Kronologi Gadis 12 Tahun Dijebak Pacar hingga Dirudapaksa di Penginapan, Terkuak Berkat Ayah Korban

Seorang anak di bawah umur jadi korban rudapaksa yang dilakukan oleh pacarnya. Korban diajak ke penginapan.

TribunnewsBogor.com/Grafis Tribunwow/Kurnia Aji Setyawan
Ilustrasi pelaku - Ilustrasi pencabulan. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Seorang gadis di bawah umur menjadi korban tindakan asusila yang dilakukan sekelompok pemuda.

Peristiwa itu terjadi di Sangatta, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur.

Setidaknya ada enam orang yang diduga melakukan tindakan asusila terhadap anak di bawah umur itu.

Satu diantaranya merupakan pacar dari korban.

Korban diduga dirudapaksa oleh pelaku yang saat itu dalam keadaan mabuk minuman oplosan.

Dikutip dari Tribun Kaltim, korban masih berusia 12 tahun.

Tindak asusila itu bermula ketika korban dan pacarnya pergi ke penginapan di kawasan Sangatta utara pada Senin (23/12/2019).

Korban berangkat dari rumahnya pada siang hari.

Bersama pacarnya, korban langsung diajak ke sebuah penginapan.

Rudapaksa Janda yang Pingsan, Nasib Remaja Ini Berakhir Nahas Setelah Korban Sadar

Kisah Siswi SMP Sering Dibully hingga Alami Trauma Setelah Dirudapaksa Pacar, Korban Dicekoki Miras

Remaja 15 Tahun Hamil 6 Bulan Diperkosa Ayah Kandung, Pelaku Siap Nikahi Sang Putri: Sudah Terlanjur

Kronologi Wanita Ditemukan Tewas di Kebun Jagung, Korban Sempat Bilang ke Ibu Akan Ditraktir Teman

Setibanya di penginapan, ternyata sudah ada lima teman pacar korban yang menunggu.

Korban seolah sedang dijebak oleh pacar.

Kemudian korban diajak mengonsumsi minuman oplosan hingga tak sadarkan diri.

Para pelaku diketahui mencapur minuman alkohol dengan obat batuk cair hingga serbuk berenergi.

Setelahnya, para pelaku langsung melancarkan aksinya terhadap korban.

"Dalam kondisi mabuk itulah, mereka secara bergantian merudapaksa korban,” ujar Kasatreskrim Polres Kutai Timur, AKP Ferry Putra Samodra, Rabu (25/12/2019).

Ilustrasi pencabulan.
Ilustrasi pencabulan. (Grafis Tribunwow/Kurnia Aji Setyawan)

Aksi tak terpuji pelaku itu ternyata tak berhenti di situ.

Pelaku melanjutkan aksinya di tempat penginapan yang berbeda.

Pada malam harinya, mereka pindah ke penginapan lainnya dan melakukan hal sama kepada korban.

Terungkap bermula dari upaya ayah korban melakukan pencarian

Ayah korban mengatakan bahwa anaknya pergi dari rumah sejak siang hari.

27 Penumpang Bus Tewas Terjun ke Jurang Sedalam 80 Meter, Korban Selamat Pecahkan Kaca Minta Tolong

Kisah Siswi SMP Sering Dibully hingga Alami Trauma Setelah Dirudapaksa Pacar, Korban Dicekoki Miras

6 Tahun Simpan Dendam Karena Ibunya Pernah Diperkosa, Siswa SMK Tusuk Tetangganya Hingga Tewas

Disetubuhi saat Tidur Sendirian di Kamar, Tak Disangka Reaksi Wanita Ini Bikin Pelaku Tak Berkutik

Ketika itu, sang ayah meminta anaknya membuatkan susu untuk keponakannya yang mashi bayi.

Kemudian ayah korban mendengar bayi menangis dan langsung memanggil anaknya namun tidak ada jawaban.

Saat dicek ke kamarnya pun tidak ada.

“Ayahnya sempat menghubungi handphone Bunga. Tapi tidak aktif. Lalu bersama keluarga melakukan pencarian,” ujar Ferry.

Hingga waktu menunjukkan pukul 23.00 Wita, korban belum juga ditemukan.

Saat itu, ayah korban bertemu dengan aparat polisi yang sedang melakukan patroli dan melakukan pencarian bersama.

Hingga akhirnya korban pun ditemukan sekira pukul 00.30 WIB dini hari.

Korban berada di sebuah penginapan dengan sekelompok pemuda yang tak satupun dikenal oleh ayahnya.

Sang ayah kemudian menanyakan pada anaknya apa yang terjadi.

Ternyata ia telah dirudapaksa oleh pacar dan kawan-kawannya.

"Ayahnya tidak terima dan melapor pada polisi,” ujar Ferry.

Pelaku diamankan

Enam pemuda tersebut kini telah diamankan pihak kepolisian.

Kronologi Wanita Ditemukan Tewas di Kebun Jagung, Korban Sempat Bilang ke Ibu Akan Ditraktir Teman

Kerangka Manusia di Bantul Diduga Wanita yang Hilang Sejak 2009, Wasiat Ini Bisa Jadi Petunjuk

Wakil Bupati Buton Utara Jadi Tersangka Pencabulan Anak, Kini Dipecat dari Ketua DPD II Golkar

Ketahuan Setelah Jadi Tersangka Pencabulan, Husein Alatas Punya Tato Gambar Wanita Telanjang

Kasus tersebut ditangani unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Kutai Timur.

Dari enam pemuda yang diamankan, dua di antaranya masih berstatus pelajar.

Sedangkan tiga lainnya, remaja dibawah umur dan putus sekolah serta satu pemuda dewasa.

"Pemeriksaan masih terus berlangsung,” ungkap Ferry.

Ilustrasi Pencabulan
Ilustrasi Pencabulan (Tribun Lampung)

Keenam pelaku berinisial ME (19), AR (16), Lc (16), RS (17), WN (14) dan An (14).

Keenam pemuda tersebut, menurut Ferry terancam hukuman penjara 15 tahun.

Sebagaimana termaktub dalam undang undang nomor 35 tahun 2014 tentang perubahan atas Undang-Undang nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan anak.

Dalam pasal 76D, yang menyebutkan setiap orang dilarang melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain.

Kejadian hampir serupa pernah terjadi di Talang Ubi, PALI.

Seorang siswi SMP di Kecamatan Talang Ubi, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Sumatera Selatan mendapat perlakuan tak senonoh dari laki-laki diduga pacarnya berinisial B.

Siswi SMP berusia 14 tahun ini dirudapaksa oleh pacarnya yang kini sedang dalam pencarian polisi.

B merupakan siswa kelas dua SMP di Kecamatan Talang Ubi, PALI.

Kejadian itu bermula ketika korban bertemu dengan pacarnya pada Senin (16/12/2019() di Lapangan Gelora sekira pukul 16.00 WIB.

Saat itu, korban dicekoki minuman keras hingga akhirnya tak sadarkan dri.

Hal itu diungkapkan oleh Kanit Resktrim Polsek Talang Ubi Aipda Hairil Rozi saat dikonfirmasi.

"Korban lalu dicekoki minuman keras dari pacarnya, sehingga tidak sadarkan diri," kata Rozi, Rabu (18/12/2019).

Pada malam harinya, lanjut Rozi, orang tua korban mendapat informasi bahwa anaknya sedang berada di kawasan Pahlawan Kecamatan Talang Ubi.

Mendapat informasi itu, orang tua korban pun langsung bergegas menuju lokasi.

"Senin malam orang tuanya langsung menjemput mawar. Dan pukul 11 malam, keluarga melaporkan ke Polsek Talang Ubi," terangnya.

"Kemudian setelah di visum pada celana dalam korban masih ditemukan bercak darah,"tambahnya.

Anak Sopir Angkot di Bogor Diduga Diperkosa Anak Pejabat, Keluarga Korban Lapor Polisi

Kaget Dengar Pengakuan Anaknya Soal Ini, Pria di Banjarbaru Malah Rudapaksa Sang Anak hingga Hamil

Kini, pihaknya telah berkoordinasi dengan psikolog di Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Peremupan dan Perlindungan Anak (DPPKB-PPPA) Kabupaten PALI.

Hal itu mengingat kondisi korban saat ini masih drop.

Rozi menambhakan bahwa pihaknya kini masih terus mendalami kasus tersebut.

"Kita masih terus melakukan pengembangan dan mencari pacar korban. Mereka sama-sama masih di bawah umur," ucapnya.

Korban cerita sering di-bully

DPPKB-PPPA angkat suara terkait kejadian menimpa siswi SMP yang dirudapaksa pacarnya.

Seperti diketahui bahwa DPPKB-PPPA memberikan pendampingan terhadap siswi SMP korban pemerkosaan ini.

Staf Pusat pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) DPPKBPPPA PALI, Eka menuturkan korban mengalami trauma dan sempat enggan berbicara dengan siapapun.

Namun pada akhirnya korban pun bercerita tentang dirinya.

"Dia (korban pemerkosaan) awalnya masih trauma. Namun setelah kita diskusikan melalui psikolog, barulah ia sedikit mau bercerita yang ia alami," jelasnya.

Eka pun mengungkapkan bahwa korban ternyata kerap mendapat perlakuan tak mengenakan di sekolahnya.

Korban pun curhat bahwa dirinya kerap di-bully di sekolah.

Kronologi Gadis 24 Tahun Dirudapaksa Kakak Beradik di Kebun Jengkol, Korban Tak Berdaya dan Pingsan

Cabuli Siswi SMP Sambil Direkam, Pria Ini Sebar Videonya Tapi Salah Kirim, Begini Nasibnya Sekarang

Hal tersebut membuat korban merasa pusing hingga akhirnya berkenalan dengan teman laki-lakinya melalui Facebook beberapa bulan lalu.

"Anaknya pendiam dan jarang ngomong. Jadi sering di-bully di sekolah. Mungkin itulah membuat korban kenal dengan pacarnya itu," kata Eka.

Eka pun mengatakan jika korban saat itu sadar sedang berada di daerah Pahlawan Kecamatan Talang Ubi.

Saat itu, korban mengaku sedang galau lantaran sering di-bully di kelasnya.

"Ini menjadi pelajaran kita semua yang harus memperhatikan anak kita terlebih yang baru menginjak remaja." ujarnya.

Eka pun mengimbau kepada seluruh pihak sekolah atau wali kelas agar tidak bosan melarang sesama pelajar saling ejek.

"Untuk kondisi korban saat ini sudah sedikit pulih dan mau sekolah kembali, sementara proses hukumnya kami serahkan ke pihak berwajib," ucapnya.

(TribunnewsBogor.com/TribunKaltim)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved