Pameran Perupa Perempuan
Perupa Perempuan Bogor Rotua Magdanela, Melukis Soal Feminisme Lewat Narasi di Dalam Karya Seni
Karya-karyanya banyak mengesksplore soal feminisme yang bersatu dengan narasi dan perasaan kemanusiaan.
Penulis: Tsaniyah Faidah | Editor: Vivi Febrianti
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Tsaniyah Faidah
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR TENGAH - Sebagai seorang perempuan, tidak hanya mengurus segala sesuatu namun juga bisa berkarya.
Perempuan membuat landasan dalam hidup, bergerak, dan tidak pernah melupakan akar yang mana Tuhan menitipkan bumi kepada para perempuan sebagai sang ibu bumi.
Hal inilah yang menginspirasi salah seorang Perupa Perempuan Bogor, Rotua Magdalena yang telah melalang lintang memamerkan karya rupanya ke masyarakat luas.
Karya-karyanya banyak mengesksplore soal feminisme yang bersatu dengan narasi dan perasaan kemanusiaan.
"Lukisan saya tentang sebuah perjalanan seorang perempuan. Karena saya suka narasi, jadi saya menginstall beberapa karya yang bercerita," kata dia ditemui saat Pameran Senirupa Perempuan di Rumah Dinas Wali Kota Bogor, Sabtu (21/12/2019).
Karya-karyanya banyak dieksplorasi menggunakan media kayu dan kain baik secara manual sampai digital.
Ada 11 karya lukisannya dipamerkan di Pameran Senirupa Perempuan yang bertema I'm In Love ini.
Salah satu lukisan miliknya yang dipamerkan di Pameran Senirupa Perempuan adalah tentang izin seorang Srikandi kepada suaminya karena hendak pergi, sambil menitipkan anak kepada sang suami.
"Disinilah emansipasi terjadi," ucap Rotua Magdalena.
Menurut dia, adakalanya perempuan harus pergi meninggalkan rumah atas izin suami hanya untuk mendapatkan hak ruang dan waktunya.
"Sebetulnya perempuan itu hanya butuh ruang dan waktu, serta dapat dipercaya. Ada waktunya kita bilang sama lelaki, it's the time. Tapi terkadang ada yang mengerti dan support," ucap dia.
Lukisan Rotua Magdalena lainnya berjudul Mana Isi Piringku, tentang seorang anak yang dikelilingi banyak piring kosong.
Lukisan ini menarasikan, apakah ada yang ingin berbagi untuk mengisi piring tersebut setelah melihat adanya keinginan dan harapan dari mata seorang anak yang sedang mencari isi piringnya.
"Dalam hidup seperti itu. Kita harus sharing, saling berbagi," ucap dia.