper.
Mtersebut langsung dibawa oleh aparat Polsek Nanggung ke RS Polri Kramat Jati untuk diperiksa oleh tim forensik.
Pihak kepolisian sampai saat ini masih melakukan penyelidikan terkait identitas mayat pria dalam koper yang ditemukan di kawasan hutan di Nanggung, Kabupaten Bogor.
Kapolres Bogor AKBP Muhammad Joni mengatakan bahwa korban diperkirakan sudah tewas sejak 4 sampai 7 hari lalu sehingga kondisi yang sudah membusuk sulit mendeteksi sidik jari korban.
"Sementara kita masih melakukan penyelidikan terkait identitas korban. Karena dari hasil forensik tersebut ada beberapa mortem yang diambil dari sidik jari itu sudah dalam keadaan hancur," kata Muhammad Joni kepada wartawan, Senin (11/11/2019).
Untuk mencari identitas korban, kata dia, pihaknya mengajukan beberapa ciri-ciri lain yang bisa diajukan untuk mendapatkan identitas korban seperti dari rambut, gigi termasuk dari hasil DNA.
Nantinya, kata dia akan ciri itu juga diumumkan kepada publik untuk menemukan kecocokan dengan keluarga korban.
"Apabila ada keluarga yang merasa kehilangan keluarga dengan ciri-ciri tadi, kita akan meminta cek DNA-nya. Kita bisa pastikan keluarganya tersebut adalah benar korban tersebut," ungkap Joni.
Diberitakan sebelumnya, pihak kepolisian menyatakan bahwa mayat pria misterius dalam koper yang ditemukan di kawasan hutan di Nanggung, Kabupaten Bogor diduga korban pembunuhan.
"Indikasi kasus pembunuhan," kata Kapolres Bogor AKBP Muhammad Joni saat dikonfirmasi TribunnewsBogor.com, Senin (11/11/2019).

Berdasarkan pemeriksaan tim forensik sementara, kata dia, ditemukan ada luka di bagian kepala korban.
Lanjut Joni, luka tersebut diduga diakibatkan oleh benturan benda tumpul.
"Luka di kepala akibat benda tumpul," kata Muhammad Joni.
Selain itu, Joni mengatakan bahwa mayat tersebut diperkirakan sudah membusuk selama 5 sampai 7 hari.
Namun, sampai saat ini, pihak kepolisian masih mendalami lebih lanjut kasus temuan mayat dalam koper tersebut termasuk identitas korban.
"Identitas belum diketahui," ungkap Joni.
3. Mayat di Tol Bocimi
Sosok mayat yang ditemukan di km 58 Tol Bocimi, kawasan Cigombong, Kabupaten Bogor pada 17 September 2019 lalu sempat membuat hebih warga.
Mayat laki-laki berinisial AW yang ditemukan tewas dengan luka-luka akibat benda tajam.
Satreskrim Polres Bogor butuh waktu satu bulan lamanya untuk mengungkap kasus ini.
Dalam kasus ini, dua pelaku pembunuhan terhadap korban ditangkap di Panyileukan, Bandung pada 19 September 2019.
Mereka adalah RZ dan DF yang berasal dari daerah Cibubur.
"Kurang lebih 1 bulan, dua pelaku tersebut berhasil kita tangkap persis di Kecamatan Panyileukan, Kota Bandung," kata Kapolres Bogor AKBP Muhammad Joni dalam jumpa pers di Mapolres Bogor, Senin (28/10/2019).

Dia mengatakan bahwa pihaknya melakukan upaya-upaya penyelidikan teesebut dengan menentukan dulu identitas korban termasuk keluarga kemudian melakukan penyelidikan secara mendalam motif termasuk indikasi siapa pelakunya.
Kedua pelaku, kata dia, merupakan warga yang berasal dari kawasan Cibubur.
Seusai dilakukan pembunuhan, mobil korban juga sempat dibawa pelaku untuk dicuci di Depok.
Kemudian mobil itu digadaikan pelaku kepada seseorang di kawasan Cianjur namun tanpa disertai surat-suratnya.
Motif pembunuhan ini kata Joni, pelaku RZ cemburu karena terjadinya percintaan segitiga.
Kemudian RZ melakukan pembunuhan berencana dibantu DF sang pacar.
"Berawal dari motif pelaku adalah cemburu karena ada terjadinya percintaan segitiga. Di sini pelaku merasa cemburu terhadap si korban sehingga meniatkan untuk melakukan pembunuhan berencana," kata Muhammad Joni.
RZ yang merupakan sopir taksi ini merasa cemburu terhadap korban AW yang diketahui berprofesi sebagai driver online.
Sebab pacar RZ, yakni DF seorang Pemandu lagu berpacaran dengan korban AW.
Pembunuhan itu dilakukan di Rest Area 45 Tol Jagorawi sebelum akhirnya korban dibuang di Tol Bocimi di hari yang sama pada 17 September.
Dalam kasus ini polisi mengamankan barang bukti golok, pakaian korban, HP dan mobil.
"Sementara kita jerat kasus tersebut dengan tindak pidana pembunuhan berencana pasal 340 junto 338 KUHP dengan ancaman hukumannya pidana mati atau 20 tahun penjara," ungkap Joni.
4. Balita Ditenggelamkan di Bak Mandi
Seorang balita tewas setelah ditenggelamkan di bak mandi.
Insiden pembuhunan ini terjadi di Desa Cipayung Girang, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor.
Kapolres Bogor AKBP Andi M Dicky menuturkan bahwa pembunuhan tersebut dilakukan oleh pelaku pada Sabtu (29/7/2019).
Semua itu, dilakukan pelaku di dalam kamar kontrakan pelaku di Desa Cipayung Girang, Megamendung sekitar waktu pagi menjelang siang.
Cara pelaku membunuhkan korban, kata Dicky adalah dengan cara menenggelamkan korban ke dalam air.
"Pelaku mencelup atau merendam korban ke dalam sebuah bak tempat penampungan air sampai meninggal dunia," kata Dicky di Mapolres Bogor, Jumat (5/7/2019).

Dicky menjelaskan bahwa motif pelaku melakukan pembunuhan itu adalah karena kelainan seksual yang diidapnya.
Pelaku, kata Dicky memiliki kecendrungan menyukai anak di bawah umur serta dipengaruhi juga oleh pornografi.
"Sebelumnya yang bersangkutan (tersangka) menonton film porno. Kemudian yang bersangkutan pada pagi harinya itu berjualan. Dan bertemu dengan korban itu yang datang ke kontrakan minta makanan, diberikan. Kemudian korban meminta lagi uang dan diberi Rp 2000," terang Dicky.
Setelah itu, lanjut Dicky, tersangka meminta korban untuk menciumnya dengan diiming-imingi sejumlah uang sekitar Rp 5.000.
Namun permintaan tersangka ini ditolak oleh korban sampai akhirnya pelaku melakukan pemaksaan.
"Kemudian pelaku memaksa, korban berontak, pelaku panik kemudian merendam dan membunuh korban," katanya.
Tidak sampai di situ, setelah korban meninggal, tersangka melakukan pencabulan terhadap korban.
"Pencabulan ini (terhadap korban) bukan sekali ini, tapi ini sudah yang kedua kali, tetapi kali ini yang menolak," kata Dicky.
Ia menuturkan bahwa tersangka dijerat dengan pasal 338 KUHP, juga pasal 81 dan 82 UU Perlindungan Anak dengan ancaman maksimal penjara seumur hidup.
5. Siswi SMA Ditusuk
Misteri kematian siswi SMK dui Bogor hingga saat ini masih belum terungkap.
Sampai saat ini pihak kepolisian masih belum bisa memecahkan kasus pembunuhan siswi SMK Baranangsiang Andriana Noven Yubelia Cahya yang tewas ditusuk di gang belakang Masjid Raya Kota Bogor, pada Selasa (8/1/2019)
Kapolresta Bogor Kota Kombes Pol Hendri Fiuser mengatakan bahwa pihak kepolisian masih kesulitan untuk memperjelas wajah pelaku yang terekam CCTV pada waktu kejadian.
"Kita memiliki bukti petunjuk berupa cctv tapi tidak jelas, sudah kita laporkan sudah kita bawa ke Pusinafis tidak bisa juga dibesarkan karena memang juga resolusi CCTV itu sangat rendah, pecah," katanya usai pres rilis pengungkapan penangkapan penyalahgunaan narkoba, Kamis (24/1/2019) di Mako Polresta Bogor Kota.
Sementara itu mengenai saksi Kombes Pol Hendri mengatakan bahwa tidak ada saksi yang mengenal sosok pelaku yang terekam CCTV.
"Dan saksi di tkp tidak melihat dengan jelas siapa yang ada di CCTV ini, kemudian teman-teman korban saksi saksi yang kita ambil tidak ada yang mengenali siapa orang ini (pelaku).

Mengenai dugaan terkait apakah pelaku meruoakan orangsuruhan, Ia pun mengatakan bahwa kemungkinan bisa terjadi.
Meski demikian pihaknya tidak ingin menyimpulkan.
"Segala kemungkinan bisa terjadi tapi kita tidak bisa menyimpulkan seperti itu kita bisa bilang pembunuh bayaran atau teman dekat korban yang memang kita belum teliti untuk mengungkap secara IT dan lain-lain itu bisa saja terjadi," ujarnya.
Sebilah badik dengan sarung berwarna coklat dibawa oleh pihak kepolisian Polsek Bogor Timur usai mendatangi lokasi penusukan siswi SMK di Bogor.
Polisi yang baru saja melakukan olah TKP dan melakukan penyelidikan di lokasi membungkus badik tersebut dengan plastik.
"Iya ini di temukan di lokasi," ujar seorang petugas polisi mengenakan kemeja putih.
Setelah memasang police line dan menemukan sebilah badik tersebut polisi pun langsung menaiki mobil polisi dan meninggalkan lokasi.
Sebelumnya diberitakan Siswi SMK Baranangsiang Kota Bogor, Adriana Yubelia Noven tewas ditusuk di Gang belakang Masjid Raya Kota Bogor, Jalan Riau RT 4/3, Kelurahan Baranangsiang, Kecamatan Bogor Timur, Selasa (8/1/2019).
Peristiwa yang terjadi di Gang belakang Masjid Raya Bogor, Jalan Riau RT 4/3, Kelurahan Baranangsiang, Kecamatan Bogor Timur itu terekam kamera CCTV yang mengarah ke lokasi kejadian.(*)
(TribunnewsBogor.com/Damanhuri)